Ijazah Jokowi

Dipicu Guyon Jokowi 'IPK Tak Sampai 2 Lulus UGM' Bambang Tri dan Gus Nur Perkarakan, Masuk Penjara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Capture YouTube Tribun Jatim menampilkan Roy Suryo dan Jokowi. Roy SUryo ungkap candaan lama Jokowi pemicu tuduhan ijazah palsu

Berawal kelakar Jokowi 'IPK tak sampai 2 bisa lulus UGM' Bambang Tri Mulyono dan Sugi Rahajar alias Gus Nur memperkarakan, tapi malah masuk penjara, Roy Suryo dan dokter Tifa lalu yang meneruskan masalah ijazah Jokowi di UGM

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Gonjang-ganjing soal keaslian ijazah milik mantan Presiden RI, Joko Widodo, belum juga reda. Isu yang semula hanya jadi bahan candaan, kini menjelma menjadi pusaran kontroversi yang menelan banyak tokoh, bahkan memicu pelaporan balik ke aparat penegak hukum.

Tak hanya Jokowi yang dilaporkan terkait dugaan ijazah palsu, sang mantan Wali Kota Solo itu juga balik melaporkan sejumlah tokoh ke Polri. Api polemik yang semula kecil, kini membakar ruang publik dengan spekulasi, tudingan, dan teka-teki yang makin membingungkan.

Semua bermula dari momen ringan nan akrab pada 2013 silam. Dalam sebuah acara, Jokowi—yang kala itu belum menjadi Presiden—bercanda dengan Mahfud MD, yang kelak menjabat sebagai Menkopolhukam. Kala itu, keduanya membahas soal indeks prestasi kumulatif (IPK) semasa kuliah.

Cerita itu diungkap oleh pakar telematika Roy Suryo, salah satu tokoh yang kini terseret dalam pusaran kasus ini. Ia mengungkap bahwa justru dari candaan itulah benih keraguan terhadap ijazah Jokowi mulai tumbuh.

"Yang memicu (kasus ijazah) sebenarnya Pak Jokowi sendiri ketika tahun 2013, dia bercanda dengan Prof. Mahfud MD tentang IP atau Indeks Prestasi," ujar Roy, dikutip dari YouTube Cumi-cumi, Minggu (18/5/2025).

"Singkat kata, waktu itu Pak Mahfud cerita IP-nya 3,8, Pak Jokowi cerita di bawah 2. Nah, publik lalu bertanya, kok IP di bawah 2 bisa lulus dari UGM, padahal lulusnya lima tahun," lanjutnya.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Capture YouTube Tribun Jakarta soal Jokowi tak mau memaafkan Roy Suryo cs. Terungkap ini perkara yang membuat Roy Suryo dan Dokter Tifa sulit lolos dari jeratan hukum (Capture YouTube Tribun Jakarta)

Pertanyaan publik pun makin menjadi. Tak butuh waktu lama hingga beberapa tokoh ikut turun tangan. Pegiat media sosial Tifauzia Tyassuma atau yang dikenal sebagai dokter Tifa, turut menyelidiki riwayat kelulusan Jokowi dari Fakultas Kehutanan UGM.

Penyelidikan itu bahkan berujung pada gugatan hukum yang dilayangkan Bambang Tri Mulyono dan Sugi Nur Raharja pada tahun 2022 dan 2023.

Namun nasib berkata lain—alih-alih membongkar kebenaran, keduanya justru harus merasakan dinginnya jeruji karena dianggap menyebarkan ujaran kebencian.

Di tengah hiruk-pikuk tersebut, pihak kampus pun angkat bicara. Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta, merilis salinan fotokopi ijazah Jokowi sebagai bentuk klarifikasi. Namun alih-alih menenangkan, langkah ini justru menyulut kecurigaan baru.

"Inilah yang malah memacu (penelusuran ijazah Jokowi). Ketika, kemudian orang baru melihat penampilan ijazah fotokopi itu kemudian banyak analisis soal itu dan hingga soal skripsi," kata Roy.

Kisruh mencapai titik panas ketika Rismon Hasiholan Sianipar, ahli forensik digital dan mantan dosen Universitas Mataram, memutuskan terjun langsung meneliti skripsi Jokowi di UGM. Hasilnya mengejutkan.

"Dia (Rismon) datang ke UGM lalu melakukan penelitian terhadap skripsinya (Jokowi) karena yang bisa dilihat skripsinya bukan ijazahnya. Dan dia mengatakan banyak kejanggalan di skripsinya dan dia mengatakan bahwa skripsinya palsu," tutur Roy.

Tak ingin hanya bersandar pada temuan orang lain, Roy dan beberapa pihak turut menelusuri skripsi tersebut. Hasilnya? Temuan mereka senada dengan Rismon.

"Banyak sekali kesalahan di situ (skripsi Jokowi), termasuk nggak ada lembar pengujian, lembar pengesahan, tanda tangan dosen pembimbingnya juga diragukan," ungkap Roy.

POLEMIK IJAZAH JOKOWI - Capture YouTube Tribun Jakarta menampilkan potret Jokowi, Kasmudjo dan Rismon Sianipar. UGM patahkan omongan Rismon Sianipar soal Kasmudjo (Capture YouTube Tribun Jakarta)

Yang paling dramatis, menurut Roy, adalah ketika seorang anak dari almarhum Prof. Achmad Soemitro—yang namanya tercantum sebagai dosen pembimbing—turut meragukan keaslian tanda tangan sang ayah.

"Bahkan, diragukan langsung oleh putrinya sendiri bahwa tanda tangan Profesor Achmad Soemitro yang ada di situ bukan tanda tangan almarhum ayahnya karena ejaannya juga salah," katanya.

Isu ijazah ini bukan lagi sekadar keraguan, melainkan telah berkembang menjadi polemik besar yang menyentuh kredibilitas dan integritas seorang mantan kepala negara. Akankah misteri ini terungkap? Atau justru terkubur di balik labirin politik dan hukum?

Kasus Ijazah Jokowi Belum Naik Penyidikan
 
Polda Metro Jaya masih belum menaikkan status perkara tudingan ijazah palsu Jokowi ke tahap penyidikan.

Kasubbid Penmas Polda Metro Jaya AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan penyelidik telah mengambil keterangan saksi untuk mengumpulkan dan memastikan peristiwa yang dilaporkan.

Ia menyampaikan sudah ada 24 saksi yang diperiksa sejauh ini.

"Kita lihat nanti apakah masih perlu klarifikasi orang-orang atau cukup dengan yang sudah memberikan keterangan klarifikasi bisa langsung dinaikkan ke tahap penyidikan," katanya, dikutip Sabtu (17/5/2025).

Sementara, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menuturkan peluang pelapor diperiksa kembali sangat dimungkinkan.

Menurutnya, pemanggilan pelapor sesuai dengan pertimbangan dari penyelidik.

"Penyelidik yang akan mempertimbangkan berdasarkan fakta-fakta yang dikumpulkan," ucap Ade Ary.

Kepolisian memastikan laporan dugaan pencemaran nama baik yang dilaporkan Joko Widodo masih dalam tahap penyelidikan.

Sejumlah fakta-fakta terus dikumpulkan sebelum nantinya dilakukan gelar perkara.

"Jadi tahapan penyelidikan itu diperiksa klarifikasi. Nanti ditentukan hasil gelar perkara berdasarkan alat bukti dan barang bukti apakah ada atau tidaknya dugaan tindak pidana," ujarnya.

Apabila ditemukan dugaan tindak pidana seperti yang dilaporkan oleh pelapor, akan ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan. 

"Setelah penyidikan, pelapor diperiksa lagi, di-BAP namanya, diambil keterangan berita acara pemeriksaan sebagai saksi dalam tahap penyidikan. Diulangi lagi nanti, semua saksi diperiksa lagi," ujar Ade Ary.

Teman Kuliah Siap Bersaksi Untuk Jokowi

Di tengah sorotan publik soal pro-kontra keaslian ijazah Joko Widodo (Jokowi), muncul sosok yang mengaku teman kuliah sang mantan presiden RI.

Dia adalah Andi Pramaria, mantan Kepala Dinas Kehutanan dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Andi Pramaria mengaku dirinya dan Jokowi teman satu angkatan saat kuliah dan wisuda bareng di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Andi pun mengungkap kesiapannya untuk bersaksi sebagai teman seangkatan Jokowi semasa kuliah di Fakultas Kehutanan UGM.

Andi mengaku, ia adalah salah satu teman kuliah Jokowi sejak awal hingga diwisuda di UGM.

Terkait polemik ijazah Jokowi ini, Andi menyatakan dirinya bisa memberikan kesaksian soal masa kuliah Jokowi di UGM.

Namun soal ijazah Jokowi ia tidak bisa memastikan keasliannya.

Karena yang ia tahu selama ini adalah Jokowi adalah benar-benar mahasiswa UGM, sama seperti dirinya.

"Saya kalau misalnya diminta, hanya bisa meluruskan ya dari sejarah. Apakah beliau ijazahnya asli atau tidak, saya enggak ngerti. Karena ijazahnya yang mana saya enggak ngerti, kan."

"Tetapi kalau dibilang, 'Bener enggak Pak Jokowi kuliah di UGM?' Betul, wisuda juga iya (di UGM) karena itu memang bareng sama saya," jelas Andi saat ditemui di rumahnya di Jalan Panji Wangko, Panji Tilar, Kekalik, Kota Mataram, Sabtu (17/5/2025), dilansir Kompas.com.

Andi mengatakan, ijazah Jokowi baru dapat dikatakan asli apabila sama seperti miliknya.

Andi mengatakan, jika dilihat dari nilai sejarah dan historis, ia percaya bahwa ijazah Jokowi adalah asli, asalkan sama dengan miliknya.

Andi juga menunjukkan ijazahnya yang dicetak dengan jenis huruf Times New Roman, seperti yang dipermasalahkan Roy Suryo dan pihak lainnya yang menuding ijazah Jokowi palsu.

Ia menjelaskan bahwa sebagai mahasiswa pada saat itu, mereka hanya menerima ijazah tanpa bisa protes mengenai jenis huruf yang digunakan.

"Percetakan yang digunakan kampus atau ijazah dicetak rata-rata di Percetakan Perdana," tambahnya.

Masuk dan Lulus Bareng

Andi menegaskan, mereka berdua masuk kuliah tahun 1980 dan wisuda di Fakultas Kehutanan UGM secara bersamaan pada 19 November 1985.

"Saya betul-betul menyaksikan dan berbarengan dengan Pak Jokowi pada waktu kuliah sampai lulus. Wisuda juga bareng," katanya.

Andi menunjukkan sejumlah foto-foto kuliahnya bersama Jokowi, termasuk foto wisuda yang beredar di media sosial.

"Saya tidak ada albumnya, ini memang disebarkan di grup WhatsApp alumni angkatan kami. Kalau di foto yang beredar, Pak Jokowi nomor dua dari kanan, saya nomor dua dari kiri," katanya lagi.

Ia lantas menyinggung ribut-ribut soal siapa pembimbing skripsi Jokowi.

Andi mengatakan, pembimbing skripsi Jokowi saat itu adalah Prof Achmad Sumitro, Guru Besar Emeritus Fakultas Kehutanan UGM.

Sementara, Ir Kasmudjo yang selama ini dikira membimbing skripsi Jokowi, hanyalah pembimbing akademik dan berstatus sebagai asisten dosen.

"Pak Kasmojo adalah dosen pembimbing kartu rencana studi (KRS) dan hanya sebagai asisten dosen. Pembimbing skripsi Jokowi adalah Prof Sumitro," ujar Andi.

Terakhir, Andi menegaskan bahwa ia bukan bermaksud membela Jokowi, tetapi ingin menginformasikan bahwa ia adalah rekan kuliah Jokowi dan tidak dapat memastikan keaslian ijazah yang dimiliki Jokowi saat ini.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Reynas Abdilla, Faryyanida Putwiliani/Nuryanti)