Tempat Wisata

Di Sukoharjo Jawa Tengah Ada Gudeg Hidden Gem yang Diburu Pecinta Kuliner, Cuma 1 Jam dari Klaten

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KULINER SOLO - Enaknya Gudeg Podomoro Relasi di Sukoharjo Jawa Tengah

Gudeg Podomoro Relasi di Sukoharjo Jawa Tengah, warung gudeg hidden gem yang diburu pecinta kuliner, lokasinya cuma 1 jam dari Klaten

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Enaknya Gudeg Podomoro Relasi, warung gudeg hidden gem di Sukoharjo Jawa Tengah.

Gudeg Podomoro Relasi adalah kuliner khas yang sedang banyak dibicarakan netizen, baik warga Solo atau dari luar Jawa Tengah.

Gudeg Podomoro Relasi menawarkan sajian gudeg unik yang selalu diserbu pembeli setiap harinya.

Berbeda dengan gudeg pada umumnya yang cenderung manis, Gudeg Podomoro dikenal dengan cita rasa gurih dan pedas yang khas.

Seperti apa nikmatnya Gudeg Podomoro Relasi yang ada di Sukoharjo Jawa Tengah ini?

Baca juga: Di Sukoharjo Jateng Ada Cafe Bernuansa Hutan yang Adem dan Cocok untuk Healing, 50 Menit dari Klaten

Warung gudeg ini berada di Dusun II, Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, tepatnya di depan Toko Relasi Jaya.

Uniknya, Gudeg Podomoro buka pada malam hari, mulai pukul 21.15 WIB hingga tengah malam (00.00 WIB). 

Tidak heran, antrean bisa mencapai lebih dari 50 orang, bahkan sebelum jam buka.

Jika tak sempat datang malam hari, pembeli tetap bisa mencicipinya di siang hari.

Gudeg ini juga dijual di rumah sang pemilik, Hartuti, yang berada di gang kecil samping Toko Relasi Jaya.

Di lokasi ini, gudeg tersedia mulai pukul 12.00 WIB hingga sekitar pukul 21.00–22.00 WIB.

Baca juga: Di Sukoharjo Jateng Ada Kuliner Garang Asem yang Wajib Dicoba Wisatawan, Cuma 45 Menit dari Klaten

KULINER SOLO - Hartuti saat melayani pembeli Gudeg Podomoro Relasi di Dusun II, Makamhaji, Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Selasa (23/4/2019) (TribunWow.com/Lailatun Niqmah)

Dikutip dari TribunWow.com, Hartuti telah berjualan gudeg sejak tahun 1992, bermula dari lapak sederhana di depan Toko Relasi Jaya.

Namun, berjualan dari rumah baru ia lakukan dalam empat tahun terakhir, dan setiap hari, sekitar 20 liter nasi habis terjual.

Resep gudeg ini ternyata merupakan warisan turun-temurun dari sang ibu, dengan rasa yang dipertahankan hingga sekarang.

Halaman
12