Pilpres 2024

Sindiran Ganjar Pranowo, Anies Baswedan hingga Surya Paloh untuk Gibran Rakabuming: Pelanggaran Etik

Editor: Delta Lidina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Surya Paloh beri sindiran untuk Gibran Rakabuming.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sindiran yang dialamatkan untuk Gibran Rakabuming terkait pencalonan dirinya sebagai cawapres Pilpres 2024 masih terus menyeruak.

Politisi besar juga turut memberikan tanggapannya soal sikap politik anak sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu.

Sindiran juga diberikan oleh dua capres yakni Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.

Meski tidak menyebut nama Gibran secara langsung, pernyataan Ganjar dan Anies diduga mengarah kepada manuver politik putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ganjar menyinggung lolosnya putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang prosesnya kemudian dinilai terdapat pelanggaran etik berat.

Sementara Anies menilai pentingnya sebuah proses yang harus dilalui anak muda untuk mencapai tujuan.

Berikut pernyataan Ganjar dan Anies yang menyindir Gibran.

Ganjar Ngaku Gelisah

Ganjar Pranowo mengaku gelisah atas kasus pelanggaran etik berat hakim MK dalam memutus uji materii perkara batas usia capres-cawapres.

Ganjar merasa heran putusan yang lahir dari pelanggaran etik berat itu justru masih bisa lolos.

"Dari situ saya semakin gelisah dan terusik, mengapa sebuah keputusan dari sebuah protes dengan pelanggaran etik berat dapat begitu saja lolos,

apa ada pertanggungjawabannya kepada negara secara hukum," kata Ganjar, Sabtu (11/11/2023) dikutip dari YouTube KompasTV.

Baca juga: Gibran Rakabuming ke Pembenci, Mereka yang Nyinyir dan Nuduh Macam-macam Berarti Takut Kalah

Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun mempertanyakan mengapa putusan tersebut masih dijadikan landasan hukum bernergara.

Padahal menurutnya, kode etik lah yang justru menjadi landasan hukum itu sendiri.

"Mengapa keputusan dengan masalah etik, di mana etik menjadi landasan dari hukum, masih dijadikan rujukan dalam kita bernegara."

"Mengapa hukum tampak begitu menyilaukan dan menyakitkan mata sehingga kita rakyat sulit sekali memahami cahayanya," ucapnya.

Ganjar pun menilai demokrasi dan keadilan Indonesia tengah digembosi.

"Saya berbicara sebagai bagian dari warga, sebagai bagian dari rakyat yang ikut gelisah melihat demokrasi dan keadilan yang sedang mau dihancurkan," katanya.

Ganjar Pranowo sedih suara Presiden Joko Widodo berpihak ke capres lain. (Instagram @ganjar_pranowo | Dok Sekretariat Negara)

Meski demikian Ganjar menuturkan, kegelisahan itu terjawab dengan putusan Majelis Kehormatan MK (MKMK).

Menurutnya, ruh demokrasi di Tanah Air masih dijunjung MKMK melalui putusannya.

"Majelis Kehormatan MK menyampaikan keputusannya, Majelis Kehormatan MK telah membuktikan bahwa lembaga tertinggi konstitusi republik ini masih menjunjung tinggi ruh demokrasi," ucapnya.

Ganjar menyampaikan generasi saat ini memiliki tanggung jawab terhadap sejarah.

"Indonesia kita masih sangat panjang perjalanannya. Saya berharap masa depan Indonesia dapat dibangun dengan fondasi dan nilai-nilai luhur bangsa tanpa tendensi apa pun yang mencederai demokrasi dan keadilan," jelasnya.

Baca juga: Ganjar Terusik, Putusan MK Masih Jadi Rujukan Meski Ada Pelanggaran Etik: Ada Pertanggungjawabannya?

Anies Tekankan Proses yang Mesti Dilalui

Sementara itu, Anies Baswedan mengaku sepakat dengan pernyataan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, untuk tidak mendorong anaknya maju sebagai cawapres.

"Menurut saya salah satu hal yang penting juga adalah memberikan kesempatan kepada anak-anak kita untuk menjalani proses pertumbuhan yang alami," ungkap Anies di acara perayaan HUT ke-12 Partai NasDem di Kantor DPP NasDem, Jakarta, Sabtu (11/11/2023), dikutip dari Kompas TV.

Anies mengatakan, untuk mendapat pengalaman, pengetahuan, hingga jaringan, jatuh-bangun adalah bagian perjalanan hidup yang membekali anak muda.

"Jadi izinkan mereka untuk menjalani hidupnya kegiatannya sesuai dengan anak-anak sebayanya," ujar Anies.

Anies Baswedan dan Gibran Rakabuming (Tribunnews/Irwan Rismawan | BPMI Setpres)

Pernyataan Surya Paloh

Surya Paloh mengatakan dirinya tidak akan mencalonkan anaknya sebagai cawapres meski memiliki kesempatan.

Hal itu dikatakan Surya Paloh saat menjawab pertanyaan seorang kadernya dari Jawa Timur soal apakah ia akan mencalonkan anaknya, Prananda Surya Paloh, sebagai cawapres.

"Saya pikir yang pertama saya coba intip dulu anak saya. Saya lihat baik-baik, dia ini cocok apa enggak, ya?" kata Surya Paloh saat perayaan HUT ke-12 NasDem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu (11/11/2023).

Andaikata anaknya patut untuk dicalonkan, Surya Paloh kemudian menyinggung soal kepantasan.

"Walaupun saya pikir saya punya kesempatan untuk mencalonkan dia (anaknya) tapi saya pikir, pantas enggak dia?" ujar Surya.

Menurut Surya Paloh, sosok cawapres haruslah melewati sebuah proses.

Proses itulah yang kemudian menjadikan sang anak sosok yang matang.

"Orangtua dulu menyatakan kalau bisa dia harus mapan dulu. Bukan hasil peraman, nah ini yang saya harapkan. Jadi mungkin kalau anak saya berani bertanya kepada saya, maka saya akan katakan 'tunggu dulu, akan tiba saatnya, itupun kalau saya masih berumur panjang'," ujar dia.

(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Milani Resti, Daryono)

Diolah dari artikel Tribunnews