TRIBUNNEWSMAKER.COM - Beberapa waktu lalu, publik dibuat heboh dengan kabar bahwa PT Chandra Asri Pacific Tbk raksasa industri petrokimia Indonesia dipalak hingga Rp5 triliun oleh seorang pengusaha lokal.
Jumlah yang bikin dahi berkerut, bahkan untuk ukuran konglomerat!
Tapi, siapa sih sebenarnya sosok di balik perusahaan besar ini?
Chandra Asri bukan pemain baru di industri petrokimia.
Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 1992, dan dikenal memproduksi berbagai bahan kimia penting seperti olefin (etilena, propilena, py-gas, dan campuran C4), poliolefin (polietilena dan polipropilena), hingga monomer stirena dan butadiena.
Pabriknya terletak di Ciwandan, Cilegon, Banten, lokasi yang strategis karena dekat pelabuhan.
Baca juga: BOCAH Diduga Palak Sopir Truk Ternyata Miskomunikasi, Kesal Direkam, Polisi: Nyasar Mau Tanya Jalan
Tentu hal tersebut memudahkan proses ekspor maupun impor bahan baku.
Di masa awal berdirinya, nama-nama besar pernah tercatat sebagai pemegang saham, seperti:
Bambang Trihatmodjo, Prajogo Pangestu, Peter F. Gontha dan Henry Pribadi.
Mereka adalah sosok-sosok yang dikenal punya pengaruh besar di dunia bisnis Indonesia.
Perjalanan Chandra Asri makin kuat setelah terjadi merger besar pada tahun 2010.
Saat itu, PT Chandra Asri digabung dengan PT Tri Polyta Indonesia Tbk, dan lahirlah entitas baru: PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.
Merger ini bukan tanpa alasan. Tujuannya jelas yakni menciptakan perusahaan petrokimia yang terintegrasi.
Baca juga: Ancur Mobil lu! Viral Pria Berpakaian Ormas Bentak & Palak Sopir Truk, Kini Kabur Dicari Polisi
Baik secara vertikal maupun horizontal.
Produk mereka kini menyasar berbagai sektor, dari otomotif, konstruksi, elektronik, hingga kemasan.
Tahun 2007, Chandra Asri resmi diakuisisi oleh Barito Group, milik konglomerat Prajogo Pangestu.
Setelah akuisisi, namanya berubah menjadi PT Chandra Asri Pacific Tbk.
Dilansir dari situs resmi perusahaan, berikut adalah komposisi pemegang saham saat ini:
Prajogo Pangestu secara langsung memegang 5,03 persen saham.
Melalui PT Barito Pacific Tbk, ia juga menguasai tambahan 34,63% saham.
SCG Chemicals Company Limited memiliki 30,57% saham.
PT Top Investment Indonesia punya 15% saham.
Marigold Resources Pte Ltd mengantongi 3,92% saham.
HSBC Ltd – Singapore Branch Private Banking memegang 3,12% saham.
Barito Pacific Tbk sendiri dimiliki oleh Prajogo Pangestu sebanyak 71,31%, sementara sisanya dipegang oleh publik.
Ambisi Besar Lewat Proyek CAP2
Chandra Asri nggak berhenti di situ. Mereka tengah membangun proyek raksasa bernama CAP2 (Chandra Asri Petrochemical Complex 2) di Cilegon.
Tujuannya tentu menggandakan kapasitas produksi dan mengukuhkan Cilegon sebagai pusat petrokimia nasional.
Proyek ini mencakup:
Cracker kedua (fasilitas pemecahan bahan kimia)
Unit polyolefin baru
Infrastruktur pendukung lainnya
Total investasi? Diperkirakan mencapai lebih dari USD 5 miliar, dengan target penyelesaian sekitar tahun 2027.
Dengan ukuran perusahaan dan ambisi sebesar itu, wajar kalau isu "pemalakan" Rp5 triliun jadi perhatian publik.
Tapi di balik semua hiruk-pikuk itu, penting juga untuk mengenal lebih dalam siapa yang benar-benar punya kendali atas Chandra Asri.
Jawabannya adalah Prajogo Pangestu, konglomerat yang jadi pemain besar di sektor petrokimia.
Prajogo Pangestu juga dikenal punya pengaruh kuat di bisnis energi nasional.
(TribunNewsmaker.com/Candra)