TRIBUNNEWSMAKER.COM - Ujung dari kasus kematian Arya Daru Pangayunan belum terlihat.
Kasus ini justru semakin kompleks setelah adanya temuan-temuan baru sepanjang dilakukan penyelidikan.
Hingga kini ada sejumlah hal yang masih belum terpecahkan alias masih menjadi teka-teki.
Arya Daru Pangayunan ditemukan tewas di dalam kamar kosnya pada Selasa (8/7/2025).
Kondisi jasadnya yang termasuk janggal membuat pihak polisi segera menyelidiki penyebab kematian diplomat Kemenlu berusia 39 tahun itu.
Berbagai barang bukti juga telah diamankan termasuk puluhan rekaman CCTV hingga keterangan dari para saksi.
Dari temuan-temuan yang ada, inilah hal yang hingga kini masih menyisakan tanda tanya:
1. Temuan alat kontrasepsi
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wira Satya Triputra mengatakan salah satu alat bukti yang didapati penyelidik adalah alat kontrasepsi.
"Namun, saya tidak tahu, itu (alat kontrasepsi) digunakan untuk apa," katanya.
Alat kontrasepsi itu ditemukan di lokasi berbeda.
Untuk satu alat kontrasepsi ditemukan di indekos yang ditinggali Arya Daru.
Sementara satu alat kontrasepsi lagi tersimpan di tas punggung yang dibawa Arya Daru ke Lantai 12 Gedung Kementerian Luar Negeri.
2. Ponsel yang Hilang
Keberadaan satu telepon seluler atau ponsel Arya Daru hingga kini masih misterius.
Polisi mengaku hanya menemukan satu unit ponsel merk Samsung Note 9.
Sementara Arya Daru memiliki ponsel lain yakni Samsung Ultra 22.
"Samsung Ultra 22 saya tidak terima, hilang atau nggaknya saya nggak tahu," ujar Anggota Tim Digital Forensik dari Direktorat Siber Polda Metro Jaya, Ipda Saji Purwanto.
Ponsel Samsung Galaxy S22 Ultra ini digunakan sehari-hari oleh Arya Daru dan terakhir terdeteksi aktif di mal Grand Indonesia sebelum sinyalnya hilang.
Ponsel ini diyakini menyimpan data penting korban.
Baca juga: Keluarga Arya Daru Syok Sang Diplomat Disebut Akhiri Hidup, Kakak Ipar: Almarhum Tak Seperti Itu
3. Motif Dugaan Bunuh Diri Belum Terungkap
Polisi menyimpulkan tidak ada unsur pidana dan Arya meninggal karena melilitkan lakban sendiri.
Mantan Wakapolri Oegroseno mempertanyakan motif di balik tindakan tersebut dan menyoroti pentingnya penyelidikan psikologis korban.
"Ini menarik bagi seorang penyidik Polri ya, ke depan bahwa mengungkap motif itu juga bagian dari penyidikan yang jangan ditinggalkan," kata Oegroseno dikutip Tribun Bogor, Selasa (29/7/2025).
Oegroseno juga menyinggung hasil pemeriksaan psikologi korban yang mengarah ke permasalahan mental individu korban.
"Apa yang tidak diberikan yang terbaik oleh negara kepada almarhum ?," kata Oegroseno.
Hal ini menurutnya bisa menjadi pelajaran baru untuk ke depannya.
Selain itu, Oegroseno juga menilai Polisi tidak hanya melihat keterangan saksi dan ahli.
4. Dugaan Perselingkuhan
Wartawan menanyakan kepada polisi soal informasi Arya Daru sempat salah mengirim pesan WhatsApp (WA) kepada istrinya.
Dimana pesan itu maksudnya tujukan untuk pihak lain, namun belum diketahui pasti untuk siapa pesan tersebut.
Terkait pertanyaan itu, Dirreskrimsus Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra enggan memberikan komentar.
Baca juga: Keluarga Arya Daru di Banguntapan Bantul Desak Polisi: Buka Semua Fakta Secara Terang-Terangan!
Menurutnya kematian Arya Daru bukan disebabkan keterlibatan orang lain.
Nada Wira meninggi saat memberikan jawaban perihal isu perselingkuhan.
"Korban meninggal bukan karena keterlibatan orang lain dan penyelidik belum menemukan pidana dalam perkara ini," tegasnya saat rilis kasus Arya Daru di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (29/7/2025).
5. Sosok Farah dan Rekan Kerja
Kematian Arya Daru Pangayunan memunculkan nama baru yakni Farah. Farah diduga memiliki kedekatan dengan almarhum.
Polisi membenarkan juga bahwa Farah telah diperiksa oleh polisi.
"Sudah diperiksa," ujar Direskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa(29/7/2025).
Kombes Wira juga sempat mengatakan bahwa Arya Daru sempat berbelanja di Grand Indonesia, Jakarta bersama Farah pada Senin(7/7/2025).
Arya Daru kata polisi saat itu usai berbelanja sendirian menuju taksi hendak ke bandara.
"Perlu kami sampaikan korban keluar dari Grand Indonesia setelah berbelanja bersama temannya rencana ke bandara," kata Kombes Wira.
Akan tetapi baru saat taksi baru jalan kira-kira sekitar lima menit, Arya Daru langsung minta berubah arah ke Gedung Kemlu Jakarta.
"Ya itu baru berjalan 200-300 meter mendadak menuju ke Kemenlu," ujarnya. (TribunNewsmaker/Tribunnews)