Mie ayam Bu Tumini di Umbulharjo Yogyakarta, warung mie ayam terkenal yang wajib dicoba pecinta kuliner, lokasi hanya 50 menit dari Klaten
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Nikmatnya warung mie ayam Bu Tumini yang ada di Umbulharjo Yogyakarta, warung mie ayam terkenal di Kota Gudeg.
Mie Ayam Bu Tumini di Yogyakarta memiliki rasa khas kuah kaldu ayam yang sangat kental, berwarna kecokelatan, dengan dominasi rasa manis yang kuat.
Potongan ayamnya cukup banyak, empuk dan gurih, berpadu dengan mie yang tipis dan kenyal, membuat mie ayam ini jadi favorit.
Meski hanya warung sederhana di pinggir jalan, warung mie ayam Bu Tumini sudah terkenal hingga ke luar kota.
Seperti apa enaknya warung mie ayam Bu Tumini yang legendaris di Kota Yogyakarta ini?
Baca juga: Klaten Jawa Tengah Punya 5 Warung Mie Ayam Terkenal dengan Rating Tinggi, Wajib Mampir Saat Liburan
Warung Mie Ayam Bu Tumini yang terletak di Jalan Imogiri Timur No. 187, tepat di utara pintu masuk Terminal Giwangan.
Kisah sukses Bu Tumini bermula dari kepiawaian sang suami, Suparman, dalam membuat mie.
Ilmu tersebut didapat Suparman dapat dari saudaranya di Cirebon, Jawa Barat. Pada akhir 1980-an, yang kemudian dibawa ke Kota Yogyakarta.
Awalnya, pasangan ini mulai menyewakan gerobak mie ayam kepada pedagang keliling di kawasan Kotagede, Yogyakarta.
Dengan biaya sewa harian Rp 500, mereka juga menyuplai mie basah sebagai bahan utama.
Barulah pada tahun 1990, pasangan ini membuka warung sendiri dengan modal dari hasil sewa gerobak.
Baca juga: Di Gunung Kidul Yogyakarta Ada Obelix Hills dengan View Indah, Ini Harga Tiketnya di Musim Liburan
Lokasinya di Jalan Imogiri Timur—yang kemudian menjadi rumah dari mie ayam legendaris di Yogyakarta.
Awalnya, penjualan tak terlalu ramai, hanya sekitar 30 hingga 60 porsi per hari, dengan harga Rp 250 per mangkuk.
Namun segalanya berubah ketika pada 1996, Suparman mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Warung sempat lesu karena dikelola oleh kerabat selama Bu Tumini fokus merawat suaminya sebelum sang suami meninggal dunia.
Meski sendirian, Bu Tumini tidak menyerah dan kembali menghidupkan usahanya dan perlahan-lahan mie ayamnya kembali disukai pelanggan.
Popularitas mie ayam Bu Tumini baru mulai melejit seiring berkembangnya media sosial di awal tahun 2000-an.
Banyak netizen dan food vlogger yang mengulas cita rasa unik mie ayam racikan Bu Tumini, sehingga warungnya dikenal.
Sejak itu, antrean panjang di depan warung menjadi pemandangan biasa, bahkan setiap harinya bisa melayani ratusan pengunjung.
Bahkan tidak sedikit pengunjung yang datang dari luar kota Yogyakarta, hingga luar pulau.
Bu Tumini pun bekerja keras untuk menjaga cita rasa mie ayam agar tidak mengecewakan pengunjungnya.
20 tahun bekerja, Bu Tumini meninggal dunia dan kini warungnya diurus oleh anak-anaknya.
Baca juga: Sleman Yogyakarta Punya Spot Terbaik Nikmati Gagahnya Merapi Tanpa Mendaki, Fasilitasnya Lengkap
Bu Tumini meninggal dunia pada 8 Februari 2020, di Rumah Sakit Rajawali Citra, Bantul, setelah melihat warungnya sukses selama 2 dekade.
Kepergiannya meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga, tetapi juga para pecinta mie ayam, terutama di Yogyakarta.
Bu Tumini dikebumikan di Jatiayu, Gunungkidul, berdampingan dengan mendiang suaminya.
Sang anak kini tinggal di Sleman, dan memperluas usaha dengan membuka cabang mie ayam lain bernama Junior Satu.
Anak kedua mengelola warung utama di Jalan Imogiri Timur, sementara anak ketiga membuka usaha serupa di sekitar markas Brimob dan Jalan Affandi.
Ketiga anaknya tetap menjaga rasa mie ayam yang otentik dan menjadi prinsip utama keluarga.
Sehingga, bumbu mie ayam dari keempat cabang tetap disuplai dari dapur utama di warung Giwangan, yakni bumbu racikan Bu Tumini.
(Tribunnewsmaker.com/Talitha)