Kunci Jawaban

SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 5 Kelas 3 Subtema 2 Pembelajaran 5 Hal 91, Temukan Kata & Istilah Khusus

Editor: Talitha Desena
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi, soal dan kunci jawabanTema 5 Kelas 3 SD Subtema 2 Pembelajaran 5 Halaman 9

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Subtema 2 Pembelajaran 5 Halaman 91 akan mengajak anak-anak untuk belajar mengenai kata dan istilah sulit dari bacaan.

Berikut ini soal dan kunci jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Subtema 2 Pembelajaran 5 Halaman 91, dimana anak-anak akan membaca tentang artikel 1 dan 2 tentang cuaca.

Dengan mempelajari soal dan kunci jawaban tTema 5 Kelas 3 SD Subtema 2 Pembelajaran 5 Halaman 91, anak-anak dapat menambah kosakata dan istilah khusus.

Berikut jawaban dari soal temukan kata atau istilah khusus di artikel 1 dan 2 dalam Buku Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 91.

Soal di atas terdapat pada Tema 5 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 yang berjudul Cuaca.

Tepatnya berada di Subtema 2 Pembelajaran 5 bagian Ayo berdiskusi.

Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 8 Kelas 6 Hal 25-27, Hal Positif yang Bisa Dicontoh dari Negara Singapura

Baca juga: SOAL & KUNCI JAWABAN Tema 7 Kelas 5 Subtema 2 Hal 102 103, Reaksi Rakyat dalam Menyambut Proklamasi

ILUSTRASI CUACA (portugalresident.com)

Siswa sebaiknya membaca artikel 1 yang berjudul "Pengaruh Cuaca terhadap Kesehatan dan Perilaku" di halaman 88 dan artikel 2 yang berjudul "Perubahan Cuaca Penyebab Kenaikan Jumlah Pasien" sebelum mengerjakan soal di atas.

Setelah membaca teks bacaan pada artikel 1 dan 2, siswa akan lebih mudah menemukan kata atau istilah khusus di kedua artikel tersebut.

Kunci Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 91

Ayo Berdiskusi

Dapatkah kamu menemukan kata atau istilah khusus seperti Edo dan teman-teman?

Diskusikan bersama temanmu.

Tuliskan hasil diskusimu di kolom berikut ini.

Jawaban:

Pada Artikel 1 dan Artikel 2 memberikan informasi yang hampir mirip.

Semuanya menjelaskan tentang penyebab cuaca terhadap kondisi kesehatan tubuh.

Cuaca yang tidak menentu dapat menimbulkan penyakit tertentu seperti alergi hingga infeksi saluran pernapasan.

Namun ada juga beberapa cuaca yang membuat kita lebih nyaman dalam menjalankan aktivitas.

Seperti udara sejuk yang dapat membuat tidur menjadi nyenyak dan hari yang cerah dapat membuat suasana harti yang senang.

Jawaban Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 91

 

Kata/Istilah Khusus di Artikel 1:

1. Cuaca Panas

2. Cuaca Dingin

3. Cuaca Hujan

4. Cuaca Cerah

Kata/Istilah Khusus di Artikel 2:

1. Perubahan cuaca tidak menentu.

2. Cuaca panas dan dingin.

3. Daya tahan tubuh terganggu.

4. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA)

Jenis Makna Kata dan Contohnya

Dikutip dari buku Mengenal Ilmu Bahasa (2018) oleh Yendra mengtakan, makna merupakan hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai. Perwujudan makna digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga saling dimengerti. 

Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah sebagai arti atau pengertian yang diberikan kepada bentuk kebahasaan. 

Terdapat dua jenis makna, yaitu makna lingustik dan makna sosial. Makna sosial memiliki sifat kontekstual, di mana pembahasannya meluas pada latar belakang budaya atau kultur dalam berbahasa. 

sementara makna linguistik adalah makna bahasa yang kita temukan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Terdapat dua jenis makna lingustik, yakni makna leksikal dan makna gramatikal. Berikut penjelasan makna linguistik dan contohnya, yaitu: 

Makna leksikal 

Makna leksikal adalah makna lambang kebahasaan tanpa melihat konteks. Jenis makna leksikal merujuk pada arti sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks. 

Makna leksikal disebut juga makna yang terdapat dalam kamus. Prosedur komponen makna leksikal sebagai berikut: 

  • Penamaan (naming) atau penyebutan (labeling): menggunakan lambang yang berwujud satu kata berdasrkan pengalaman dan pengetahuan seseorang.
  • Parafrasa: menganalisis komponen makna lebih terperinci dengan melihat deskripsinya.
  • Mendefinisikan (definition): pengembangan dari parafrasa untuk menjelaskan makna agar lebih rinci.
  • Mengklasifikasikan (classified): menhubungkan dengan kelas kata. Kelas tersebut dapat berupa cirinya.

Para ahli bahasa meyakini bahwa makna kata tidaklah tunggal. Satu simbol dapat mewakili lebih dari satu bahkan memiliki padanan kata yang sangat beragam. Berikut lima jenis makna leksikal, yakni: 

  • Hiponim

Hiponim merupakan kata yang secara leksikon mewakili himpunan atau kelompok kata tertentu. Kata yang memiliki makna hiponim mewakili banyak hal, yang mengakibatkan generalisasi. Contohnya:

    • Leksikon halaman, merupakan meronim dari kata buku.
    • Leksikon jari, merupakan meronim dari kata tangan.
    • Leksikon pintu, merupakan meronim dari rumah.
  • Sinonim

Sinonim disebut juga persamaan kata. Kata yang secara leksikon (yang tertera dalam kamus) berbeda tetapi memiliki kedekatan atau persamaan makna. Contohnya:
Laki-laki – pria – cowok – jantan – jaka
Perempuan – wanita – gadis – betina – dara
Rendah – pendek – bawah
Tinggi – jangkung – atas – luhur

  • Antonim

Antonim disebut juga lawan kata. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang berbeda atau bertolak belakang. Contohnya:
Gelap – terang
Tebal – tipis
Kuat – lemah
Panas – dingin

  • Homonim

Homonim disebut juga persamaan bunyi. Kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan bentuk yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya:

Kata bulan memiliki bunyi dan bentuk yang sama tetapi maknanya dapat berbeda. Bulan dapat diartikan sebagai satelit alami yang mengitari bumi, tampak bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari. Namun kata bulan merujuk pada satuan penanggalan.

Kata jarak berarti ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Namun jarak juga dapat merujup pada tanaman perdu dengan bahasa latin Ricinus communis.

Makna gramatikal

Makna gramatikal adalah makna kata yang ditimbulkan setelah dihubungkan dengan kalimat. Fungsi kalimat sebagai satuan kebahasaan memunculkan makna gramatikal pada sebuah kata.

Jenis makna kata ini terjadi akibat adanya afikasi (imbuhan), reduplikasi (pengulangan kata), komposisi, pembentukan frasa, klausa, serta kalimat.

Maka makna gramatikal disebut juga hubungan intra bahasa karena berkaitan dengan satuan bahasa lainnya dan maknanya tidak dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan struktur kebahasaan dan hubungan antarkalimat, makna gramatikal dikelompokan sebagai berikut:

  • Anomali

Makna yang menimbulkan penyimpangan atau kelainan karena tidak dapat diterima secara umum. Dari sudut pandang gramatikal, relasi makna anomali dipandang tidak logis. Contohnya:

Ayahku melahirkan.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali karena ayah merupakan sosok berjenis kelamin laki-laki. Umumnya laki-laki tidak memiliki rahim, sehingga tidak dapat melahirkan.

Anak yatim itu tinggal bersama ayahnya di rumah.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali yatim merujuk pada orang yang tidak memiliki ayah karena ditinggal mati.

  • Ambigu

Makna yang kabur atau mengandung interpretasi dan multitafsir. Makna yang ditangkap seseorang dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Maka ambigu disebut juga makna ganda. Contohnya:

Saya makan dengan ikan.
Kalimat di atas dapat bermakna “saya makan menggunakan lauk ikan”, tetapi dapat juga diartikan sebagai “saya makan bersama dengan ikan”.

Dia bawa motor.
Kalimat di atas dapat bermakna “dia mengendarai motor”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “dia mengangkat motor”.

  • Parafrasa

Disebut juga makna yang sepadan. Jenis makna kata ini mengungkapkan tataran makna gramatikal tanpa menghilangkan makna leksikal. Contohnya:

Saya adalah anak tunggal.
Kalimat tersebut setara dengan makna “saya tidak memiliki saudara kandung”.

Dian selalu datang tepat waktu.
Kalimat tersebut setara dengan makna “Dian tidak pernah datang terlambat”.

  • Entailmen

Makna yang terjadi akibat proses pembentukan dan hubungan dengan makna lainnya. Suatu makna dapat menyimpulkan makna lain yang berhubungan. Contohnya:

Roni sekarang tidak bekerja.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “Roni pengangguran”.

Dia kuliah di Yogyakarta.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “dia adalah seorang mahasiswa”.

  • Praanggapan

Disebut juga presuppotition. Makna kata yang ditimbulkan dari asumsi atau anggapan. Contohnya:

Orang berkacamata pasti pintar.
Semua orang kaya rupawan.
Orang Indonesia ramah.

  • Kontradiksi

Makna kata yang menimbulkan pertentangan. Makna kata yang satu bertolak belakang dengan makna kata yang lainnya. Contohnya:

Orang miskin yang punya banyak mobil.
Kesedihan itu membuatnya bahagia.

  • Inkonsistensi

Makna kata yang tidak selaras antara analogi dan obyek yang dianalogikan. Ketidakselarasan tersebut terjadi akibat makna kata yang tidak sepadan atau timpang. Contohnya:

Kakak merasa lebih tua dari adik.
Kalimat tersebut menjadi timpang karena kakak memang diartikan saudara yang lebih tua dari adik.

Mahasiswa lebih pintar dari anak SD.
Kalimat ini inkonsisten karena membandingkan kedua hal yang tidak sepadan. Tingkat pendidikan SD dan perguruan tinggi bedanya sangat jauh.

  • Tautologi 

Makna yang memuat pernyataan sebenar-benarnya sesuai keadaan sebenarnya tanpa diubah. Jenis makna ini berkaitan dengan fakta atau keadaan yang nyata. Contohnya:

Ibu saya seorang wanita.
Bola jatuh ke bawah.

*) Disclaimer:

- Jawaban di atas hanya digunakan oleh orang tua untuk memandu proses belajar anak.

- Soal ini berupa pertanyaan terbuka yang artinya ada beberapa jawaban tidak terpaku seperti di atas.

(Tribunnews.com/Farrah PutriKompas/Rosy Dewi Arianti Saptoyo)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Temukan Kata atau Istilah Khusus di Artikel 1 dan 2, Buku Tema 5 Kelas 3 SD Halaman 91 dan di Kompas.com dengan judul Jenis Makna Kata dan Contohnya