Berita Kriminal
Sadisnya Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu, Sahroni Dibekap Sarung, Anaknya Disiksa Tangan Diikat
Sadisnya pembunuh satu keluarga di Indramayu, Sahroni dibekap sarung, anaknya disiksa dengan tangan dan kaki diikat.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Sadisnya Pembunuh Satu Keluarga di Indramayu, Sahroni Dibekap Sarung, Anaknya Disiksa Tangan Diikat
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus pembunuhan satu keluarga di Indramayu benar-benar mengguncang warga sekitar karena dilakukan dengan cara yang sangat sadis.
Para korban diketahui terlebih dahulu diikat dan dibekap sebelum akhirnya dikuburkan di halaman rumah mereka sendiri.
Rumah milik Sahroni yang berada di Kelurahan Paoman, Indramayu, Jawa Barat itu menjadi saksi bisu dari tragedi memilukan tersebut.
Jejak pelaku kejahatan bahkan masih tercecer di sejumlah ruangan dalam rumah, menandakan bahwa peristiwa itu berlangsung penuh kekerasan.
Pada hari Senin, 1 September 2025, jasad Sahroni bersama anak, menantu, dan dua cucunya akhirnya berhasil ditemukan dalam keadaan terkubur.
Lima jenazah yang berhasil dievakuasi antara lain Sahroni (75), kemudian anak laki-lakinya Budi (45), istri Budi bernama Euis (40), serta dua anak Budi dan Euis yang masing-masing masih berusia 6 tahun dan 8 bulan.
Penemuan jasad mereka berawal dari laporan warga yang curiga terhadap gundukan tanah di halaman rumah tersebut.
"Pada hari Senin, sekitar 17.00 berdasarkan informasi dari pelapor dilakukan penggalian gundukan tanah, dari hasil ditemukan lima jenazah," kata Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.
Menurut keterangan Tarno, kondisi jenazah saat ditemukan sudah sangat mengenaskan sehingga sulit dikenali.
Hal ini menandakan bahwa para korban telah tewas sejak beberapa hari sebelum akhirnya ditemukan oleh pihak kepolisian.
Baca juga: Bisnis Tak Main-tain Milik Haji Sahroni Jadi Pemicu Pembunuhannya Bersama Anak Istri dan Cucunya

"Kondisinya lumayan sudah rusak karena diperkirakan sudah beberapa hari," katanya menjelaskan.
Setelah dilakukan evakuasi, kelima jenazah segera dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu, Jalan Raya Losarang Raya, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu.
"Untuk itu kami bawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Indramayu Losarang untuk dilakukan identifikasi dan otopsi supaya kasus ini cepat terungkap apa penyebab-penyebabnya," jelas Tarno.
Selain membawa jenazah, polisi juga langsung memasang garis polisi di sekitar rumah Sahroni untuk kepentingan penyelidikan lebih lanjut.
Ia menambahkan bahwa kondisi di dalam rumah tampak tidak wajar karena terdapat banyak bagian yang berantakan.
"Kondisi di beberapa bagian ada yang berantakan," katanya lagi.
Berdasarkan data sementara, rumah tersebut hanya dihuni oleh lima orang yang kemudian ditemukan tewas mengenaskan.
"Sampai saat ini informasi yang kami terima justru lima jenazah itulah penghuninya," ungkap Tarno.
Salah satu kerabat korban, Roemah (57), memberikan kesaksian mengenai kondisi jenazah Budi saat ditemukan.
Menurut pengakuannya, tubuh Budi terlihat terikat pada bagian tangan dan kaki dengan posisi yang sangat menyedihkan.
"Pas saya lagi malam sama polisi, Mas Budi diikat ininya (tangan), kakinya diikat," kata Roemah dengan nada bergetar.
Ia menuturkan bahwa Budi kemungkinan besar tewas akibat penganiayaan yang dilakukan di dalam kamarnya sendiri.
"Dihantemin di kamar tidur. Ada bercak darah katanya tuh," ucapnya menambahkan.
Hal ini diperkuat dengan keterangan pihak kepolisian yang berhasil menemukan sejumlah barang bukti penting di lokasi kejadian.
Menurut AKP Tarno, barang bukti yang diamankan berupa ember, cangkul, seprei, dan terpal yang semuanya diduga digunakan saat melakukan pembunuhan.
Beberapa barang tersebut bahkan masih menunjukkan adanya bercak darah yang menempel cukup jelas.
Menurut Tarno, bercak darah itu terlihat di seprei dan juga pada terpal yang ditemukan di rumah korban.
Sementara itu, kesaksian lain datang dari Ema yang juga menjadi salah satu saksi pertama dalam kasus ini.
Menurut Ema, Sahroni sebagai kepala keluarga tewas dengan cara yang lebih kejam karena dibekap menggunakan sarung.

Baca juga: 4 Kejanggalan Pembunuhan Haji Sahroni Sekeluarga di Indramayu, Dibekap Sarung hingga Mobilnya Hilang
"Satunya, bapaknya dibekap pakai sarung," kata Ema saat dimintai keterangan.
Ema juga menyebut bahwa dirinya sempat menemukan bercak darah di beberapa sudut rumah, termasuk kamar mandi.
"Di sini nih di kamar mandi juga banyak darah," ujarnya dengan nada ketakutan.
Temuan-temuan tersebut semakin menguatkan dugaan polisi bahwa pembunuhan ini direncanakan secara sadis.
Kriminolog Universitas Indonesia Adrianus Meliala mengatakan bahwa bercak darah tersebut bisa saja menjadi petunjuk penting.
"Alat bukti itu bisa saja bisa saja barang bukti, bisa saja petunjuk, bisa saja surat, bisa saja darah yang kemudian hilang atau terkotor atau tercemarkan gara-gara itu.
Dan mungkin sekali misalnya hal itu dilakukan secara sengaja.
Karena terus terang saja bahwa pada saat ini menurut saya semua orang bisa menjadi tersangka. Iya kan?" kata Adrianus dikutip dari Kompas TV.
Pasalnya sampai dengan saat ini polisi belum mengungkap apapun petunjuk dalam kasus satu keluarga tewas di Indramayu.
"Enggak harus tetangga, bisa juga suka saudara, bisa juga bisnis dari korban.
Nah, maka misalnya dalam hal ini menjadi tidak mengherankan kalau kemudian lalu polisi misalnya kemudian menaruh curiga pada orang-orang yang mengangkat (jasad korban) tadi dengan satu alasan bahwa kenapa enggak tunggu kami," kata Adrianus.