TRIBUNNEWSMAKER.COM - Otak dan dalang penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta, Kepala KCP bank BUMN di kawasan Cempaka Putih, Jakarta Pusat telah tertangkap.
Empat orang dalang perbuatan keji itu berinisial DH, C, YJ dan AA yang ditangkap pada Sabtu (23/8/2025) dan Minggu (24/8/2025).
Penangkapan empat orang ini adalah lanjutan dari penangkapan empat orang sebelumnya yang bertindak sebagai penculik, yakni AT, RS, RAH dan RW.
Ilham Pradipta menjadi korban penculikan yang dilakukan sejumlah orang di area parkiran pusat perbelanjaan di Jakarta Timur.
Sehari setelahnya, Ilhanm Pradipta ditemukan tewas di area kebun kosong daerah Bekasi pada Kamis (21/8/2025).
Kondisi jasadnya sangat mengenaskan dengan kaki dan tangan terikat lakban hitam serta kepala yang ditutupi kantong plastik hitam.
Berdasarkan penelusuran polisi, AT, RS, RAH dan RW rupanya tinggal di satu tempat.
Kelakuan mereka berempat pun juga jadi sorotan warga di sekitar tempat tinggalnya.
Di lokasi itu AT, RS, RAH diringkus oleh Subdit Resmob Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.
Sementara RW ditangkap di Bandara Nusa Tenggara Timur, diduga sedang mencoba kabur.
Jadi, inilah kejanggalan yang diendus dari empat pelaku penculikan Ilham Pradipta:
1. Kedatangan Diperintah Sosok di Surabaya
Ketua RT 05/RW 09 Johar Baru, Sella, menceritakan awal mula keempat pelaku datang dan tinggal di sebuah rumah yang berada tepat di samping rumahnya.
“(Mereka pertama kali datang itu) tanggal 20 Juni 2025, lapor ke rumah (saya),” katanya.
“Lapornya, ‘Bu, saya yang menempati rumah ini, disuruh sama bos saya. Bos saya lagi di Surabaya. Dia rumahnya banyak. Nah, di sini saya yang menempati’,” lanjut Sella, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com.
Sementara suami Sella, Rizal, yang merupakan Ketua RW 09 Johar Baru, justru memberikan pernyataan berbeda.
“Kalau izin ke saya itu, (diperintah) temannya, bukan si bos. Ada teman juga, ada di Surabaya,” tegas Rizal.
Dalam laporan awal, Sella hanya mengetahui ada tiga pria yang akan menempati rumah tersebut.
Namun, seiring waktu, jumlahnya bertambah menjadi lima orang.
“Dia selalu open kok. Pintu gerbang, pintu rumah selalu terbuka."
Baca juga: Eks Karyawan Bongkar Fakta Otak Pembunuh Kacab Bank BUMN, Pernah Isi Seminar, Ini yang Buat Kaget
"Terlihat lima orang di sana. Memang dari awal saya sudah minta KTP sama KK."
"Yang bertanggung jawab di sini siapa? Terus dia bilang, ‘Nanti, Bu. Saya sibuk’,” ucap Sella.
Setelah penangkapan para penculik di rumah tersebut, Kamis (21/8/2025), Sella baru mengetahui keberadaan seorang perempuan berinisial M serta seorang bayi berusia dua bulan.
M disebut sebagai istri dari salah satu penghuni.
Di sisi lain, Sella mengungkapkan bahwa rumah itu bersengketa.
Sebab, ada sebuah spanduk yang sempat terpasang di rumah tersebut sebelum Berto dan kawan-kawan menempati bangunan satu lantai tersebut.
“Sebelumnya kosong hampir setahun. Dulunya warga saya di situ tinggal. Dia KTP dan KK warga saya. Asli Jakarta."
"Cuma tiba-tiba, ‘Bu, saya pamit, mau pindah'. Pas (spanduk sengketa) dicabut, dia (Berto) masuk,” jelas Sella.
2. Tinggal di Rumah Sengketa
Para pelaku pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN Cempaka Putih ternyata tinggal di rumah yang sama di Jalan Johar Baru III Nomor 42, Jakarta Pusat.
Menurut keterangan warga sekitar, para pelaku pembunuh Muhammad Ilham Pradita tinggal di rumah yang disebut tengah dalam proses sengketa.
Hal ini diungkapkan Ketua RW 09 Johar Baru, Rizal, para pelaku itu baru tinggal di wilayahnya sejak dua bulan terakhir.
Baca juga: Sosok AKBP Masud Ahmad, Polisi yang Putrinya Wafat Setelah Salat Jenazah, Baru Sebulan Jadi Kapolres
Para pelaku juga telah melapor ke ketua RT setempat yang rumahnya kebetulan berada persis di sebelahnya.
"Mereka di sini kurang lebih baru dua bulan. Tinggal bareng-bareng. Mereka lapor ke kita. Ada ibu-ibu juga, istrinya salah satu pelaku," ujar Rizal saat ditemui, Jumat (22/8/2025).
3. Sopan ke Warga
Meski tinggal bersama dalam satu rumah, Rizal menyebut para pelaku selama ini tidak pernah membuat keributan.
Mereka dikenal cukup sopan terhadap warga sekitar.
"Secara umum mereka baik, kalau ketemu ya negur," kata Rizal.
Dikatakan Rizal, dirinya memang menekankan kepada seluruh warga di wilayahnya, termasuk para pelaku untuk tertib saat berada di lingkungan rumah.
"Saya juga sempat bilang saat mereka lapor, kalau tinggal di sini harus tertib, jangan sampai bikin keributan," imbuhnya.
Namun, kelakuan ini ternyata hanya kamuflase kelakuan mereka sebenarnya.
Rizal mengaku terkejut saat diberitahu oleh polisi bahwa penghuni rumah tersebut terlibat dalam penculikan berujung pembunuhan kepada Kepala Cabang Bank BUMN yang juga viral di media sosial.
"Kaget juga pas dikasih tahu sama polisi kalau mereka ini pelaku. Kalau sudah menyangkut soal hukum ya kita gabisa halangin karena itu kan tugasnya kepolisian," kata Rizal.
4. Mobil Putih Terparkir Depan Rumah
Terkait mobil putih yang digunakan pelaku sewaktu menculik korban sebagaimana yang terekam di CCTV, Rizal mengaku memang kerap melihatnya terparkir di depan rumah pelaku.
"Saya juga gatau mereknya apa, cuma mobilnya yang di CCTV emang mirip suka parkir di depan rumahnya, mobilnya warnanya putih," kata Rizal.
5. Tak Melawan saat Ditangkap
Rizal, menceritakan penangkapan kepada tiga pelaku terjadi pada Kamis (21/8/2025) pagi sekira pukul 10.00 WIB secara senyap.
Sebab, dirinya selaku ketua wilayah di wilayah tersebut tak diberitahu oleh polisi.
Rizal juga tidak mendengar adanya suara keributan dari tempat tinggal pelaku yang kebetulah berada persis di sebelah rumahnya.
“Penangkapan pertama itu jam 10 pagi. Kita juga nggak dikasih tahu, mungkin ini strategi dari polisi,” ujar Rizal saat ditemui TribunJakarta.com, Jumat (22/8/2025).
Barulah pada siang harinya sekira pukul 14.00 WIB, polisi dari Polda Metro Jaya kembali datang ke rumah tersebut.
Kali ini, polisi datang dengan lebih terbuka dan meminta izin kepada Ketua RT sebelum masuk ke rumah terduga pelaku.
“Yang kedua siangan, jam 2-an. Polisi datang ke rumah, minta izin mau masuk ke rumah pelaku,” ujar dia.
Saat polisi datang kedua kali, Rizal memang sudah mengetahui kabar terkait kepala cabang BANK BUMN yang diculik dan dibunuh.
Namun ia tak menyangka ternyata pelaku penculik adalah orang yang tinggal di wilayahnya.
Warga kala itu juga banyak yang kaget dengan keberadaan polisi di wilayahnya.
Sejumlah warga awalnya mengira penangkapan terkait kasus narkoba.
“Yang pertama dibawa tiga orang. Kalau yang kedua nggak ada tersangka yang dibawa dan tersangkanya juga ga ikut, mungkin cuma barang bukti aja yang diambil,” kata dia. (TribunNewsmaker/Surya.co.id)