Program 100 Hari Kerja

Program 100 Hari Kerja Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono: 'Saya Tidak Ada Program'

Editor: Delta LP
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

100 HARI KERJA - Inilah program 100 hari kerja Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Sadewo Tri Lastiono dan Dwi Asih Lintarti.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beda dengan kepala daerah lainnya yang langsung tancap gas menerapkan program 100 hari pertama kerjanya.

Bupati dan Wakil Bupati Banyumas, Jawa Tengah, Sadewo Tri Lastiono dan Dwi Asih Lintarti justru tak ada program apapun.

Diketahui, Sadewo Tri Lastiono dan Dwi Asih Lintarti telah dilantik oleh Presiden Prabowo pada 20 Februari 2025 lalu.

Meski tak ada program khusu di 100 hari pertama kerjanya, Sadewo Tri Lastiono, langsung menjalankan tugasnya pada hari pertama setelah mengikuti retreat, Senin (3/3/2025).

Dalam kesempatan tersebut, Sadewo menegaskan bahwa ia tidak memiliki program 100 hari kerja.

Dia berpendapat bahwa program kerja selama lima tahun tidak dapat diukur dalam waktu singkat.

"Saya tidak ada program 100 hari karena program lima tahun tidak bisa diukur hanya dalam waktu 100 hari," ujar Sadewo kepada wartawan.

Sadewo memulai hari pertamanya dengan memimpin apel di halaman pendopo bupati, yang dihadiri oleh para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Setda Banyumas.

Setelah apel, dilanjutkan dengan serah terima jabatan dari pejabat bupati sebelumnya serta paripurna penyampaian pidato sambutan.

Dalam pidatonya, Sadewo mengajak masyarakat untuk bersatu dalam membangun Banyumas, mengingat pilkada telah usai. 

"Brayan bareng mbangun Banyumas (bersama-sama membangun Banyumas, tidak ada lagi kotak-kotak kosong dan lainnya)," tambahnya.

Pada awal masa pemerintahannya, Sadewo memprioritaskan penyelesaian sengketa aset Kebondalem antara pemerintah kabupaten dan pihak swasta. 

"Kami berusaha menyelesaikan persoalan-persoalan mendesak, dan Kebondalem adalah salah satunya," kata Sadewo.

Selain itu, Sadewo juga berkomitmen untuk menambah saluran aduan masyarakat yang khusus mengenai infrastruktur.

Baca juga: Sosok dan Harta Sadewo Tri Lastiono Bupati Banyumas yang Dilantik Prabowo, Utang Tembus Rp 4,2 M

"Saya akan tetap mempertahankan Lapak Aduan. Akan saya tambah khusus terkait infrastruktur, sehingga tidak ada jalan-jalan berlubang yang penanganannya tertunda," ujarnya.

Dengan langkah-langkah ini, Sadewo berharap dapat membawa perubahan positif bagi masyarakat Banyumas selama masa kepemimpinannya.

Berikan Bantuan

Jamaludin warga RT 6 RW 3 Desa Gununglurah, Kecamatan Cilongok,  Kabupaten Banyumas adalah seorang penderes yang jatuh dari pohon kelapa.

Jamaludin ini mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai penderes pada tanggal 25 Februari 2025 lalu.

Selama ini perawatan ia dibiayai dan dijamin oleh BPJS Kenegakerjaan hingga sembuh.

Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menyerahkan secara langsung bantuan kepada Jamaludin.

Bantuan uang bersumber dari Pribadi Bupati juga dari Koperasi Integrasi Petani Organik (KOPIPO) dimana Jamaludin menjadi anggotanya.

Selain itu juga penyerahan bantuan sembako untuk anggota yang mengalami sakit.

100 HARI KERJA - Bupati Banyumas, Sadewo Tri Lastiono menyerahkan secara langsung bantuan kepada Jamaludin, seorang penderes yang jatuh dari pohon kelapa, Senin (17/3/2025). Jamaludin ini mengalami kecelakaan saat bekerja sebagai penderes pada 25 Februari 2025 lalu. (Dok. Pemkab Banyumas)

Bupati mendoakan semoga Jamaludin segera sembuh.

"Sebenarnya dulu waktu bersama-sama petani Gununglurah ini, mendirikan Koperasi yang utama adalah agar harga gula dapat stabil mengingat potensi Banyumas sangat luar biasa dalam produksi gula kelapa.

Meski dapat santunan ini pasti tidak diinginkan, sebagai pengurus koperasi ada sedikit santunan," ujar Bupati saat menyerahkan santunan.

Saat penyerahan bantuan bupati didampingi Kepala Dinakerkop UKM, Kepala BPJS Ketenagakerjaan, Camat Cilongok, Direktur PT Integral Mulia Cipta (IMC) Mario Ngengsowiajaja sebagai Mitra Koperasi danPengurus Koperasi KOPIPO.

Seperti diketahui Bupati Sadewo adalah pemakarsa berdirinya Koperasi Integrasi Petani Organik (KOPIPO) yang anggotanya sampai saat ini mencapai 1960 anggota.

Sehingga ia didaulat sebagai pembina.

"Untuk menghindari kecelakaan kerja, dalam waktu dekat, secara bertahap kami akan membagikan 25.000 bibit kelapa gajah entog.

Kami juga mewanti-wanti agar petani tidak tergiur memproduksi lebih besar tetapi tidak sesuai standar.

Karena ini akan merugikan petani sendiri," katanya kepada Tribunbanyumas.com, dalam rilis.

Bupati Sadewo menambahkan para penderes, selama bekerja berisiko mengalami kecelakaan sebagaimana Jamaludin.

Untuk itu pihaknya mengupayakan bantuan buat mereka yang mengalami kecelakaan kerja, termasuk dalam Iuran BPJS Ketenagakerjaan.

"Kebetulan Pak Jamaludin ini BPJSnya yang membayar PMI dimana saya juga Ketua PMI.

Kami juga minta bantuan ke CSR BUMD, perusahaan-perusahaan seperti ke Pak Mario dari PT IMC ini," terangnya.

Suntoro Pembina dari Koperasi Integrasi Petani Organik (KOPIPO) mengatakan koperasi ini setiap harinya dapat memproduksi Gula Semut Organik sebanyak 15 Ton.

"Anggota koperasi sebanyak 1960 tersebar di 5 kecamatan yaitu Cilongok, Purwojati, Ajibarang, Gumelar dan Sumpiuh," katanya.

Pada kesempatan ini, secara simbolis juga diserahkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan bagi anggota Koperasi yang baru. (TribunNewsmaker/Kompas.com/TribunJateng)