Beda Pengakuan Bharada E & Ferdy Sambo Terkait Siapa Penembak Brigadir J, Ini Hasil Lie Detector

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pernyataan berbeda Ferdy Sambo dan Bharada E terkait kematian Brigadir J

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Terdapat perbedaan pengakuan antara Bharada E alias Richard Eliezer Pudihang dengan Ferdy Sambo terkait siapa penembak 

Bharada E dan Ferdy Sambo diketahui memberikan pernyataan yang berbeda terkait penembak Brigadir J.

Sebelumnya Bharada E juga menunjukkan kekecewaannya karena proses rekonstruksi tidak sesuai dengan pernyataannya, melainkan Ferdy Sambo.

Saat dites menggunakan alat Lie detector, Bharada E sempat menyebut Ferdy Sambo juga ikut menembak Brigadir J.

Namun, pengakuan Bharada E itu kemudian dibantah pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis.

Menurut Arman, Ferdy Sambo membantah pengakuan Bharada E yang menyebutnya sebagai penembak terakhir Brigadir J.

Berikut rangkuman faktanya dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Ferdy Sambo Bantah Keterangan Bharada E soal Ikut Menembak Brigadir J'.

Baca juga: Tuduhan Pelecehan Seksual Brigadir J Terhadap Putri Candrawathi Disebut Tak Benar, Tidak Ada Bukti

Baca juga: Bripka RR Ngaku, Sempat Ambil Barang Ini Milik Brigadir J, Nekat Ditaruh di Kamar Anak Ferdy Sambo

Kolase TribunJakarta (YouTube Polri TV, TribunJakarta)

1. Bharada E Sebut Ferdy Sambo Ikut Tembak Brigadir J

Tersangka pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J, Bharada Richard Eliezer alias Bharada E menyebut Ferdy Sambo juga ikut menembak rekannya itu ssat di rumah dinas Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Hal ini sekaligus merubah keterangan awal soal skenario Ferdy Sambo. Bharada E sendiri saat ini sudah mencabut keterangan awal dan merubah keterangan dengan sejujur-jujurnya.

Kuasa hukum Bharada E, Ronny Talapessy menyebut awalnya kliennya diperiksa menggunakan alat lie detector alias pendeteksi kebohongan.

"Karena klien saya dari sebulan yang lalu sudah di tes lie detector setelah ada perubahan.

Klien saya sudah jujur fokusnya bagaimana sekarang pemberkasannya cepat, supaya kita bisa fight di pengadilan," kata Ronny saat dihubungi, Sabtu (10/9/2022).

Dalam pemeriksaan lie detector, Bharada E diperiksa soal posisi Bharada E mulai dari Magelang, Jawa Tengah hingga di lokasi penembakan Brigadir J.

Dalam pemeriksaan itu, kata Ronny, ada hal krusial yang diungkapkan oleh kliennya. Hal itu adalah soal Ferdy Sambo yang juga menembak Brigadir J.

"Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak J.

Klien saya menjawab saya pertama dan FS yg menembak terakhir," ucapnya.

2. Mencabut keterangan awal

Untuk itu, Ronny melanjutkan, kliennya mencabut keterangan awal dan dilakukan pemeriksaan ulang sebagai tersangka pada Kamis (8/9/2022) kemarin.

"Pencabutan beberapa point keterangan di BAP yg awal karena ada keterangan yang tidak benar (skenario FS). Masih ada keterangan yg masih pakai skenario awal (FS) makanya kita cabut," ungkapnya.

Bharada E dan Ferdy Sambo (YouTube Kompas TV)

3. Ferdy Sambo membantah

Ferdy Sambo membantah keterangan Bharada Richard Eliezer alias Bharada E yang menyebut jika dirinya menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Hal ini diungkapkan pengacara Ferdy Sambo, Arman Hanis.

"Dalam pemeriksaan klien kami dan pada saat pemeriksaan konfrontasi, klien kami dan tersangka yang lain membantah hal tersebut," kata Arman saat dihubungi, Sabtu (10/9/2022).

4. Akan dibuktikan di persidangan

Arman menyebut keterangan Bharada E itu nantinya akan dibuktikan sesuai fakta dalam persidangan nanti.

"Sehingga atas keterangan Bharade E tersebut semuanya akan diuji fakta-faktanya dalam persidangan," ucapnya.

Pengakuan Lain Bharada E

Ada pengakuan terbaru Bharada E atau Richard Eliezer saat menjalani lie detector ( tes kebohongan) tentang sosok penembak terakhir Brigadir J atau Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Bharada E merupakan salah satu tersangka yang menembak Brigadir J atas perintah atasannya, Ferdy Sambo.

Namun, setelah Bharada E menembak teman sesama ajudannya itu, ada sosok lain yang turut menembak Brigadir J setelahnya.

Hal itu berdasarkan pengakuan Bharada E saat menjalani tes kebohongan yang dilakukan penyidik Bareskrim sebulan lalu.

Di sisi lain, Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik menduga ada tiga penembak terhadap Brigadir J di rumah dinas Ferdy Sambo di Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Taufan menyatakan itu berdasarkan sejumlah bukti dari otopsi ulang maupun uji balistik.

Ia menegaskan, bukti-bukti itu tidak hanya satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.

Taufan menyebut, di antara orang ketiga yang memiliki kemungkinan menembak Brigadir J, bisa Brigadir Ricky Rizal alias Brigadir RR, Kuwat Maruf selaku sopir atau istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Pengacara Bharada E, Ronny Talapessy mengatakan hasil lie detector menunjukan kliennya jujur.

“Salah satu poin krusial adalah siapa saja yang menembak J. Klien saya menjawab saya (Bharada E) pertama, dan FS (Ferdy Sambo) yang menembak terakhir,” tutur Ronny pada wartawan, Sabtu (10/9/2022)

Ia mengungkapkan pemeriksaan Bharada E dengan lie detector berlangsung sebulan lalu.

Itu ketika Bharada E mulai memberikan keterangan berbeda dengan skenario Ferdy Sambo soal tembak menembak.

"Lie detector yang ditanyakan ke klien saya terkait dengan peristiwa di Duren Tiga,” ucapnya.

Di sisi lain, Ronny mengatakan kliennya saat ini menyibukkan diri dengan beribadah.

“Sekarang posisinya lebih mendekat kepada Tuhan, banyak berdoa,” sebut Ronny.

Namun demikian, Ronny menjelaskan kliennya memiliki trauma pascakematian Brigadir J.

Hingga kini assesment dan terapi psikologi terus dilakukan berkala.

"Kita kemarin melakukan assesment psikolog juga, terus ada tahapannya kita juga terapi, kemarin terapinya 1,5 jam," ucapnya.

Oleh karena itu Ronny bakal meminta penyidik Polri untuk mempertemukan Bharada E dengan keluarganya.

Hal itu dinilai menjadi salah satu langkah memulihkan kondisi mental Bharada E.

Sebab sejak ditetapkan sebagai tersangka, Bharada E disebut belum pernah bertemu dengan orang tua.

"Kita akan minta supaya klien saya bisa dipertemukan dengan orang tua untuk menguatkan mental, memulihkan trauma," tandasnya.

Dalam perkara ini Bharada E menjadi salah satu tersangka dugaan pembunuhan berencana pada Brigadir J.

Komnas HAM soal peluang istri Ferdy Sambo

Sementara itu, Ketua Komnas HAM, Taufan menyinggung soal terbukanya peluang Putri Candrawathi ikut melakukan penembakan terhadap Brigadir J.

Hal tersebut menurutnya berdasarkan sejumlah bukti dari otopsi ulang maupun uji balistik.

Bukti-bukti menegaskan tidak hanya satu peluru yang mengenai tubuh Brigadir J.

"Tak mungkin dari senjata yang satu. Pasti dari lebih dari satu senjata, bisa lebih dari dua senjata. Makanya saya munculkan juga ada pihak ketiga," ujar Taufan Damanik dalam acara Rosi yang ditayangkan Kompas TV pada Jumat (9/9/2022) malam.

"Kalau kita baca keterangan Kabareskrim sebagai sebuah analisis (dugaan pihak ketiga) itu sah-sah saja dia bilang. Tetapi sekali lagi saya ingin penyidik mendalami kemungkinan ada pihak ketiga," tegasnya.

Dia melanjutkan, diduga penembak ketiga merupakan orang yang berada di lokasi saat kejadian penembakan Brigadir J.

Taufan Damanik pun membenarkan adanya peluang Putri Candrawathi ikut melakukan penembakan.

"Iya (termasuk Putri menembak). Makanya saya katakan juga berkali-kali saya mungkin dibaca mungkin record-nya (CCTV) diambil,"

"Saya katakan saya belum begitu meyakini konstruksi peristiwa yang dibuat oleh penyidik sekarang, karena masih bergantung dari keterangan demi keterangan," jelasnya.

"Kita mendorong penyidik ini untuk mendalami, jangan hanya terbatas kepada keterangan semata-mata. Mereka katakan ada bukti lain. Sebab begini, ada satu problem yang luar biasa di situ, (yakni) dihilangkannya CCTV di dalam rumah," lanjut Taufan Damanik.

Beberapa waktu lalu, Taufan pernah mengatakan bahwa pelaku penembakan Brigadir J bisa saja lebih dari dua orang.

Akan tetapi, Taufan mengatakan, pelaku yang menembak dalam kasus ini masih dalam perdebatan lantaran bukti yang ada hanya diperoleh dari keterangan para pelaku.

"Saya kira nanti (uji balistik) senjata (dan pembuktian) macam-macam bisa membuktikan siapa sesungguhnya yang menembak, satu orang, dua orang atau mungkin bisa saja lebih dari dua orang," ujar Taufan saat ditemui di kantor Komnas HAM, Senin (29/8/2022).

Taufan mengatakan, saat ini yang paling penting adalah mengungkap peristiwa penembakan tersebut dengan terang benderang.

Komnas HAM, ujar Taufan, akan berfokus pada proses pengungkapan kasus pembunuhan Brigadir J sesuai dengan fakta yang sudah dikumpulkan.

"Saya kira tugas penyidik saat ini untuk mendalami dan mencari bukti-bukti (peristiwa lain) selain keterangan (pelaku)," imbuh dia.

(Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta)

Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BEDA PENGAKUAN Bharada E dan Ferdy Sambo Soal Penembak Brigadir J, Sudah Dites Pakai Lie Detector