TRIBUNNEWSMAKER.COM - Calon presiden (capres) Prabowo mendapat sebutan 'gemoy' dari netizen.
Gemoy adalah kata-kata viral di media sosial yang merujuk pada sesuatu yang menggemaskan dan lucu.
Ternyata tak semua orang sepakat dengan kata gemoy yang ditujukan kepada Prabowo.
Ada pihak-pihak yang memberi kritikan akan hal itu.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani merespons soal adanya pihak mengkritik jargon 'gemoy' yang selama ini melekat untuk pasangan Prabowo-Gibran.
Satu di antara pihak yang menyampaikan demikian adalah calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo.
Ganjar menyebut, dalam berkampanye dirinya tidak mau menggiring pemilih muda hanya dengan sebuah jargon atau gaya.
Menyikapi hal itu, Muzani menyatakan, identitas gemoy dan santuy yang disematkan kepada Prabowo-Gibran merupakan satu di antara kreasi dan inovasi di ruang politik Indonesia yang menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Baca juga: Bandingkan Janji Anies, Prabowo dan Ganjar soal Nasib Guru, Siap Naikkan Gaji hingga Rp 10 Juta?
Terlebih, dia mengklaim kalau saat ini generasi milenial tengah menggandrungi pasangan tersebut.
"Kegandrungan itu disebabkan kami melakukan inovasi dan kreasi terhadap kebutuhan jaman hari ini. Maka Pak Prabowo yang posisinya seperti itu dikemas menjadi gemoy. Tapi kreativitas yang menjadi gemes kepada Prabowo akhirnya menimbulkan efek positif di kalangan milenial dan gen Z," kata Muzani dalam keterangannya, Rabu (29/11/2023).
Dengan begitu, Muzani menganggap pihak-pihak yang mengkritik Prabowo-Gibran karena kegandrungan milenial atas gemoy itu adalah sebuah serangan politik.
Kata dia, kondisi itu terjadi disebabkan karena pihak yang dimaksud tidak memiliki kemampuan untuk mengisi ruang kreativitas dan inovasi dalam berpolitik.
"Jangan serang kami ketika kreativitas dan inovasi yang kita lakukan dengan santuy, dengan gemoy dianggap menghilangkan substansi demokrasi," kata dia.
Meski begitu, Muzani meminta kepada seluruh pendukung Prabowo-Gibran terkhusus kader Gerindra untuk tetap tenang.
Dirinya meminta agar seluruh pendukung tetap bisa meyakinkan para pemilih bahwasanya jargon gemoy atau gimik bukan sesuatu yang melanggar prinsip demokrasi.
"Substansi demokrasi adalah kemampuan kita meyakinkan pemilih agar rakyat tertarik terhadap apa yang mereka harapkan," kata diam
"Ini situasi yang kita hadapi hari ini dan saya berharap semua kader Gerindra tenang-tenang saja, santai-santai saja, senyumin saja. Karena rakyat pada akhirnya akan menentukan pilihannya di kotak suara," tukas Muzani.
Baca juga: Kampanye Sederhana Prabowo-Gibran, TKN Bagi-bagi Makan Siang & Susu Gratis untuk Anak Sekolah
Sebelumnya, Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo membuka suara mengenai narasi politik "gemoy" yang diidentikkan untuk pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.
"Gemoy" adalah istilah yang merujuk pada ungkapan akan sesuatu yang lucu dan menggemaskan.
Ganjar mengatakan, dirinya memang beda dengan pasangan calon (paslon) lain dalam berkampanye.
"Itulah perbedaan saya dengan mereka, karena kami berdiskusi seperti ini antusiasmenya ada," kata Ganjar seusai bertemu kaum milenial di Merauke, Papua Selatan, Selasa (28/11/2023).
Ganjar menegaskan, dirinya tak mau menggiring anak muda hanya dengan sebuah jargon.
"Saya tidak mau menggiring anak-anak muda dengan satu jargon, hanya dengan satu gaya," ujarnya.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini dirinya lebih suka untuk berkampanye dengan cara berdiskusi atau berdialog bersama masyarakat.
"Kami lebih mendorong pada edukasi, mungkin orang akan mengatakan itu membosankan, tapi kalau saya melihat antusiasme orang sedemikian banyak untuk bertanya sampai waktunya enggak ada," ucap Ganjar.
Ganjar mengawali kampanye perdananya sebagai capres 2024 di Merauke Papua Selatan.
Sementara, cawapresnya pendampingnya, yakni Mahfud MD melakukan kampanye perdananya dari Sabang Aceh.
Selanjutnya, pada Kamis (30/11/2023) Ganjar rencananya akan melakukan kampanye di Nusa Tenggara Timur (NTT).
(Rizki Sandi Saputra/Tribunnews)
Diolah dari artikel Tribunnews