Tempat Wisata

Cuma 40 Menit dari Alun-alun Pati, Ada Gua Seeksotis Ini, Cocok Bagi Kamu Pecinta Petualangan Seru!

Editor: Febriana
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

WISATA SERU - Potret Gua Pancur disadur dari Tribunnews.com dan Google Street View pada Rabu (9/4/2025). Gua Pancur terletak di Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kabupaten Pati, Jawa Tengah ternyata menyimpan wisata gua yang eksotis.

Gua tersebut berada di Kecamatan Kayen. Wisatawan akan dimanjakan dengan keindahan stalaktit dan stalagmit.

Ditinjau dari Google Maps, jaraknya sekitar 22,6 kilometer atau sekira 40 menit dari Alun-alun Pati.

Ya, itulah Gua Pancur. Gua di Dukuh Gasong, Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ini merupakan gua kars dari Pegunungan Kendeng.

Kondisi dalam gua yang masih alami membuat siapa saja bakal betah menyusuri.

"Dinamakan Gua Pancur karena dulu, saat pertama ditemukan sekitar tahun 1930-an, air dari dalam gua mancur-mancur (mengalir secara deras). Hingga sekarang, dikenal sebagai Gua Pancur," ungkap Ahmad Najib, ketua Gasong Community.

Komunitas inilah yang kini mengelola Gua Pancur sebagai destinasi wisata.

Menyusuri Gua Pancur dibutuhkan persiapan dan perbekalan cukup.

Apalagi, panjang gua yang bisa disusuri mencapai 827 meter.

Helm, jaket pengaman serta sepatu tracking atau sandal gunung wajib dikenakan.

Tidak lupa, membawa lampu LED portabel, headlamp atau senter sebagai alat penerangan.

Jangan lupa membawa air minum untuk menemani perjalanan.

Baca juga: Cuma 1 Jam 39 Menit dari Kota Yogyakarta, Ada Pantai Pasir Putih Seindah Ini, Spot Snorkeling Ciamik

WISATA SERU - Potret Gua Pancur disadur dari Tribunnews.com pada Rabu (9/4/2025). Gua Pancur berada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Menjelajah gua horizontal ini bisa menjadi sarana pembuktian diri.

Terutama, untuk menguji fisik dan menaklukkan rasa takut.

"Ada tiga zona di dalam gua. Zona mulut gua memiliki panjang sekitar 100 meter. Di zona ini, sinar matahari masih bisa masuk dan menerangi gua. Selanjutnya zona tengah yang mulai gelap dan zona dalam yang benar-benar dilingkupi kegelapan pekat," imbuh Najib.

Gua Pancur termasuk gua basah atau berair. Genangan air setinggi pinggang orang dewasa sudah bisa dirasakan di mulut gua.

Namun, semakin masuk, ketinggian air berkurang secara bertahap, mulai betis hingga mata kaki.

Itu sebabnya, dibutuhkan kehati-hatian lantaran jalur yang dilewati tertutup air.

Kadang kala, ditemukan batangan kapur runcing yang muncul dari dalam gua (stalagmit) dan bisa menimbulkan cedera.

Atau, cekungan dalam yang membuat terperosok.

Meski begitu, keindahan stalaktit atau batangan kapur di langit-langit gua yang memiliki ujung meruncing ke bawah sudah ditemukan sejak mulut gua.

Baca juga: Wisata Bak Film The Hobbit Cuma 40 Menit dari Pusat Purbalingga, Ada Outbond hingga Area Camping

WISATA SERU - Potret Gua Pancur disadur dari Tribunnews.com pada Rabu (9/4/2025). Gua Pancur ada di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Tribun Jateng / Hermawan Handaka)

Semakin masuk ke dalam, ukuran dan bentuknya beragam.

Ada yang berongga, menonjol, juga mengalirkan air secara deras.

Tak harus selalu mendongak ke atas untuk menemukan hal menarik.

Dinding-dinding gua juga menyuguhkan berbagai bentuk.

Warnanya juga berbeda-beda, mulai cokelat, hitam pekat, atau keputihan.

Tak semua bagian di dalam perut bumi ini memiliki ruangan luas.

Di beberapa bagian gua memiliki ketinggian rendah sehingga pengunjung harus membungkuk, bahkan merangkak.

Di bagian lain, jalur susur gua berbentuk lorong dan hanya bisa dilalui satu orang.

Pengunjung pun harus tertib antre agar perjalanan menyusuri gua dan menikmati setiap detail keindahannya tidak terganggu.

"Kami membatasi pengunjung yang masuk. Jumlah maksimal setiap rombongan hanya 15 agar habitat gua tetap terjaga," kata Najib.

Baca juga: Wisata Air Sejernih Ini Cuma 25 Menit dari Terminal Bus Purbalingga, Ada Spot Foto Underwater

WISATA SERU - Potret Gua Pancur disadur dari Tribunnews.com pada Rabu (9/4/2025). Gua Pancur berlokasi di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. (Tribun Jateng/Hermawan Handaka)

Koloni Kelelawar

Di dalam gua juga bisa ditemukan koloni kelelawar.

Puluhan bahkan ratusan hewan yang terbiasa hidup di kegelapan itu menggantung di langit-langit gua.

Paling banyak, ditemukan di ujung gua yang memiliki langit-langit paling tinggi yang biasa disebut Istana Kelelawar.

Bagian ini merupakan bagian gua tergelap dan memiliki kadar oksigen tak terlalu berlimpah.

Dibutuhkan waktu dua hingga tiga jam untuk menyusuri Gua Pancur.

"Tergantung pengunjungnya juga, berapa lama ingin foto-foto di setiap spot," ujar Najib.

Gasong Community mematok biaya susur gua Rp 20 ribu per orang.

Pengunjung akan mendapat fasilitas guide, helm serta jaket pengaman.

Sementara, tiket masuk kawasan Gua Pancur dibanderol Rp 3.000 per motor dan Rp 6.000 per mobil.

Di kawasan Gua Pancur terdapat taman, arena bermain anak, gazebo di pinggir danau buatan, kawasan bumi perkemahan, serta pedagang yang menjual aneka jajanan.

Batu Sayap Malaikat

Keindahan stalaktit dan stalakmit di dalam Gua Pancur diperlihatkan lewat bentuk-bentuknya yang unik.

Anda pun bakal berdecak kagum melihatnya.

Keunikan bebatuan tersebut dimulai ketika kita masuk gua.

Sebuah mini dome atau kubah kecil terlihat menjulang ke atas.

"Cekungan ke atas itu terjadi karena derasnya air yang dulu melewatinya. Tapi, sekarang tidak lagi menjadi jalur air," ungkap Khabibur Rohman, guide Gua Pancur.

Semakin ke dalam, bentuk unik dari bebatuan semakin banyak.

Di sisi kanan, Anda akan menemukan gundukan bebatuan yang tak mulus.

Bahkan, jika diperhatikan mirip terasering atau sawah berundak.

Cekungan-cekungannya berisi air. "Ini namanya Batu Petak Sawah. Dinamakan seperti itu karena bentuknya yang berundak seperti sawah di pegunungan," imbuh pemuda yang akrab disapa Khabib ini.

Decak kagum pun tak akan berhenti.

Setelah melewati lorong sempit sepanjang sekitar tiga meter, di sisi kanan terdapat stalaktit yang disebut Batu Tirai.

Batu berwarna abu-abu ini berbentuk mirip sayap burung dan memiliki alur-alur tempat air mengalir.

"Itu sebabnya, pengunjung juga menyebutnya sebagai Batu Sayap Malaikat karena bentuknya menyerupai sayap," katanya.

Selain bentuk bebatuan yang unik, Gua Pancur juga memiliki sumber mata air hangat.

Warga meyakini, permohonan pengunjung yang mencuci muka atau membasuh tubuh menggunakan air ini terkabul.

Itu sebabnya, banyak warga yang masuk ke Gua Pancur hanya untuk menuju sumber air hangat yang berada sekitar 200 meter dari mulut gua tersebut.

"Entah benar atau tidak, tapi begitulah yang diyakini warga. Saat musim hujan, perbedaan suhu air dalam gua dan air hangat yang mengalir dari dalam tanah itu sangat terasa," jelas Khabib.

Berjarak 85 Km dari Kota Semarang

Gua Pancur terletak sekitar 23 Km arah barat daya Pati kota atau 85 Km arah timur Kota Semarang.

Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan umum untuk menjangkaunya.

Bagi Anda yang mengendarai kendaraan pribadi dari Kota Semarang, arahkan kendaraan ke Pati lewat jalur Pantai Utara (Pantura).

Sesampai di pertigaan Kudus-Kayen, Anda harus berbelok ke kanan.

Jalan yang juga menjadi jalur Pati-Grobogan (Purwodadi) itu lumayan mulus untuk dilalui.

Sesampai di SMA 1 Kayen, arahkan kendaraan ke kiri atau masuk gapura kawasan wisata Gua Pancur.

Beberapa papan penunjuk arah akan membimbing Anda mencapai kawasan Gua Pancur. Jarak dari gapura masuk hingga Gua Pancur sekitar 3 Km.

(TribunNewsmaker.com)(Tribunnews.com)