TRIBUNNEWSMAKER.COM - PECAH TANGIS seorang anak melihat ayahnya terkulai lemas di atas kasur setelah ditabrak oleh sebuah truk di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Dalam kasus ini, ayah dari Zahir Fadholuminallah (25), Kavin Karya (49) ditabrak oleh truk tangki.
Diketahui, insiden ini terjadi pada April 2023, namun hingga kini keluarga korban masih menunggu pertanggungjawaban dari pihak penabrak.
Pihak penabrak hingga kini masih belum memberikan kejelasan secara pasti terkait pertanggungjawabannya.
Dalam kasus ini, keluarga korban masih berutang biaya pengobatan rumah sakit.
Biaya pengobatan rumah sakit diketahui mencapai Rp 102 juta.
Keluarga korban hingga kini masih merasa sulit untuk melunasinya.
Padahal bulan depan adalah jatuh tempo pembayaran. Hal tersebut dijelaskan oleh Zahir dengan banjir air mata.
Sang anak tak menyangka bahwa ayahnya ditabrak truk tangki tangki berkapasitas 16.000 liter solar
Tubuh sang ayah dihantam begitu keras oleh truk tangki tersebut.
Hingga pada akhirnya, korban mengalami sejumlah luka serius diantaranya patah tulang bahkan limpa dan ginjal sebelah kiri pecah.
Hal ini membuat Kavin harus diangkat lewat tindakan operasi.
Baca juga: INNALILLAHI! Kecelakaan Kereta Api Paling Tragis, 1.700 Tewas, India Menangis, Pemicu dari Indonesia
Belum selesai permasalahan ditabrak truk tangki, kini keluarga Kavin Karya juga dibuat bingung dengan tunggakan biaya rumah sakit yang jumlahnya mencapai Rp 102 juta.
Zahir Fadholuminallah (25) putra sulung dari Karvin Karya tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kronologis kejadian kecelakaan yang mengakibatkan limpa dan ginjal sang ayahnya sampai pecah.
Diketahui, keluarga Karvin ini memiliki usaha warung makanan dan minuman yang ada di depan rumah yang jarak antara bibir jalan dan rumahnya kurang lebih 10 sampai 15 meter.
Dia mengatakan, kendaraan yang menabrak ayahnya merupakan mobil tangki pengangkut solar yang berasal dari Muara Enim menuju ke Palembang dalam keadaan kosong.
"Jadi waktu itu kejadiannya pas habis Maghrib, selesai buka puasa Abah duduk duduk di depan (di warung) sambil mengelap meja dan secara mengejutkan mobil tangki itu nyasar dan menabrak Abah yang sedang duduk di warung hingga terpental kurang lebih lima meter dari posisi awal Abah duduk," ujarnya saat dikonfirmasi.
Baca juga: GEGER! Penemuan Jasad Tanpa Identitas di Denpasar, Diduga Dibunuh:Ada 10 Luka Tusuk, Bersimbah Darah
Baca juga: ASTAGFIRULLAH! 20 Emak-emak Penumpang Kereta Kelinci di Klaten Nyungsep ke Sawah, Korban Luka Ringan
Zahir mengaku anggota keluarga tidak ada yang melihat pada saat Karvin tertabrak, hanya mendengar suara dentuman keras dari depan rumahnya.
Setelah mendengar dentuman keras itu keluarga Kavin langsung berlari keluar rumah.
Betapa kagetnya sudah ada mobil yang menabrak warung makanannya.
"Mobil itu juga menabrak tiang listrik jadi pada saat itu aliran listrik di tempat kami langsung padam. Kami mencari Abah sekitar lima menitan dan ternyata Abah sudah dalam keadaan tergeletak di tanah dengan kondisinya yang patah tulang," katanya.
Melihat hal tersebut keluarga Karvin langsung membawanya ke rumah sakit umum Daerah untuk mendapat perawatan.
"Kondisi pada pada saat kami temukan masih melek tapi posisi melek nya itu udah ngga bisa ditanyain sudah seperti ngga sadar tapi matanya masih melek," katanya.
Zahir juga mengatakan pada saat sang ayah sudah dibawa ke rumah sakit dan ayahnya sudah sadar.
Dari pengakuan Zahir sang ayah tidak ingat apapun kejadian yang menimpa dirinya.
Akibat dari tragedi mengenaskan tersebut kondisi limpa serta ginjal sebelah kiri dari sang ayah mengalami pecah.
Kini ginjal tersehut harus dilakukan operasi dan diangkat.
Proses tersebut kurang lebih memakan waktu dua Minggu.
Setelah itu, korban baru dilakukan operasi ortopedi.
"Ayah saya kurang lebih mendapat perawatan di rumah sakit itu satu bulan dengan menjalani dua kali operasi," ujarnya.
Selama satu bulan perawatan itu, Karvin mendapat perawatan di ruang ICU dan diletakkan di bangsal VIP untuk membuat sang ayah nyaman dan itu berdasarkan kordinasi dengan pihak perusahaan.
"Jadi kurang lebih setelah satu Minggu di rawat di rumah sakit, pihak perusahaan melalui kuasa hukumnya datang ke rumah sakit katanya mau bertanggung jawab, mereka mau membantu klaim biaya asuransi dan biaya yang dikeluarkan selama di rumah sakit mereka akan bayar," ujarnya.
Pihak perusahaan melalui Mas Boy selaku pihak manajemen perusahaan juga mengatakan akan bertanggung jawab dan meminta rincian pengeluaran selama ada di rumah sakit dari makanan sampai dengan obat-obatan.
"Setelah kami rincikan apa saja yang kami keluarkan saat Abah di rumah sakit dan kami kirimkan kepada dia, tapi setelah itu mereka tidak ada respon lagi, itu kami konfirmasi kembali pada saat Abah mau operasi ke dua," katanya.
Pada saat diselidiki lebih lanjut ternyata Mas Boy yang merupakan pihak manajemen dari perusahaan mobil itu diduga merupakan anak dari pemilik mobil atau perusahaan dan sampai sekarang belum juga ada komunikasi antara ke dua belah pihak ini.
"Kemarin pas hari Rabu mereka ingin datang untuk menarik mobil yang diwakili oleh pihak lawyer dari perusahaan. Namun tidak kami berikan karena masalah ini belum usai," bebernya
Bahkan dikatakan oleh Zahir, beberapa Minggu sebelum lawyer tersebut datang pihak perusahaan melalui lawyernya sempat menghubungi.
Lawyer tersebut mengatakan bahwa pihak perusahaan menyanggupi untuk membatu biaya pengobatan sebesar Rp 20 juta dari pihak sopir dan Rp 10 juta dari pihak perusahaan.
Namun, keluarga korban merasa biaya tersebut kurang.
Pasalnya, biaya yang harus dilunasi mencapai Rp 102 juta.
"Kami bilang kurang karena biaya di rumah sakit sampai Rp 102 juta dan itu merupakan biaya tertunggak yang belum kami bayarkan." ucap Zahir
"Sedangkan batas limit pembayaran itu sampai bulan depan, sampai saat ini kami belum temukan titik terang," ujarnya tegas.
Mendengar hal tersebut, pihak dari perusahaan dari penuturan Zahir mengatakan bahwa pihak perusahaan hanya sanggup membantu biaya sebatas itu saja.
"Jadi mereka malah bilang kalau mau bawa kasus ini ke ranah hukum ya silahkan katanya seperti itu. Daripada untuk melunasi hutang sebesar Rp 102 juta itu," katanya.
Padahal secara prinsip Zahir dan keluarga ingin menyelesaikan kasus ini secara kekeluargaan bukan ke ranah hukum.
"Mereka itu diawal respon mereka baik dan positif tapi setalah dua Minggu Abah di rawat mereka tidak ada kabar lagi bahkan yang menjamin Abah bisa keluar dari rumah sakit itu merupakan bantuan dari pihak DPR perwakilan dari Hujan Mas, sehingga kami bisa dapat limit pelunasan sampai bulan depan," katanya.
Kini, Zahir dan keluarga masih menunggu pertanggungjawaban pelaku.
(TribunSumsel/Fransiska Kristela)
Berita ini telah diolah dari artikel TribunSumsel.com.