TRIBUNNEWSMAKER.COM - NASIB pilu menimpa seorang wanita di Solo, Jawa Tengah yang kini mendadak mengalami kerusakan pada penglihatannya setelah disiram air keras oleh mantan kekasih.
Sosok pelaku yang diketahui pernah menjalin hubungan asmara dengan korban mengaku sakit hati.
Dia telah lama menyimpan dendam terhadap wanita tersebut hingga pada akhirnya berbuat nekat.
Kasus penyiraman air keras terhadap seorang wanita ini terjadi di area Kelurahan Pucangsawit, Kecamatan Jebres, Kota Solo, Jawa Tengah (Jateng).
Korban diketahui berinisial T (53), disiram oleh pria berinisial SPJ (53)
Hal ini diungkap oleh Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Kepolisian Resor Kota (Polresta) Solo Kompol Agus Sunandar.
“Ternyata pelaku pernah menjalin hubungan asmara dengan korban. Pelaku sakit hati terhadap korban," ujarnya, Jumat (1/12/2023), dikutip dari Tribun Solo.
Baca juga: YA ALLAH! Guru SMK yang Disiram Air Keras Ditolak Berobat Pakai BPJS, Kini Buta: Lapor LPSK Dulu!
Baca juga: TERKUAK Motif Pelaku Siram Air Keras ke Siswa SMK, Punya Dendam, Seluruh Tubuh Korban Terluka Parah
Rasa sakit hati itulah yang diduga memicu SPJ menyiramkan air keras ke korban.
Agus mengatakan, karena SPJ sempat menjalin hubungan asmara dengan T, membuat pelaku hafal dengan kegiatan pelaku, termasuk jadwal korban pulang kerja.
T disiram air keras oleh SPJ selepas pulang kerja, Rabu (22/11/2023) sekitar pukul 22.00 WIB.
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Sektiadi menuturkan, kala itu, T baru saja pulang kerja di daerah Pucangsawit.
Ia mengendarai motor menuju arah timur melalui jalan lingkar di area Jembatan Jurug.
"Kemudian pelan-pelan di belakang, seorang laki-laki mepet korban mengendarai sepada motor juga," ucapnya, Kamis (30/11/2023).
Pelaku lantas menyiram wajah korban dengan air keras.
Akibat disiram air keras, korban mengalami gangguan penglihatan.
"Sampai TKP, kemudian si pelaku ini kemudian menyemprotkan cairan ke arah wajah korban, sehingga korban tidak bisa melihat dan berhenti," ungkapnya.
Saat itu, korban langsung berteriak minta tolong kepada warga.
Warga sempat berusaha mengejar pelaku, tetapi SPJ tak terkejar.
Korban kemudian melaporkan peristiwa yang dialaminya kepada polisi.
Iwan mengungkapkan, berdasarkan keterangan korban, T sempat menerima pesan bernada ancaman di WhatsApp.
"Ada ancaman WhatsApp kepada korban. Sehingga korban mengarah ke pelaku atau tersangka yang kita tangkap," tuturnya.
Polisi meringkus pelaku pada Kamis (30/11/2023) di area Kecamatan Banjarsari, Solo.
"Nah, kenapa membutuhkan lama, pelaku sempat melarikan diri." jelasnya.
"Baru hari ini kita tangkap di tempat dia nongkrong sekitaran Banjarsari deket stasiun Balapan." sambungnya.
"Saat ini kita amanakan tersangka," jelasnya.
Kini, SPJ telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini.
Sementara itu, Iwan mengabarkan, korban penyiraman air keras masih mendapat perawatan dari dokter.
Kasus penyiraman air keras ini cukup menggegerkan warga setempat.
Kini korban sedang melakukan proses pemulihan.
CURHATAN Pilu Guru di Karawang, Mata Buta Usai Disiram Air Keras, Sebut Pelaku Sahabat Sendiri
TAK PUNYA HATI! seorang teman nekat melakukan perilaku kriminal dengan sahabatnya sendiri.
Hal ini terjadi oleh guru asal Karawang, ia mengalami kebutaan seumur hidup.
Pasalnya guru tersebut disiram air keras oleh sahabatnya sendiri.
Lebih menambah pilu ia membiayai perawatannya pakai uangnya pribadi.
Ia mengungkapkan jika BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) tak bisa membiayai pengobatannya.
Lantas, bagaiaman kisah pilunya?
Nasib malang dialami seorang guru SMKN di Kabupaten Karawang, Jawa Barat bernama Eli Chuherli, usai jadi korban penyiraman air keras yang membuat matanya buta dan diduga dilakukan rekan bisnisnya, Ade Hermawan.
Baca juga: BIAR SENGSARA Curhat Jemaah Haji Pakai Baju 15 Lapis Hindari Kelebihan Bagasi: Orang Rumah Seneng
Duka bertambah buat Eli lantaran dirinya tidak bisa berobat karena BPJS miliknya ditolak pihak rumah sakit.
Eli menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi pada 23 Mei 2023.
Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, AH.
Eli menceritakan kronologi kejadian yang menimpanya saat dikunjungi anggota DPR RI sekaligus mantan Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, di rumahnya di Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang.
Hanya dijumpai Dedi Mulyadi, Eli hanya bisa duduk karena kedua matanya tak bisa lagi melihat.
Eli menjelaskan, peristiwa nahas itu terjadi pada 23 Mei 2023.
Penyiraman bermula dari bisnis rental mobil jemputan bersama terduga pelaku, Ade Hermawan.
Mulanya ia mendapat pinjaman dari satu bank sebesar Rp 50 juta.
Uang tersebut kemudian dibuat bisnis mobil jemputan.
Baca juga: Dagangan Lagi Sepi Curhat Ayah Prada DR Sebelum Tewas Ditusuk Anaknya, Belum Bisa Beri Rp 8 Juta
Namun, karena status Eli yang seorang guru membuatnya tak leluasa sehingga memandatkan usaha pada Ade.
“Sebenarnya saya tidak ada konflik, yang ada masalah itu dia (Ade) sama mitra perusahaan,” ucap Eli.
Karena merasa tak enak, Eli meminta Ade untuk mengundurkan diri dari perusahaan.
Saat itu Ade menyetujui mundur sebagai direktur yang dicatatkan oleh notaris.
Selang beberapa waktu setelah mengundurkan diri, Ade tiba-tiba datang ke rumah Eli.
Eli yang tak merasa curiga karena hubungannya dengan Ade masih dianggap baik mempersilakannya untuk masuk ke dalam rumah.
“Pas saya mau duduk tiba-tiba dia siram saya pakai air keras,
Airnya panas dan berasap. Kemudian dia langsung kabur,” kata Eli yang merupakan guru sejarah di SMKN 2 Karawang itu.
Setelah disiram air keras penglihatan Eli mulai kabur.
Semakin lama penglihatannya terus menurun dan kini kedua matanya tak berfungsi.
Baca juga: ANAK Nangis, Suami di Gorontalo Syok Cek Kamar Lihat Istri Gantung Diri, Sempat Curhat Ditipu Pinjol
“Kemudian saya berobat ternyata BPJS tidak bisa karena katanya saya korban penganiayaan. Katanya bisa pakai BPJS tapi harus lapor dulu ke LPSK,” katanya.
Eli yang merasa proses tersebut memakan waktu akhirnya memilih untuk mengobati matanya sendiri.
Namun karena panjangnya proses pengobatan, Eli sudah kehabisan uang dan hanya bisa pasrah dengan kondisi kedua matanya.
Menurut keterangan dokter, kata Eli, kornea kedua matanya sudah pecah sehingga harus dioperasi di RS Mata Cicendo.
Namun hal itu urung dilakukan karena ia sudah kehabisan biaya.
Sementara itu Dedi Mulyadi berharap Polres Karawang segera mengungkap kasus tersebut.
“Apabila kasus ini benar adanya seperti itu, semoga pelaku bisa segera ditangkap dan diproses,” ujarnya.
Terkait pengobatan, KDM memberikan bantuan berupa pengobatan mandiri ke RS Mata Cicendo.
Di hari itu juga ia memerintahkan stafnya untuk membawa Eli menggunakan ambulans ke Bandung.
“Bapak ke RS Cicendo nanti daftar umum saja dulu, saya nanti bantu. Ini harus langsung ditangani oleh dokter,
Nanti saya siapkan segala biaya bapak berobat ke Cicendo,
Pokoknya bapak sehat terus, terus semangat Pak Guru,” kata Kang Dedi Mulyadi.
Artikel ini diolah dari Kompas.com