Berita Kriminal

INNALILLAHI! Nekat Tenggak Miras Oplosan, Siswa SMK di Bantul Tewas, Sudah Diingatkan Tetapi Ngeyel

Penulis: Candra Isriadhi
Editor: Eri Ariyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi minuman keras. Niat hati ngoplos minuman keras, siswi SMK asal Bantul malah meregang nyawa.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Innalillahi! nekat minum miras oplosan, nyawa siswa SMK di Bantul malah melayang.

Seorang siswa SMK asal Bantul, Yogyakarta nekat mengonsumsi miras oplosan.

Naas setelah minum miras oplosan siswa tersebut meninggal dunia.

Siswa tersebut diduga tewas karena miras oplosan yang dikonsumsinya.

Dilansir dari Tribun Jogja (21/6/2023) korban yang malang tersebut berinisial (RA 17).

RA diketahui merupakan warga Kalurahan Gilangharjo, Kapanewon Pandak, Bantul.

Ilustrasi miras. (Freepik.com)

Kronologi lengkap kematian RA diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Bantul Iptu I Nengah Jeffry.

Nengah Jeffry mengungkapkan jika peristiwa tewasnya siswa SMK ini menjadi sorotan masyarakat sekitar.

Peristiwa bermula ketika RA mengajak kedua temannya yakni RW (17) dan BT (20).

Mereka rencananya akan minum minuman keras pada Sabtu (17/6/2023) pukul 13.00.

Pesta miras itu dilakukan di rumah BT yang berada di Padukuhan Jodog, Gilangharjo, Pandak.

Baca juga: KABAR Arzum Balli Cewek Turki Dinikahi PPSU Pondok Labu, Kini LDR dengan Suami, Repot Urus 2 Anak

“Berdasarkan keterangan para saksi, korban sempat menunjukkan kalau minuman yang dibawanya dapat menyala ketika dibakar."

"Lalu meminta kepada RW untuk membeli campuran berupa satu kaleng soda,"

"satu sachet minuman energi, dan satu botol minuman energi botol,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa (20/6/2023).

Korban dan RW pun menenggak miras oplosan tersebut.

Ilustrasi kebakaran. (Istimewa)

Setelah habis satu botol, RW tertidur di sofa. Kemudian pada pukul 15.00, BT menjemput temannya yang berinisial AK (21) di daerah Manding, Bantul.

Sesampai di rumah BT, korban menawari AK sisa satu botol miras yang ada ke AK, namun tawaran itu ditolak AK.

Karena AK menolak selanjutnya minuman tersebut diminum dan dihabiskan sendiri oleh korban, setelahnya korban tidur di di sofa ruang tamu.

Baca juga: ASTAGFIRULLAH! Syahwat Tak Terkendali, 3 Pria Rudapaksa Teman Sendiri hingga Alami Pendarahan Parah

Baru sekitar pukul pukul 18.30, korban dan lainnya pun pulang dari rumah BT.

“Keesokan harinya, RA mengeluh tak enak badan dan muntah-muntah."

"Pada Minggu sore, keluarga pun mengantarkan RA ke RS UII.'

"Dan sekitar pukul 20.30 WIB, korban dinyatakan meninggal dunia,” katanya.

Ilustrasi mabuk. (tribunlampung.com)

Korban dimakamkan pada Senin (19/6/2023) kemarin.

Informasi adanya korban Miras Oplosan tersebut baru diketahui polisi seusai korban meninggal dunia.

Polisi pun mendatangi dan memeriksa TKP dan hanya menemukan botol air mineral yang sudah kosong yang diduga digunakan untuk mengoplos miras.

Sampai saat ini polisi juga belum mengetahui diketahui darimana korban memperoleh miras tersebut.

Salah satu warga Jodog yang enggan disebut namanya, mengungkapkan mereka yang meminum Miras Oplosan di rumah warga di Jodog itu bukan pertama kalinya.

Warga sekitar pun sudah mengingatkan agar para remaja tersebut tak minum minuman keras.

“Dulu sudah pernah diingatkan warga, namun ternyata masih terulang."

"Mungkin karena rumah yang dipakai minum-minuman ini jauh dari warga yang lain sehingga lebih bebas mereka kumpul,” ucapnya.

FIFA Turut Prihatin Atas Tragedi Kanjuruhan, Induk Sepakbola Dunia Kibarkan Bendera Setengah Tiang

 FIFA turut prihatin atas kejadian tragedi kanjuruhan, bendera setengah tiang dikibarkan di Swiss.

Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka saat partai Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya Surabaya tersaji di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/2022) malam WIB.

Duel bertajuk Derbi Jawa Timur tersebut berakhir dengan kerusuhan setelah tuan rumah Arema FC takluk dari Persebaya Surabaya dengan skor 2-3.

Kekalahan tersebut adalah yang pertama bagi Arema FC setelah 23 tahun tak terkalahkan saat bermain di kandang dari Persebaya Surabaya.

Pascalaga, beberapa pendukung memasuki lapangan untuk meluapkan kekecewaannya atas hasil tersebut terhadap para pemain dan ofisial Arema.

Seperti dilaporkan BolaSport.com sebelumnya, kericuhan semakin melebar dengan terjadinya kepanikan massa akibat adanya tembakan gas air mata oleh aparat kepolisian.

Baca juga: Aremania Ungkap Pemicu Tragedi Arema Vs Persebaya, Sesalkan Tembakan Gas ke Tribun: Seperti Dibantai

Aremania membopong korban kericuhan saat laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022). (SURYAMALANG.COM/Purwanto)

Hingga berita ini diterbitkan, tercatat ada sekitar 182 korban jiwa dan lebih dari 300 orang yang mendapatkan perawatan.

Presiden FIFA, Gianni Infantino, menyatakan melalui laman resmi otoritasnya bahwa ini adalah hari yang gelap bagi seluruh insan sepak bola.

"Dunia sepak bola sedang terkejut menyusul insiden tragis yang terjadi di Indonesia pada akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan," kata Gianni Infantino.

"Ini adalah hari yang gelap bagi semua yang terlibat dalam sepak bola dan sebuah tragedi di luar pemahaman."

"Saya menyampaikan belasungkawa terdalam saya kepada keluarga dan teman-teman para korban yang kehilangan nyawa setelah insiden tragis ini."

"Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, semua pikiran dan doa kami bersama para korban, mereka yang telah yang terluka, bersama rakyat Republik Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Persatuan Sepak Bola Indonesia, dan Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini," ujar Gianni Infantino.

Baca juga: Presiden Jokowi Soroti Tragedi Arema FC vs Persebaya, 100 Orang Lebih Tewas di Stadion Kanjuruhan

FIFA turut prihatin atas kejadian tragedi Kanjuruhan, bendera setengah tiang dikibarkan di Swiss. (FIFA.COM)

FIFA lalu memerintahkan pihak terkait untuk melakukan investigasi secara mendalam atas tragedi kelam yang menimpa sepak bola Indonesia ini.

PSSI selaku federasi sepak bola Indonesia juga telah menurunkan tim untuk mengusut tuntas tragedi ini.

Sebagai bentuk penghormatan, markas pusat FIFA yang berada di Kota Zurich, Swiss, mengibarkan bendera negara anggota setengah tiang.

Dunia sepak bola berduka atas tragedi kanjuruhan yang memakan korban ratusan jiwa dan diingat sebagai salah satu bencana kelam sepak bola Indonesia, bahkan di dunia.

(TribunnewsMaker.com/Candra/TribunJogja.com)

Diolah dari artikel TribunJogja.com.