Borok Hanafi Diungkap Warga, Sering Kumpul Kebo dengan Pacar Sebelum Bunuh Tiwi Pegawai BPS Haltim

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HUKUM - Hanafi, pelaku penghilangan nyawa pegawai BPS Halmahera Timur, Maluku Utara saat melakukan rekonstruksi di TKP rumah dinas BPS di Desa Soagimalaha Kecamatan Kota Maba, Senin (11/8/2025). Saat ini ia ditahan di sel Polres Halmahera Timur karena alasan keamanan. Borok Hanafi diungkap tetangga, sering kumpul kebo dengan pacarnya Almira yang kini jadi istrinya, sebelum bunuh Tiwi.

Borok Hanafi Diungkap Warga, Sering Kumpul Kebo dengan Pacar Sebelum Bunuh Tiwi Pegawai BPS Haltim

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus pembunuhan yang menimpa pegawai BPS bernama Karya Listyanti Pertiwi, atau yang akrab disapa Tiwi (30), hingga kini masih menyisakan banyak pertanyaan. Peristiwa tragis ini dilakukan oleh rekan kerjanya sendiri, Aditya Hanafi (27), yang kini menjadi sorotan publik.

Proses penyelidikan kasus tersebut masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian Halmahera Timur.

Yang membuat kasus ini semakin menghebohkan adalah fakta bahwa usai menghabisi nyawa Tiwi, Hanafi justru menikahi rekan kerja korban.

Perbuatan tersebut menambah panjang daftar kejanggalan dan menuai kecaman dari berbagai pihak. 

Selain itu, muncul pula dugaan kuat bahwa pembunuhan ini dipicu oleh keterlibatan Hanafi dalam judi online dan masalah utang-piutang.

Dugaan itu diperkuat dengan temuan bahwa pelaku sempat menguras isi rekening korban.

Kejadian memilukan itu terjadi pada 18 Juli 2025 lalu.

Sebelum hari naas tersebut, Hanafi rupanya telah merencanakan aksinya dengan matang.

Ia diketahui sudah berada di rumah dinas korban sejak dua hari sebelum pembunuhan terjadi. 

Kehadirannya di rumah dinas itu bukan tanpa alasan, Hanafi ternyata memiliki kunci duplikat yang memungkinkannya masuk tanpa diketahui.

Pertanyaannya kemudian, dari mana pelaku bisa mendapatkan kunci duplikat rumah dinas tersebut?

Baca juga: Terungkap Keberadaan Almira saat Hanafi Bunuh Tiwi di Rumah Dinas, Sibuk Perisiapkan Pernikahan

PEGAWAI BPS DIBUNUH - Capture YouTube Tribun Sumsel menampilkan sosok Hanafi dan istrinya. Terungkap keberadaan Almira ketika Hanafi bunuh Tiwi di rumah dinas (Capture YouTube Tribun Sumsel)

Ternyata, ada dugaan keterlibatan Almira Fajriyanti Marsaoly, perempuan yang kemudian dinikahi Hanafi usai peristiwa pembunuhan.

Almira dan korban Tiwi sama-sama bekerja di BPS dan tinggal di rumah dinas yang sama, meski menempati kamar berbeda.

Dalam pemeriksaan, Hanafi akhirnya membeberkan pengakuan soal kunci duplikat itu.

Ia mengaku sudah lama memegang kunci duplikat rumah dinas.

"Keterangan dari pelaku (Aditya), ia sudah lama membuat duplikat kunci," ungkap Kapolres Halmahera Timur, AKBP Bobby Kusuma Ardiansyah, kepada wartawan, Selasa (12/8/2025).

Yang mengejutkan, kunci duplikat tersebut ternyata sudah dimiliki Hanafi jauh sebelum Tiwi menempati rumah dinas.

Sebelum korban pindah, Almira yang kini menjadi istrinya, sudah tinggal lebih dulu di rumah tersebut.

Bahkan, sejak masih berstatus pacar, Almira telah tinggal di rumah dinas tersebut.

"Sebelumnya rumah tersebut yang tinggal hanya istri pelaku (Almira)," jelas Kapolres.

Pernyataan ini mengarah pada dugaan bahwa Hanafi kerap datang ke rumah dinas saat masih berpacaran dengan Almira.

Kebiasaan tersebut membuatnya merasa perlu memiliki kunci cadangan agar bisa keluar-masuk sesuka hati.

Praktik kumpul kebo antara Hanafi dan Almira di rumah dinas itu pun diduga menjadi alasan utama mengapa kunci duplikat tersebut bisa ada di tangannya.

 Lebih jauh lagi, dugaan lain menyebut Hanafi sebelumnya sering memanfaatkan kunci itu untuk menyelinap masuk dan bertemu dengan Tiwi.

"Dari keterangan saksi-saksi yang kami peroleh, pelaku dan istrinya sewaktu masih pacaran sering tinggal bersama," kata Kapolres.

Fakta ini sekaligus membuka sisi kelam kehidupan pribadi Hanafi yang selama ini jarang terungkap ke publik.

Perilaku Hanafi dan Almira rupanya bukan rahasia bagi lingkungan sekitar.

Para tetangga bahkan mengaku sudah lama mengetahui kebiasaan keduanya.

Hal ini menimbulkan keresahan di kalangan warga dan rekan kerja mereka.

Baca juga: Bak Firasat Postingan Tiwi Pegawai BPS Sebelum Dibunuh Hanafi: Saat Aku Mati, Tanam Bunga di Makamku

PEMBUNUHAN HALTIM - Warga Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, digemparkan oleh tragedi pembunuhan yang menimpa Karya Listyanti Pertiwi alias Tiwi (30), seorang pegawai Badan Pusat Statistik (BPS). Peristiwa memilukan ini terjadi di Desa Soagimalaha, Kota Maba, pada 19 Juli 2025. Tiwi ditemukan tewas di rumah dinasnya setelah menjadi korban pembunuhan yang direncanakan oleh rekan kerjanya, Aditya Hanafi (27). (Istimewa)

Bahkan, pihak BPS yang menjadi tempat mereka bekerja pun sudah mendapatkan laporan tidak resmi terkait hubungan Hanafi dan Almira yang dianggap melanggar norma. "(Tinggal bersama/kumpul kebo) Itu disaksikan tetangga sekitar bahkan pegawai BPS," ujar Kapolres Bobby.

Dengan semakin banyaknya fakta yang terungkap, polisi kini fokus pada pengembangan kasus, termasuk menelusuri apakah Almira turut mengetahui atau bahkan terlibat dalam rencana pembunuhan tersebut.

Meski belum ada bukti langsung yang mengarah pada Almira sebagai pelaku, namun keterangannya dinilai penting untuk mengungkap motif sebenarnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa kejahatan sering kali melibatkan lingkaran orang terdekat. Hubungan pribadi, persoalan finansial, dan keserakahan dapat menjadi pemicu tragedi yang merenggut nyawa.

Dalam kasus ini, keterlibatan kunci duplikat menjadi bukti bahwa rencana pembunuhan telah dipersiapkan dengan matang.

Kini, publik menantikan kelanjutan proses hukum terhadap Hanafi dan kemungkinan adanya tersangka baru.

Kasus ini juga menjadi sorotan media nasional, bukan hanya karena kekejamannya, tetapi juga karena drama hubungan yang menyelimuti peristiwa tersebut.

Sementara itu, keluarga korban terus menuntut keadilan agar pelaku dihukum seberat-beratnya.

Kunci Duplikat Dipegang Sejak 2024

Terpisah, Kuasa Hukum Almira, Ahmad Hamsa memberikan penjelasan agak berbeda soal kunci duplikat tersebut.

Dia menjelaskan bahwa awalnya rumah dinas tersebut hanya dihuni oleh Almira di tahun 2024.

Setelah korban juga tinggal di sana di tahun yang sama, Aditya Hanafi menyarankan Almira agar membuat kunci duplikat.

"Karena kuncinya cuma satu, akhirnya si pelaku ini menyarankan kepada saksi untuk buat duplikat," katanya dikutip dari Tribun Ternate, Rabu (13/8/2025).

Seiring berjalannya waktu, kunci duplikat yang dibuat akhirnya berjumlah 3, yang dipegang oleh korban, Almira dan Aditya Hanafi.

Menurut Ahmad, alasan dibuat kunci duplikat yang ketiga adalah untuk jaga-jaga atau sebagai cadangan.

"Biar saksi pegang satu kunci dan korban juga pegang satu kunci. Nah tapi ternyata kunci duplikat itu dibuat ada 3," kata Ahmad.

"Jadi tujuan kunci duplikatnya dibuat 3 di tahun 2024 itu supaya satu diberi ke saksi, satu ke korban dan satu buat jaga-jaga," imbuhnya.

(TribunNewsmaker.com/ TribunnewsBogor)