Berita Viral

Heboh WNI Kampanye di Depan Kakbah, Bawa Baliho Caleg, Tuai Kecaman: 'Langsung Dicoblos Malaikat!'

Penulis: Dika Pradana
Editor: Dika Pradana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Heboh WNI diduga kampanye di Masjidil Haram, pakai ihram sembari memamerkan baliho caleg Partai Gerindra

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) diduga berkampanye di depan Kakbah, Mekkah, Arab Saudi dengan memamerkan baliho calon legislatif (caleg).

Pria tersebut mengenakan pakaian ihram yang biasanya dipakai untuk ibadah umroh atau haji sembari membawa baliho caleg.

Tanpa ragu, pria tersebut mengambil foto dirinya dan berpose di depan kakbah dengan memamerkan baliho caleg.

Heboh WNI diduga kampanye di Masjidil Haram, pakai ihram sembari memamerkan baliho caleg Partai Gerindra (Twitter @imanlagi)

Penampakan sosok pria itu dibagikan oleh akun X (Twiiter) @imanlagi.

Akun tersebut membagikan foto sang pria yang mengenakan kaim ihram.

Pria itu juga membawa sebuah baliho caleg dari Partai Gerindra.

Nama caleg dalam baliho itu adalah H. Rokhmat Ardiyan, M.M.

Baca juga: Innalillahi! Emak-emak Pendukung Prabowo-Gibran Ambruk saat Goyang Gemoy: Langsung Meninggal

Baca juga: Heboh Caleg di Makassar Bagi-bagi Duit Rp100 Juta, Kini Berdalih Sedekah: Tegas Bantah Politik Uang

Selain itu, baliho tersebut juga menunjukkan nomor urut 2.

Dalam baliho tersebut tampak foto paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Sang pria kemudian memamerkan baliho yang cukup besar itu, dan berfoto di depan Ka'bah.

Sementara di belakangnya, terlihat ratusan jemaah sedang fokus beribadah.

Heboh WNI diduga kampanye di Masjidil Haram, pakai ihram sembari memamerkan baliho caleg Partai Gerindra (Twitter @imanlagi / Net)

Sontak aksi pria tersebut langsung menuai sorotan dari warganet.

Hingga berita ini dipublikasikan, foto pria itu berkampanye di Tanah Suci sudah dilihat 271 ribu kali.

Unggahan tersebut lantas menuai beragam kecaman dari warganet.

Tak sedikit warganet yang mencibir aksi nekat pria tersebut,

Ribuan kritikan pedas dilontarkan pada pria tersebut.

Baca juga: Kisah PRT dan Ojol yang Berani Maju Jadi Caleg Pemilu 2024, Modal Rp 2,5 juta, Pasang APK Sendiri

Heboh WNI diduga kampanye di Masjidil Haram, pakai ihram sembari memamerkan baliho caleg Partai Gerindra (Twitter @imanlagi)

"Langsung dicoblos malaikat!" ujar seorang warganet.

"Innalillahi!" balas komentar warganet lain.

"Ini real ya gess, nyokap gue umroh terus ditanyain sama orang asli sana, kalau orang Indonesia udah terkenal 'ketidak lazimnya' di Tanah Suci. Okey TANAH SUCI! Jangan heran banyak di sana orang jualan sampai sebut-sebut nama paslon, karena dengan itu menarik pembeli Indonesia. Trick marketing," komentar warganet.

"Waduh kampanye sampai segitunya," kritik warganet.

"Sick (sakit) udah gak ketolong lagi nih," tambah yang lain.

Hingga kini foto tersebut masih menjadi bahan perbincangan publik.

Foto tersebut mesih dibanjiri hujatan demi hujatan.

Nekat! ART Bermodal Rp2,5 Juta Nyaleg di Jakarta, Tiap Kampanye Dicuekin Warga: 'Saya Caleg Duafa!'

Bermodal Rp2,5 juta, seorang Asisten Rumah Tangga (ART) nekat mencalonkan diri sebagai anggota legislatif DPRD DKI Jakarta.

Hanya bermodalkan uang Rp2,5 juta, wanita tersebut tetap melakukan kampanye dengan turun ke lapangan bertemu masyarakat.

Namun, perjuangannya untuk menjadi wakil rakyat tersebut tak selalu berjalan mulus.

Yuni Sri Rahayu (41), pekerja rumah tangga (PRT) yang maju sebagai calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta daerah pemilih (Dapil) VII saat ditemui di kontrakannya, Cilandak, Jakarta Selatan, (WartaKota)

Pasalnya, calon legislatif (caleg) dari Partai Buruh itu kerap dicuekin oleh masyarakat.

Meski demikian, dia tetap percaya diri lolos ke kursi DPRD DKI Jakarta.

Diketahui, ART yang nekat maju caleg tersebut bernama Yuni Sri Rahayu berusia 41 tahun.

Sejak memutuskan untuk maju menjadi caleg, Yuni selalu mendapatkan diskriminasi saat kampanye di lingkungan rumahnya.

Baca juga: Caleg DPRD Cianjur Terciduk sedang Dugem di Klub Malam, Diduga Mabuk Berat, Partai Langsung Menindak

Yuni mengatakan, tak diperbolehkan melakukan sosialisasi di lingkungan rumahnya, kawasan Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan.

Hal itu dikarenakan sudah ada dua Caleg dari partai lain, yang sudah berkampanye.

"Jujur saja di sini, rumah saya, waktu minta izin untuk sosialisasi sama RT di sini ya dia bilang gini, 'Karena di sini sudah dukung dua caleg, jadi enggak bisa sosialisasi'," ujar dia kepada wartawan, Jumat (2/2/2024).

Baca juga: NGAMUK! Pria di Aceh Rusak Baliho Caleg, Mondar-mandir Tenteng Senjata Tajam, Warga Takut Mendekat

Meski demikian, Yuni mengaku tak terlalu ambil pusing atas hal tersebut.

Dia lebih memilih untuk mengalah, dan melakukan sosialisasi di tempat lain.

"Iya diskriminasi halangan pasti ada ya kan, tapi kan kita nggak tahu, jadi ya sudah." jelasnya.

"Saya juga nggak berambisi untuk menang, saya hanya menjalani proses yang ada saat ini," ungkapnya.

Yuni Sri Rahayu (41), pekerja rumah tangga (PRT) yang maju sebagai calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta daerah pemilih (Dapil) VII saat ditemui di kontrakannya, Cilandak, Jakarta Selatan, (Kompas.com)

Sejauh ini, Yuni hanya mengeluarkan Rp 2,5 juta selama berkampanye.

Itu pun dia sisihkan dari penghasilannya, sebagai seorang pekerja rumah tangga.

Uang itu, digunakan Yuni untuk membuat alat peraga kampanye (APK), seperti poster, stiker, gantungan kunci, dan kalender.

"Ya pokoknya kalau dari awal, misal kayak APK saja, itu nggak sampe Rp 2 juta," jelas Yuni.

Baca juga: SOSOK Erfin Sudanto, Caleg PAN di Bondowoso Jual Ginjal demi Kampanye, Modal Habis:Ada Surat Materai

"Cuma kalau sama tes seperti itu bisa sampai sekitar Rp 2,5 juta," kata Yuni.

Kini, Yuni terdaftar sebagai Caleg DPRD DKI dapil 7, meliputi Kecamatan Cilandak, Pesanggrahan, Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, dan Setiabudi.

Yuni mengibaratkan dirinya sebagai "Caleg Dhuafa", lantaran tak memiliki modal besar.

Yuni Sri Rahayu (41), pekerja rumah tangga (PRT) yang maju sebagai calon legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta daerah pemilih (Dapil) VII saat ditemui di kontrakannya, Cilandak, Jakarta Selatan, (Kompas.com / WartaKota)

"Kalau saya sendiri dari partai buruh kan kita bilangnya caleg dhuafa ya, yang istilahnya nggak punya modal." jelasnya.

"Walaupun punya modal istilahnya dari pribadi sendiri, sebisa kita." lanjutnya.

"Saya menyiasatinya dari upah saya sedikit demi sedikit," ujar dia.

Yuni menuturkan, dirinya maju sebagai Caleg, karena ingin memperjuangkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT).

"Ya memang saat ini kan kita sedang memperjuangkan RUU PPRT yang sudah 20 tahun masih juga gak ada kabar yang buat kita para PRT." jelasnya.

"Itu lah yang membuat saya mau nggak mau, siap nggak siap, ya sudah saya mau jadi caleg," ungkapnya.

Menurutnya, para pekerja rumah tangga saat ini, hanya dilindungi olsh UU Ketenagakerjaan, dan hal itu dinilai belum cukup.

"Ketika kita punya masalah, UU Ketenagakerjaan belum cukup untuk melindungi PRT," ungkapnya.

Kini Yuni masih yakin untuk mempromosikan namanya kepada masyarakat agar memilihnya pada 14 Februari 2024.

(TribunNewsmaker.com/Dika Pradana)