TRIBUNNEWSMAKER.COM - SAKIT HATI ajakannya pulang ditolak istri, seorang pria di Kabupaten Batubara, Sumatera Utara (Sumut) nekat menghabisi nyawanya sendiri.
Pria tersebut mencoba melakukan aksi bunuh diri di jembatan jalan utama Desa Tanjung Parapat, Batubara.
Diketahui, pria berusia 52 tahun tersebut menjalani kehidupan sehari-harinya sebagai petani.
Pria bernama Junaidi itu merupakan warga Desa Tanjung Parapat, Kecamatan Laut Tador, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.
Warga setempat dibuat heboh dengan penemuan jasad Junaidi.
Warga langsung melaporkan kejadian itu kepada kepolisian setempat.
Kapolsek Indrapura, Akp Jonni Damanik saat dikonfirmasi Tribun-Medan.com membenarkan kejadian tersebut.
Baca juga: VIRAL! Sempat Diajak Nonton Video Porno, Gadis Usia 16 Tahun di Pasar Minggu Disetubuhi Ayah Tirinya
Menurutnya, penemuan jasad tersebut pada Selasa(20/6/2023) pagi.
"Semalam itu penemuannya, sekitar jam 08.00 wib." kata Joni, Rabu (21/6/2023).
"Korban atas nama Junaidi tergantung di jembatan di Jalan Desa Tanjung Parapat," ujarnya lagi.
Kata Kapolsek, Junaidi menghabisi nyawanya diduga karena memiliki masalah keluarga.
Junaidi sempat berkelahi dengan sang istri beberapa hari sebelum tewas.
Baca juga: SYOK! Pergoki Suami & Syahnaz Selingkuh, Istri Rendy Kjaernett Nyaris Tutup Usia:Dinding Rahim Robek
Hubungan rumah tangga keduanya sempat berada di ujung tanduk.
Keduanya dikabarkan sering cekcok dalam beberapa hari terakhir.
Selain itu, Junaidi diketahui juga sering mabuk beberapa waktu belakangan.
Junaidi juga diketahui sempat melakukan KDRT terhadap istrinya.
Lantaran tak tahan, sang istri akhirnya memilih untuk meninggalkan suaminya.
"Berdasarkan keterangan sang istri, Junaidi akhir-akhir ini kerap mabuk dan melakukan KDRT." ujar Joni.
"Tak tahan, istri korban meninggalkan rumah dan menyewa ditempat yang lain," imbuhnya.
Baca juga: ASTAGFIRULLAH! Gadis SMP di Lampung Disetubuhi 2 Ayah Tiri, Diancam Akan Dibunuh Jika Tak Melayani
Lanjutnya, Junaidi sempat meminta istrinya untuk kembali pulang ke rumah yang ditempatinya.
Namun, sang istri menolak untuk kembali satu rumah dengan korban.
"Disitu, berdasarkan keterangan si istri, dia bilang besok untuk bilangkan Selasa semalam." Jelas Joni.
"Dia mau pergi meninggalkan istrinya, dan benar saja, korban ditemukan menggantung di jembatan Jalan Desa Tanjung Parapat," ujarnya.
Jelas Kapolsek, di TKP, petugas juga menemukan satu botol racun herbusida sistemik yang ditenggak korban sebelum gantung diri.
Kini korban telah divisum oleh tim medis dan diserahkan kepada keluarga.
"Korban sudah di visum dan dilakukan pemeriksaan luar. Keluarga menolak untuk dilakukan otopsi, jadi jenazahnya sudah kami serahkan ke pihak keluarga," pungkasnya.
BERITA KRIMINAL LAINNYA! Wanita di Kolaka Tega Aniaya Suami hingga Tewas, Lalu Akhiri Hidup dengan Minum Racun
Seorang wanita di Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), berinisial ISAJ (55) tega membunuh suaminya berninisial T (58).
Peristiwa itu terjadi pada Selasa (23/5/2023) pukul 12.22 Wita.
Korban ditemukan dalam kondisi tergeletak di bawah kolong rumah kebun dengan posisi terlentang dan bersimbah darah.
Diduga korban dianiaya oleh sang istri saat tengah tidur.
Baca juga: TEGA! Ayah di Bantul Cabuli Anak Tiri yang Masih di Bawah Umur, Pelaku Beraksi saat Korban Tertidur
Kapolres Kolaka Timur AKBP Yudhi Palmi DJ mengungkapkan dugaan tindak pidana kekerasan dalam rumah tangga tersebut terjadi di rumah kebun milik pasangan suami istri itu di Dusun IV Mattiro Deceng, Desa Penanggootu, Kecamatan Lambandia, Kabupaten Kolaka Timur.
Kejadian ini diketahui setelah pelaku menelepon anak perempuannya bernama Lina (31) untuk melihat ayahnya di kebun.
Kemudian, Lina memberitahu suaminya bernama Arbi (41) lalu mengajaknya ke kebun.
"Lokasi kebun atau TKP berada di atas gunung. Jarak rumah anaknya dengan kebun milik orangtuanya sekitar setengah jam naik motor," katanya kepada kompas.com, Rabu (24/5/2023) malam.
Tiba di kebun milik orangtuanya, Lina dan suaminya kaget setelah melihat ayah kandungnya tergeletak di bawah kolong rumah kebun dengan posisi terlentang dan bersimbah darah.
Dia menduga korban dianiaya istri saat tengah tidur.
Hal ini lantaran di tubuh pelaku tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.
Anak korban tidak melihat ibunya di sekitar lokasi kejadian.
Namun, polisi menemukan dua bilah parang, satu pisau, satu lembar kartu Keluarga, satu lembar baju dan satu lembar celana milik korban serta karpet plastik.
Sementara di rumah kebun lain, yang tak jauh dari lokasi kejadian ditemukan lagi parang.
Baca juga: ASTAGFIRULLAH! IRT di Lampung Nekat Buat Laporan Palsu ke Polisi, Ngaku Dibegal Padahal Motor Dijual
Sementara pelaku dalam kondisi terkapar karena meminum racun.
Dia mengatakan pelaku diduga meminum racun setelah menelepon anaknya agar melihat bapaknya di kebun.
Lina bersama suaminya lalu menghubungi keluarganya dan warga lainnya yang berada di kampung untuk datang ke tempat kejadian perkara (TKP).
Setelah warga berdatangan di TKP, korban T dan istrinya dibawa ke puskesmas Lambandia untuk diperiksa.
"Berdasarkan interogasi dari anaknya, orangtuanya tidak pernah cekcok. Motif penganiaya tidak kami ketahui karena keduanya sama-sama meninggal dunia, dan di lokasi kejadian juga tidak ada saksi, hanya mereka berdua saja," ujarnya.
"Kondisi pelaku sudah sekarat saat ditemukan sehingga tidak bisa kami minta keterangan. Dan sekitar pukul 24.00 Wita tadi malam pelaku dinyatakan meninggal dunia akibat minum racun serangga," lanjutnya.
Dia mengatakan dari hasil visum luar yang dilakukan oleh dokter umum Puskesmas Lambandia, korban T dinyatakan meninggal dunia dengan beberapa luka pada tubuh korban.
"Luka robek pada perut sebelah kanan dengan ukuran panjang 17 cm, lebar 10 cm, diameter 10 cm," terangnya.
Selain luka pada perut, terdapat luka robek pada leher atau tenggorokan dengan ukuran panjang 10 cm, lebar 3 cm, dalam 2,5 cm.
Kemudian luka robek pada dada dengan ukuran panjang 5 cm, lebar 1 cm, dalam 1 cm. Lalu luka robek pada lutut kaki kiri dengan ukuran panjang 8 cm, lebar 3 cm, dalam 5 cm.
Viral Lainnya, Dendam Gegara Sering Diikat, Anak Ini Tega Bunuh Ayah Kandung dengan Cangkul di Ciamis
Peristiwa sadis seorang anak bunuh ayah kandung terjadi di Lakbok, Ciamis, Jawa Barat.
Rupanya, anak yang diketahui bernama Suratman (43) ini kesal dengan perilaku sang ayah lantaran sering diikat.
Merasa dendam, Suratman pun tega membunuh ayah kandungan sendiri dengan cangkul.
Kini, Suratman dijebloskan ke dalam sel di Polsek Lakbok, Ciamis, dengan tangan terborgol.
Suratman merupakan terduga pelaku penganiaya Samsuri (76) hingga meninggal dunia.
Baca juga: Dikira Sudah Meninggal, Momen Pertemuan Ibu dan 2 Putrinya di Semarang Viral, 14 Tahun Terpisah
Suratman dan Samsuri memiliki ikatan darah karena merupakan anak dan ayah.
Samsuri kehilangan nyawa bersimbah darah di belakang rumahnya di Kampung Kedawung, Dusun Kedung Jarian, RT 02 RW 01 Desa Sidaharja, Lakbok, Ciamis, Senin (22/5/2023) sekitar pukul 12.30.
Dilansir dari Tribun Jabar, korban pertama kali ditemukan oleh tetangga sebelah rumah korban yang mau ke kamar mandi.
Penganiayaan diduga terjadi saat Samsuri pulang dari sawah.
Setelah menganiaya ayahnya sendiri, pelaku tidak ke mana-mana, tetap berada tak jauh dari lokasi ayahnya yang tergeletak berlumuran darah.
Warga dan petugas dengan mudah membekuk pelaku.
“Terduga pelaku yang tidak lain adalah anak kandung korban sendiri sudah diamankan di Polsek Lakbok,” ujar Kapolsek Lakbok Polres Ciamis, Iptu Agus Hartadin Rivai, kepada Tribun, Senin.
Baca juga: VIRAL! Memainkan Senapan Angin, Bocah di Makassar Tembak Temannya Tanpa Sengaja, Korban Sesak Napas
Agus mengatakan, pelaku diborgol saat dimasukkan ke sel untuk menghindari hal-hal tak diinginkan.
“Pelaku berada di ruang tahanan ukuran 3x3 meter dengan tangan diborgol dan tentunya juga dijaga petugas,” katanya.
Jenazah Samsuri yang semula ditangani di Puskesmas Sidaharja Lakbok, kemudian dibawa ke RSUD Kota Banjar untuk diautopsi.
Jenazah Samsuri masih berada di RSUD Kota Banjar hingga malam.
“Nanti kalau sudah selesai diautopsi, baru akan dibawa kembali ke Lakbok untuk diserahkan ke pihak keluar, untuk selanjutnya dimakamkan,” ujar Agus Hartadin.
Depresi Berat
Suratman (43) yang menganiaya Samsuri (76), ayahnya sendiri, hingga meninggal dunia ternyata mengalami gangguan jiwa.
“Informasinya pelaku mengalami ganguan kejiwaan. Saat kejadian, diduga pelaku lagi kambuh,” ujar Mumu Wahyudin, relawan Tagana Lakbok, Ciamis, kepada Tribun, Senin (22/5/2023).
Samsuri ditemukan meninggal dunia di belakang rumah di Dusun Kedungjarian RT 02 RW 01 Desa Sidaharja, Lakbok, Ciamis, Senin sekitar pukul 12.30.
Di dekat korban yang tergeletak dengan bagian wajah luka-luka berlumur darah ditemukan cangkul.
Selain itu, warga juga menemukan Suratman yang tak jauh dari korban.
Mengenai kondisi Suratman juga dikatakan Kapolsek Lakbok, Polres Ciamis, Iptu Agus Hartadin.
“Informasi dari pihak keluarga memang demikian, pelaku mengalami gangguan kejiwaan. Tapi kebenarannya tentu perlu ada penelitian dulu dari ahlinya. Ahli kejiwaan,” ujar Agus Hartadin kepada Tribun.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Suratman mengalami depresi berat sejak 10 tahun lalu.
Depresinya itu sering kambuh, kadang sampai tak terkendali.
“Selama dekat orang tuanya kondisinya biasanya normal. Tapi kalau orang tuanya bepergian, biasanya diikat di belakang rumah,” ucap Agus.
Saat kejadian, Suratman tak diikat saat Samsuri pergi ke sawah.
“Entah bagaimana awal mula kejadiannya, tidak ada yang melihat persis. Tiba-tiba sekitar pukul 12.30, tetangga korban bersebelahan rumah melihat koban sudah tergeletak di belakang rumah korban,” ujar Agus Hartadin.
Tetangga korban tersebut kemudian memberi tahu anak dan istri korban yang sedang berada di rumah serta minta tolong warga.
Warga yang berdatangan, sebagian dengan cepat membawa korban dengan menggunakan mobil bak terbuka ke Puskesmas Sidaharja lakbok. Namun nyawa korban tidak tertolong.
Warga dan petugas kemudian menangkap Suratman karena tetap berada di lokasi tak jauh dari ayahnya ditemukan tergeletak berlumuran darah. (TribunMedan/ Alif Al Qadri Harahap)
Berita ini telah diolah dari artikel TribunMedan.com.