Tiwi pegawai BPS yang dibunuh Aditya Hanafi sempat memposting cuitan mengenai kematian, posting ulang kalimat ini
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Karya Listiyanti Pertiwi adalah seorang pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) yang bertugas di Halmahera Timur, Maluku Utara, dan kehidupannya berakhir dengan tragis.
Tiwi meninggal dunia akibat tindakan pembunuhan yang dilakukan oleh rekan kerjanya sendiri, seorang pria bernama Aditya Hanafi.
Sebelum peristiwa nahas tersebut terjadi, Karya sempat membagikan sebuah pesan di akun media sosial pribadinya yang menarik perhatian banyak orang.
Dalam pesan itu, ia menuliskan keinginan dan harapannya apabila kelak meninggal dunia, sebuah permintaan yang cukup menyentuh hati.
Ia meminta agar di atas makamnya nanti ditanami bunga sebagai bentuk penghormatan dan kenang-kenangan dari orang-orang yang mengenalnya.
Baca juga: Terungkap Keberadaan Almira saat Hanafi Bunuh Tiwi di Rumah Dinas, Sibuk Perisiapkan Pernikahan
Wanita yang akrab disapa Tiwi itu juga sempat memposting tulisan tiga hari sebelum tewas.
Bahkan ia juga pernah beberapa kali membicarakan soal kematian.
Seolah pertanda, Tiwi meminta agar teman-temannya nanti menanam bunga di kuburannya.
Tiwi tewas dibunuh oleh Hanafi pada 19 Juli 2025 di rumah dinasnya, Halmahera Timur, Maluku Utara.
Hanafi merupakan rekan kerja sekaligus calon suami rekan satu rumah dinasnya, Almira Fajriyanti Marsaoly.
Tiwi diketahui merupakan gadis kelahiran Magelang, Jawa Timur, yang bertugas di Halmahera Timur.
Ia menempati rumah dinas berdua dengan Almira Fajriyanti Marsaoly, yang kini jadi istri Hanafi.
Hanafi membunuh Tiwi saat Almira pulang ke kampung halamannya di Ternate, untuk menyiapkan pernikahan mereka yang akan digelar pada 27 Juli 2025.
Pria itu diam-diam menyelinap ke rumah Dinas Tiwi dan Almira menggunakan kunci duplikat yang ia buat.
Sebelumnya Hanafi sempat menemui Tiwi untuk meminjam uang Rp 30 juta karena terlilit utang dan judi online.
Karena tak dipinjami, ia pun akhirnya merencanakan pembunuhan terhadap Tiwi.
Baca juga: Istri Aditya Hanafi Bayar Utang-utang Suami dengan Uang Tiwi? Transfer Ini Setelah Kasus Pembunuhan
Hanafi lalu membunuh Tiwi dan sempat menyembunyikan aksinya.
Ia bahkan dengan santainya menikah dengan Almira dan melunasi utang-utangnya menggunakan uang Tiwi.
Hanafi juga sempat memakai identitas Tiwi untuk mengajukan pinjaman online sebesar Rp 50 juta.
"Total uang milik korban yang diambil Rp 89 juta," kata Kapolres Halmahera Timur AKBP Bobby Kusuma Ardiansyah.
Hanafi kemudian menyerahkan diri setelah terus-terusan didesak untuk muncul oleh rekan-rekannya.
Atas perbuatannya Aditya Hanafi terancam hukuman penjara minimal 20 tahun hingga hukuman mati.
"Untuk pasal yang disangkakan yaitu pasal 340 dan atau 339 dan 338 subsider 351 ayat 3 KUH Pidana tentang pembunuhan dan ancaman hukuman seumur hidup atau paling lama 20 tahun," jelasnya.
Baca juga: Borok Hanafi Diungkap Warga, Sering Kumpul Kebo dengan Pacar Sebelum Bunuh Tiwi Pegawai BPS Haltim
Postingan Tiwi
Pada 16 Juli 2025, Tiwi rupanya sempat menulis cuitan di akun Twitternya.
Di cuitannya itu, Tiwi terlihat membicarakan soal pekerjaan.
"Kocak kocak ada ga instansi yang bener dikit kerjanya," tulis Tiwi.
Kemudian pada 24 Juli 2025, ia merepost postingan soal depresi.
Padahal saat itu Tiwi sudah meninggal dunia, dan hal itu dilakukan oleh Hanafi.
Bahkan Hanafi juga mengganti bio di akun Twitter Tiwi.
Sementara itu pada 13 Juli 2025, Tiwi sempat memposting ulang tulisan soal orang jahat yang jadi pemenang.
"Makin hari makin sadar kalau akhirat itu harusnya ada, karena di dunia terlalu banyak orang jahat jadi pemenang," tulis postingan itu.
Kemudian pada 3 Juli 2025, Tiwi juga sempat memposting ulang soal kematian.
Pada postingan itu, ia menginginkan teman-temannya menanam bunga di kuburannya jika ia meninggal dunia.
Lalu saat tanaman itu berbunga, maka ambil bunganya dan memeluk dirinya lagi.
"When I die, plants flower over my grave. When they bloom, you can pick them and hold me again," tulis postingan itu.
(Saat aku mati, tanamlah bunga di atas makamku. Saat mereka mekar, petiklah dan peluk aku lagi).