TRIBUNNEWSMAKER.COM - Saksi Partai NasDem ribut dengan PPK di wilayah Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor saat melakukan rekapitulasi suara pemilihan legislatif (Pileg).
Seorang saksi dari Partai NasDem bersitegang dengan anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) hingga suasana memanas.
Keributan tersebut bahkan sampai viral di media sosial.
Dalam video terlihat pria berbaju Komisi Pemilihan Umum (KPU) sampai menggebrak meja.
Ketua DPD Partai NasDem Kabupaten Bogor, Friedrich M Rumintjap menerangkan kericuhan ditenggarai temuan dugaan kecurangan yang merugikan seorang caleg Partai NasDem Dapil VI berinisial G.
"Menurutnya, kegaduhan yang sempat terjadi saat pleno rekapitulasi suara oleh PPK Tajurhalang TPS 37 itu terjadi akibat adanya dugaan penghilangan perolehan suara saudara G dengan sengaja," ujarnya saat dikonfirmasi TribunnewsBogor.com, Jumat (23/2/2024).
Menurutnya caleg DPRD Kabupaten Bogor tersebut sebelumnya memiliki sejumlah perolehan suara, akan tetapi pada saat rekapitulasi di tingkat kecamatan itu suara yang dimiliki oleh Caleg G menghilang.
Baca juga: Hitung Suara Ricuh, Warga di Bima Rusak TPS & Bakar Kotak Surat Suara, Kesal Caleg Pilihannya Kalah
Kemudian, kata dia, dugaan kecurangan itu diperkuat adanya salah satu bukti percobaan manipulasi data.
"Yang tadinya ada 6 suara sesuai C1 plano yang sudah dipegang saksi caleg G bersangkutan berubah menjadi 0, dan ada terlihat bukti dihapus tip-ex," ungkapnya.
Meski begitu, keributan yang sempat terjadi itu tak belangsung lama karena berhasil dilerai oleh petugas dan pihak kepolisian yang mengamankan proses rekapitulasi suara di lokasi.
Baca juga: Honor Belum Cair, Belasan Petugas KPPS di Makassar Geruduk Kantor Lurah, Penyebab Molornya Terungkap
Merespon kejadian tersebut, pria yang karib disapa dr Frits itu mengaku sangat menyayangkan apabila praktik kecurangan itu benar terjadi dan dilakukan dengan sengaja.
Purnawirawan TNI AU itu berharap semua pihak berkomitmen penuh mensukseskan pesta demokrasi ini secara jujur, adil, dan transparan.
"Meski suara tersebut tdk lah besar, namun bisa menciderai kredibilitas penyelenggara serta merusak prinsip-prinsip demokrasi," pungkasnya.
Ricuh! Warga di Bima Rusak TPS & Bakar Kotak Surat Suara, Kesal Caleg Pilihannya Kalah
Proses perahitungan suara di Kecamatan Parado, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi ricuh.
Sejumlah warga nekat merusak dan membakar kotak suara, Rabu (14/2/2024) malam karena hasilnya tak sesuai harapan.
Bahkan beberapa warga terlihat membawa senjata tajam yang berpotensi membahayakan.
Peristiwa itu terjadi saat proses penghitungan suara berlangsung di semua TPS untuk calon anggota legislatif (Caleg) DPRD Kabupaten Bima.
Massa diduga merusak dan membakar kotak suara karena perolehan suara caleg lokal yang berasal dari Kecamatan Parado kecil.
Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Bima, Junaidin membenarkan adanya kejadian perusakan TPS dan pembakaran kotak berisi surat suara tersebut.
Baca juga: Pergoki Simpatisan Capres Coblos 40 Surat Suara, Saksi TPS Tegal Mawar Malah Dihajar: Dahinya Luka
Namun pihaknya belum mengetahui jelas kronologi kejadian karena masih dalam proses pendalaman.
"Informasi itu benar," singkat Junaidin saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis (15/2/2024).
Perusakan dan pembakaran kotak surat suara
Sementara itu, warga Desa Parado Rato, ABD menyampaikan, kejadian tersebut berawal saat sekelompok warga mendatangi sejumlah TPS pada Rabu (14/2/2024) sekitar pukul 23.00 Wita.
Mereka tiba-tiba merusak sejumlah TPS yang ada di desa-desa di Kecamatan Parado, seperti Desa Parado Rato, Kuta, Kanca, Parado Wane hingga ke pelosok Desa Lere.
"Ada sekelompok orang tidak dikenal datang menyerbu seluruh TPS, mulai dari Desa Parado Wane terus ke Parado Kuta, Kanca sampai di pelosok Lere," kata ABD sembari meminta agar namanya diinisialkan saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Kamis.
Baca juga: Rumah Anggota KPPS TPS 16 di Palembang Terbakar, Diduga Korsleting, Perhitungan Suara Dihentikan
ABD mengatakan, perusakan dan pembakaran kotak berisi surat suara itu terjadi saat proses penghitungan berlangsung di TPS.
Dugaannya warga kesal karena perolehan suara untuk lima caleg lokal dari Kecamatan Parado kecil.
"Harapan kami bersama orang di Parado itu harus ada yang duduk di DPRD, karena selama ini belum ada," katanya lagi.
ABD mengaku menyaksikan langsung ratusan warga tersebut merusak dan membakar kotak suara dari salah satu TPS di Desa Parado Rato, Namun ia tak berani mendekat karena masa membawa senjata tajam.
"Saya melihat dari kejauhan saja, tidak berani mendekat karena orang keluar pakai parang semua," kata ABD.
(TribunnewsBogor/ Muamarrudin Irfani)
Diolah dari artikel tayang di TribunnewsBogor.com dan di Kompas.com