Pilpres 2024

Pakar Prediksi Dominasi PDIP di Pilpres 2024 Berkurang di Jateng, Efek Gibran Pecahkan Suara?

Editor: Delta Lidina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pakar sebut suara PDIP di Jawa Tengah bisa saja berkurang akibat efek dari Gibran.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Prediksi pecahnya suara PDIP pada Pilpres 2024 mengundang statement sejumlah pakar.

Termasuk pakar politik dari Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam.

Ahmad Khoirul Umam mengatakan suara PDIP bisa berkurang pada pemilihan umum (Pemilu) 2024 di Jawa Tengah (Jateng).

Menurut Khoirul, hal tersebut lantaran suara PDIP terpecah, yakni mendukung Gibran Rakabuming Raka yang mendampingi Prabowo Subianto sebagai cawapres.

"Jika (Pilpres) 2019 lalu PDIP bisa menguasai 28 dari 35 kabupaten/kota di Jateng, maka kemungkinan dominasi suara PDIP di 2024 bisa berkurang," kata Khoirul dalam keterangannya, Senin (6/11/2023).

Baca juga: Deja Vu Gibran Rakabuming, Bobby Nasution Dilarang Main Dua Kaki & Diminta Kembalikan KTA PDIP

Sebab, dia menyebut jaringan relawan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama partai pengusung Prabowo-Gibran akan merangsek dan melakukan penetrasi lebih dalam ke kantong-kantong suara PDIP.

"Bahkan jika Gibran masuk ke Golkar, maka Golkar Jateng akan efektif menggerus suara PDIP di kandang banteng," ujar Khoirul.

Khoirul menilai agresifitas mesin-mesin politik Prabowo-Gibran akan berdampak pada basis dukungan suara pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Jateng.

Terlebih, kata dia, mesin politik PDIP Jateng di bawah kepemimpinan Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul.

Di mana, pada awal-awal menjelang putusan terkait capres PDIP, Pacul bersebrangan dengan Ganjar.

Menurut Khoirul, suara pasangan Ganjar-Mahfud akan tergerus bila Pacul ternyata setengah hati memenangkannya.

"Fenomena itu bisa terjadi jika dinamika politik internal PDIP belum selesai," ungkapnya.

Dia menjelaskan pihak-pihak yang dulu bersebrangan dengan Ganjar, bisa saja berkeyakinan akan disingkirkan bila Ganjar menang di Pilpres 2024.

"Karena itu, mereka ajan bekerja total untuk menangkan PDIP, tapi belum tentu untuk menenangkan Ganjar," tutur Khoirul.

Ganjar Pranowo dan Mahfud MD (Surya.co.id/Purwanto)

Elektabilitas Ganjar Pranowo-Mahfud Masih Lemah di 3 Provinsi

Pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD sudah punya strategi khusus di Pilpres 2024.

Strategi ini dipakai demi meningkatkan eletabilitas Ganjar-Mahfud jelang pemilihan.

Seperti diketahui, pada hasil survei, elektabilitas Ganjar-Mahfud masih cukup lemah.

Khususnya di tiga daerah, yakni DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.

Menanggapi hal itu, politisi PDI Perjuangan (PDIP) Aria Bima merespons santai.

Aria pun menyebut, pihaknya telah memiliki strategi khusus dalam memenangkan kontestasi Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

Saat Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menkopolhukam Mahfud MD melakukan pertemuan. (KOMPAS.COM/screenshot akun Instagram @ganjar_pranowo)

Aria mengungkapkan bahwa PDIP akan fokus melakukan kampanye metode door to door dan man to man untuk menutup celah bolongnya elektabilitas Ganjar-Mahfud di tiga daerah tersebut.

"Langkah kami tetap ya, menaikkan popularitas Ganjar-Mahfud dengan door to door dan man to man semua kekuatan (partai dan relawan).

Bagaimana bisa langsung masuk ke elemen penting di tingkat bawah yaitu rumah ke rumah," kata Aria Bima di Jakarta, Senin (30/10/2023).

Menurut Aria, langkah lainnya adalah mempertinggi preferensi untuk membangun narasi publik yang positif melalui berbagai media, sehingga rakyat semakin kenal terhadap Ganjar-Mahfud.

Langkah itu pun dibarengi dengan kampanye program yang sudah disiapkan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud.

"Kampanye program yang benar-benar tidak hanya sekadar janji namun sikap kedua tokoh kita adalah bagaimana penindakan masalah korupsi dan penegakkan hukum," ungkapnya.

Aria Bima menilai keunggulan program Ganjar-Mahfud dalam penindakan masalah korupsi dan penegakan hukum, dapat mengatasi celah elektabilitas pasangan itu di wilayah Jabar, Banten.

Dia percaya bahwa mayoritas rakyat Indonesia menginginkan adanya langkah konkret dalam pemberantasan korupsi.

"Rakyat butuh pemimpin yang bebas, antikorupsi dan tentu narasi-narasi yang lebih religius,

itu menjadikan suatu cara kami menjelaskan melalui berbagai pola supaya bisa lebih masuk," jelas dia.

Dia menjelaskan mengapa Ganjar-Mahfud sangat concern dalam penegakan hukum dan pemberantasan korupsi karena kedua persoalan itu sudah pada tingkat yang akut.

Aria Bima pun mencontohkan berbagai persoalan bangsa, akar persoalannya adalah korupsi sehingga harus diatasi.

"Saya percaya dengan pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, kantong rakyat akan nambah. Dan itu namanya sejahtera," kata dia.

Menurut Aria, Ganjar-Mahfud bukan hanya menawarkan program namun kedua tokoh tersebut punya rekam jejak yang bagus dalam mewujudkan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. (Fersianus Waku/Fransiskus Adhiyuda/Tribunnews)

Diolah dari artikel Tribunnews