Inilah daya tarik Plengkung Pitu, wisata Klaten di Kalimosodo, yang merupakan peninggalan sejarah dari zaman Belanda
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pesona Plengkung Pitu, wisata Klaten di Kalimosodo, yang merupakan peninggalan sejarah zaman Belanda.
Taman objek wisata Kalimosodo dikembangkan oleh Pemerintah Desa Sudimoro ini, memiliki daya tarik utama berupa talang air dengan tujuh lengkungan yang dikenal dengan nama Plengkung Pitu oleh warga setempat.
Talang air ini merupakan peninggalan sejarah dari zaman Belanda yang memiliki nilai historis tinggi.
Selain itu, keberadaan saluran air kuno tersebut juga memberikan nuansa budaya yang kaya dan unik bagi pengunjung. D
engan adanya taman objek wisata Kalimosodo, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat melalui sektor pariwisata di Klaten semakin berkembang.
Baca juga: Fakta-fakta Umbul Sigedang Klaten, Mata Air yangJernih & Pernah Didatangi Nadine Chandrawinata
Objek wisata ini berdiri di atas tanah seluas dua hektar dan berada persis di sebelah bangunan kantor desa setempat.
Kemudian, nama dari objek wisata Kalimosodo diambil dari adanya kali atau sungai yang melintas di sekitar objek wisata itu.
Pantauan Tribun Jogja di objek wisata itu, Senin (6/9/2021) sekitar pukul 10.00 WIB, selain plengkung pitu yang menjadi ikon utamanya, juga terdapat satu kolam renang untuk orang dewasa dan satu kolam renang untuk anak-anak.
Selain itu, juga terdapat satu kolam yang digunakan untuk terapi ikan oleh para pengunjung.
Di beberapa sisi lainnya, berdiri sejumlah gazebo kecil dan satu gazebo utama yang cukup besar.
Kemudian,terdapat juga satu musala dan toilet yang masih dalam tahap pengerjaan.
Baca juga: 5 Rekomendasi Kuliner di Dekat Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Ayam dan Bebek Goreng hingga Iga Bakar
Area objek wisata yang cukup luas menjadikan objek wisata Kalimosodo ini cocok dikunjungi oleh para keluarga.
Kepala Desa Sudimoro, Agus Erwanto, menyebut jika pihaknya sudah lama ingin membuat objek wisata di desa itu.
Setelah berunding dengan perangkat desa lainnya, akhirnya pihaknya memutuskan untuk mengembangkan objek wisata alam memanfaatkan lahan yang luas di sebelah kantor desa.