TRIBUNNEWSMAKER.COM - Masih ingatkah kamu terhadap sosok Candra Saputra yang mendapat pertolongan dari Dahlan Iskan?
Sembilan tahun lalu, Candra Saputra gagal mencalonkan diri sebagai anggota legeslatif.
Tak sekedar gagal, Candra pun harus melunasi utangnya yang sebesar Rp 400 juta lebih.
Kini sudah tahun 2023, apa kabar nasib seorang Candra Saputra?
Candra sudah menjadi tokoh pemuda Kabupaten Pekalongan.
Saat ini menjabat sebagai Wakil ketua komisi II DPRD Pekalongan dan Ketua Fraksi PAN DPRD Pekalongan.
Selain itu juga mendapatkan suara terbanyak pada Pileg tahun 2019.
Dulu, sebelum sukses menjadi anggota dewan, dirinya sempat akan menjual ginjal miliknya.
Uang hasil jualan ginjal rencananya untuk melunasi hutang-hutangnya sebesar Rp 400 juta lebih.
Uang sebesar itu pernah dipergunakannya untuk biaya kampanye pada Pileg 2014 di Kabupaten Pekalongan.
Bagaimana kisahnya?
Candra Saputra mengawali karirnya saat di Jakarta selama 10 tahun, sebagai staf ahli DPR RI.
Baca juga: SYOK! Tukang Parkir di Pangkalpinang Ditawari Nyaleg Parpol:Saya Caleg Moderat, Modal Dengkul & Urat
Dari situ, Candra mempunyai tekad untuk menjadi pengabdi masyarakat.
"Saya sebenarnya bukan warga Pekalongan, tapi istri saya asli warga Pekalongan sehingga saya menjadi warga Kabupaten Pekalongan."
"Awal mula saya pindah ke Pekalongan yaitu karena pekerjaan dan juga pengabdian di Pekalongan," kata Candra Saputra, kemarin.
Kemudian, melihat masyarakat Kabupaten Pekalongan yang butuh sosok pengabdi masyarakat yang bisa dijaluri aspirasi.
Oleh karena itu, ia bersama istri Shinanta tergugah hatinya untuk menjadi pengabdi masyarakat dan memperjuangkan aspirasi.
"Alhamdulillah pada tahun 2019, saya dan istri menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan," imbuhnya.
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan semua karna Tuhan dan juga dukungan langsung masyarakat pada ia bersama istri.
Karena, sekarang masyarakat sudah pandai dalam hal memilih wakil rakyatnya.
Serta masyarakat itu tidak melihat partai tapi melihatnya figur.
"Tren figur inilah yang terjadi di Kabupaten Pekalongan.
Alhamdulillah dengan program-program kami, dan turun langsung ke masyarakat.
Masyarakat alhamdulillah, memberikan amanah dan percaya kepada kami."
"Jadi, disini fungsinya kita turun ke masyarakat meyakinkan masyarakat dengan program dan komitmen kita," ujarnya.
Saat berjuang mendapatkan keberhasilan, pasti ada kendala bahkan dulu sempat hampir menjual organ tubuhnya karena terlilit hutang pada pileg 2014.
Pada saat hendak menjual ginjalnya, ia pun harus pergi ke Jakarta.
Baca juga: DIPECAT PDIP! Cinta Mega Tobat, Kapok Main Judi Slot, Kini Dipinang PAN: Diusung Jadi Caleg DPRD DKI
Terpaksa tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menjual ginjalnya kepada seseorang.
Selama 10 hari berada di Jakarta, ia tak kunjung menemukan orang yang ingin membeli ginjalnya.
"Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk menemui menteri BUMN pada waktu itu Dahlan Iskan,
yang menurutnya baik dan memiliki jiwa sosial tinggi.
Utangnya pun lunas, ketika Dahlan Iskan membantu keuangannya."
"Kedua, karena dukungan, dan kedua doa orang tua yang selalu kasih support baik orang tua di kampung, dan juga orang tua istri di Pekalongan," imbuhnya.
Candra mengungkapkan, ia belajar dari kegagalan 2014 karena saat itu dirinya jarang turun dan hanya percaya dengan tim yang akan membantunya.
Tapi dari kegagalan itu ia bangkit untuk langsung turun ke masyarakat dan tidak ada sekat.
Pada tahun 2019, ia bersama istri berhasil menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan.
"Kuncinya adalah, kita turun ke masyarakat, kita dekat dengan masyarakat,
dan masyarakat akan merasakan mana yang datang musiman atau yang hadir ketika mereka butuhkan," ungkapnya.
Ketika mengalami kesulitan dan gagal, ia dibantu oleh Dahlan Iskan berserta rekan-rekannya.
Mereka semua memberikan motivasi pada dirinya, terutama untuk bisa bangkit lagi.
"Mereka ngasih motivasi, kamu pasti bisa dan dari motivasi beliau-beliau orang yang sukses itulah,
saya jadi terkejut memotivasinya sehingga saya bisa seperti sekarang ini."
"Sosok idola, saya mengidolakan para pejabat-pejabat yang sukses namun yang punya perilaku yang baik.
Sehingga, kita menjadi contoh dan kita ambil positifnya, kita terapkan juga,
dan kita tidak perlu malu untuk mencontoh hal-hal yang positif dan yang buruk kita buang," ucapnya.
Keberhasilan Candra Saputra pun banyak memberikan manfaat untuk masyarakat, ia juga menjadi pengurus organisasi di Kota Santri seperti Ketua Askab Pekalongan, dan tokoh pemuda Muhammadiyah.
Walaupun begitu, tidak pernah melihat dan membedakan warna bahkan di lingkungan tempat tinggalnya adalah warga NU, hanya keluarganya saja Muhammadiyah.
Namun warga di situ 90 persen memilih dirinya dan istri.
Karena ia tidak pernah membeda-bedakan ketika akan memberikan bantuan ataupun membantu seseorang.
"Saya membantu seseorang enggak pernah tanya kemarin milih saya atau enggak, ormasmu apa enggak pernah,
kita setiap orang datang butuh bantuan kita bantu, di manapun karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita," katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga selalu memberdayakan masyarakat masyarakat lokal apabila ada event-event.
Kemudian, yang paling penting dirinya bisa selalu mensupport mereka untuk bisa sukses.
Hal ini, merupakan suatu kebanggaan bagi dirinya.
"Karena ada aspirasi kami yang memang untuk para pedagang, menumbuhkan UMKM, dan modal kerja.
Kita juga tidak lepas begitu saja tapi kita monitoring terus.
Ketika mereka mendapatkan bantuan, bantuan ini tepat sasaran atau dipergunakan untuk lain."
"Saya banyak menjadi pembina paguyuban pedagang, namanya komunitas pedagang antar sekolah.
Jadi, pedagang-pedagang kecil kita buatkan badan hukum. Di situ kita kasih bantuan kita dampingi juga.
Alhamdulillah mereka sudah mulai pada berkembang, dan mereka udah punya koperasi sendiri," ucapnya.
Pada tahun 2024 ini, rencana mendaftarkan diri maju sebagai anggota DPRD tingkat provinsi.
Hal ini dilakukan karena ingin memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat.
"Untuk generasi milenial atau pemuda kita harus mengikuti tren apa yang sekarang ini terjadi, dan di situlah akan ada celah usaha yang bisa kita untuk meraih rezeki," katanya.
Candra menjelaskan, dari situ nanti bisa mendapatkan rezeki yang melimpah terutama dalam hal network komunikasi dengan siapapun, baik pejabat ataupun wakil rakyat itu harus terjalin.
"Kita harus dapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan akses bantuan pemerintah itu juga banyak.
Namun terkadang kita nggak aktif untuk menanyakan persyaratan apa saja,
sehingga kita ketinggalan kereta nah inilah di sini fungsi peran kita, untuk memberikan edukasi informasi apapun itu."
"Terakhir, kunci dari semua itu adalah komunikasi yang baik dengan semua pihak," jelasnya. (Indra Dwi Purnomo/Tribunpantura)
Diolah dari artikel TribunPantura