Inilah tampang seram Ken alias C, dalang pembunuhan Mohammad Ilham Pradipta Kepala Cabang Bank BUMN, badan tegap, kepala botak, banyak tato, pasrah tangan diborgol

Suasana sore di sebuah kawasan perumahan elit Jakarta mendadak mencekam. Di balik pagar tinggi yang biasanya tenang, langkah-langkah cepat anggota Jatanras memecah keheningan. Mereka datang untuk menjemput seorang pria bertato, berinisial C alias Ken, yang disebut sebagai salah satu otak di balik tewasnya Mohamad Ilham Pradipta, Kepala Cabang Bank BUMN yang diculik dan berakhir tragis.

Tanpa perlawanan, Ken akhirnya menyerahkan diri. Dalam video penangkapan yang diunggah kanal Jacklyn Chopper, terlihat jelas bagaimana pria bertubuh tegap itu tampak pasrah ketika tangannya diborgol. Tidak ada teriakan, tidak ada perlawanan. Justru yang terlihat adalah wajah datar, dingin, seolah tahu waktunya telah tiba.

Ketika polisi menggeledah kediamannya, satu detail mengejutkan terungkap: kebiasaan Ken memakai wig.

Baca juga: Istri Dwi Hartono Pelaku Pembunuhan Kacab Bank, Dulu Gaya Hedon, Kini Kunci IG & Kabur Tengah Malam

“Biasa pakai wig ya?” tanya salah satu anggota Jatanras.

“Ada, ketahuan deh. Botak soalnya saya,” jawab Ken, dengan nada santai.

Ketenangan itu terasa janggal, seakan ia tengah memainkan peran. Dalam pemeriksaan lebih lanjut, Ken mengaku kerap bertemu dengan orang-orang yang diduga otak lain dari kasus ini.

“Saya terakhir ketemu mereka itu di Hotel Femo,” ujarnya. Pertemuan itu, katanya, berlangsung satu hingga dua bulan lalu, dengan agenda yang disebutnya sekadar “ngobrol-ngobrol.”

Namun, keterangan Ken masih belum jelas sepenuhnya. Ada potongan informasi yang terdengar samar, membuat polisi harus lebih dalam menggali pengakuan pria ini.

Polisi Bongkar Jaringan

Baca juga: Pengakuan C alias Ken, Dalang Besar Pembunuhan Kacab Bank BUMN di Bekasi, Sering Pakai Rambut Palsu

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menegaskan penyelidikan terus berjalan. Hingga kini, 15 orang telah diamankan dari berbagai operasi tim gabungan Subdit Resmob, Jatanras, dan Polres Metro Jakarta Timur.

“Enam orang diamankan oleh Subdit Resmob, sembilan lainnya diamankan Jatanras. Tapi peran masing-masing masih kami dalami,” kata Ade Ary.

Di antara nama-nama yang muncul, terselip sosok DH alias Dwi Hartono—seorang pengusaha kaya yang juga dikenal sebagai motivator bisnis. Kehadiran DH dalam daftar tersangka otak intelektual membuat kasus ini kian menyeramkan: rupanya ada orang-orang berpengaruh yang ikut bermain di balik layar. Selain DH dan Ken, dua nama lain yang disebut adalah YJ dan AA.

Kronologi Penculikan

Rekaman CCTV menjadi bukti bisu bagaimana tragedi bermula. 20 Agustus 2025, di parkiran sebuah supermarket Jakarta Timur, Ilham terlihat hendak masuk ke mobilnya. Namun dari samping, sebuah mobil lain mendadak terbuka.

Sekelompok pria muncul, menyergap dengan cepat, memaksa Ilham masuk ke mobil mereka. Semuanya berlangsung dalam hitungan detik.

Keesokan harinya, 21 Agustus 2025, tubuh Ilham ditemukan di lahan kosong wilayah Cikarang, Bekasi.

Pemandangan mengenaskan itu membuat siapapun yang melihat bergidik: mata, tangan, dan kaki korban terikat lakban, tubuh penuh luka lebam, masih mengenakan kemeja batik cokelat dan celana panjang krem.

Polisi bergerak cepat. Empat eksekutor lapangan—RW, AT, RS, dan RAH—lebih dulu ditangkap. Namun penyelidikan tak berhenti sampai di sana. Dari balik interogasi, muncullah nama-nama besar: C alias Ken, DH alias Dwi Hartono, YJ, dan AA, yang disebut-sebut sebagai otak intelektualnya.

Misteri yang Belum Terjawab

Meski puluhan orang sudah diamankan, misteri kasus ini masih jauh dari kata selesai.

Apa sebenarnya motif di balik penculikan dan pembunuhan Ilham Pradipta? Bagaimana peran masing-masing tersangka yang disebut-sebut punya koneksi kuat di dunia bisnis hingga kriminal?

Polisi masih bekerja membongkar satu per satu lapisan jaringan gelap ini.

Namun satu hal sudah jelas: tragedi yang merenggut nyawa seorang bankir ini bukan sekadar aksi penculikan biasa, melainkan konspirasi kejahatan yang terstruktur, terencana, dan melibatkan lebih dari sekadar tangan kotor di lapangan.

Tribun Newsmaker | Tribun Bogor | Naufal Fauzi