Breaking News:

Sosok

Sosok A Bocah di Bawah Umur Jadi Tersangka Rusuh Demo, Terciduk Bareng Teman yang Bawa Bom Molotov

Inilah sosok A bocah di bawah umur jadi tersangka rusuh demo, terciduk bareng teman yang bawa bom molotov.

Kolase TribunJakarta.com
EMPAT PEMBAKAR HALTE TRANSJAKARTA - Polda Metro Jaya sudah mengamankan empat pemuda di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2025). Mereka ditangkap polisi setelah diduga membakar halte Transjakarta saat aksi demo yang berujung anarkis. 

Sosok A Bocah di Bawah Umur Jadi Tersangka Rusuh Demo, Terciduk Bareng Teman yang Bawa Bom Molotov

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kericuhan besar yang terjadi dalam aksi demonstrasi di Jakarta kembali menyisakan cerita kelam yang mengejutkan banyak pihak.

Bukan hanya nama-nama provokator dewasa yang terseret dalam aksi anarkis tersebut, melainkan juga seorang anak di bawah umur yang ikut terlibat.

Remaja berinisial A itu ikut diamankan polisi ketika dirinya tertangkap bersama sekelompok orang yang kedapatan membawa bom molotov.

Aksi mereka berujung pada pembakaran halte Transjakarta, sebuah fasilitas publik yang seharusnya dilindungi.

Kehadiran seorang anak dalam peristiwa itu menambah panjang daftar ironi dari sebuah unjuk rasa yang awalnya digelar untuk menyampaikan aspirasi.

Polisi kemudian mengumumkan empat orang yang ditetapkan sebagai tersangka pembakaran halte Transjakarta.

Keempatnya adalah Haris, Surya, Irsyad, serta satu anak di bawah umur yang dikenal dengan inisial A.

Yang membuat publik semakin terkejut, ternyata dua dari tersangka tersebut memiliki hubungan keluarga.

Haris dan A disebut masih berada dalam lingkaran keluarga yang sama.

Kabar ini disampaikan langsung oleh Putri Anggraini, kakak dari salah satu tersangka bernama Surya.

“Surya, Haris, Irsyad. Di sini ada empat, tapi yang satu anak di bawah umur,” kata Putri Anggraini saat ditemui di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, pada Kamis (4/9/2025).

Selain itu, diketahui pula bahwa Haris dan Surya merupakan anggota karang taruna yang sekretariatnya berdampingan dengan Kantor Lurah Mampang Prapatan.

Putri menjelaskan bahwa sebelum peristiwa pembakaran halte terjadi, adiknya Surya bersama Irsyad dan A sama sekali tidak memiliki niat untuk ikut berdemo.

Ketiganya justru memilih untuk duduk santai dan nongkrong di depan rumah Surya.

Baca juga: Sosok Khariq Anhar Diduga Ajak Pelajar Demo di DPR RI, Dulu Dipolisikan Rektor Unri, Berprestasi

Namun situasi berubah ketika Haris datang menghampiri mereka dan mengajak pergi dengan alasan jalan-jalan.

“Si Haris, karena kebetulan mohon maaf si Haris itu juga bukan anak sini ya, beda gitu. Cuma berteman sama adik saya karena satu karang taruna. Dia yang nyamper ke sini gitu,” tutur Putri.

Putri menambahkan bahwa ajakan Haris awalnya terdengar wajar.

“Awalnya dia jalan-jalan, niatnya cuma jalan jalan, karena katanya habis ngerayain 17 Agustus tuh, jalan-jalan biasa sama teman-temannya,” imbuhnya.

Namun, tanpa diketahui Surya, Irsyad, maupun A, ternyata Haris telah membawa bom molotov yang disimpan di dalam tasnya.

Keberadaan bom molotov itu baru terungkap ketika peristiwa kericuhan pecah.

“Salah satu temannya itu ada yang bawa (bom molotov). Jadi yang bawa itu diam-diam, adik saya tuh enggak tahu-menahu, enggak ngerti, tahu-tahu pas itu dia bawa,” ungkap Putri dengan nada kecewa.

Ia menduga kuat bahwa adiknya, Surya, bersama Irsyad dan A, hanyalah korban bujuk rayu dan hasutan Haris.

Lebih lagi, menurut Putri, Surya dikenal sebagai sosok yang mudah terbawa arus dan gampang dipengaruhi.

“Adik saya kan gampang terpengaruh banget gitu ya. Sudah gitu termasuk anak yang membela temennya, lebih solidaritas sama temennya gitu,” ujar Putri.

Kisah ini pun menambah pilu, karena solidaritas yang seharusnya menjadi sikap mulia justru menyeret seorang remaja di bawah umur dalam jeratan hukum yang berat.

Sudah Diwanti-wanti Keluarga

KAKAK PELAKU - Putri Anggraini, kakak Surya pelaku pembakaran halte Transjakarta, saat diwawancarai di kediamannya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025).
KAKAK PELAKU - Putri Anggraini, kakak Surya pelaku pembakaran halte Transjakarta, saat diwawancarai di kediamannya di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (4/9/2025). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

Baca juga: Sosok Mercy Jasinta, Buat Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas yang Tabrak Affan Ojol, Dosen di NTT

Tetangga Haris, Eka Sapta Wardani menyebut sudah mengingatkan tersangka untuk tidak pergi meninggalkan rumah saat aksi demo berlangsung di Jakarta.

Namun, Haris tak mengindahkan peringatan itu dan pergi untuk membakar halte Transjakarta.

 "Saya dengar dari omnya, (Haris, red) sudah diwanti-wanti jangan ke mana-mana, katanya begitu," ucap Eka Sapta Wardani.

Ia lalu melanjutkan, "Eh nggak lama dia jalan berdua tuh sama Surya."

Eka mengungkapkan, ketika Haris membawa bom molotov yang sebelumnya sudah lebih dulu disiapkan.

"Cuma kaget saja pas dia ikut, lah kok dia tiba-tiba ikut. Sudah gitu bawa-bawa gituan lagi, bom molotov," kata Eka lagi.

Haris dikenal aktif sebagai anggota karang taruna yang kantor sekretariatnya bersebelahan dengan Kantor Lurah Mampang Prapatan.

 "Iya (Haris, red) anggota karang taruna. Kemarin acara-acara yang tujuh belasan dia ikut juga," kata Ata, tetangga Haris.

Ata mengaku kaget ketika mengetahui Haris terlibat dalam aksi anarkis dan ikut serta membakar halte Transjakarta.

Padahal, di mata warga sekitar, Haris dikenal sebagai sosok yang baik dan sopan terhadap sesama.

"Aktif dia, orangnya baik. Saya juga kaget, kok bisa ya dia ikut-ikutan istilahnya, yang nggak positif lah. Ya nggak menyangka, sampai terjerumus gitu," ungkap Ata.

"Sama orang tua juga baik, sopan lah istilahnya. Sama orang tua nggak songong lah. Kalau habis solat salaman. Sopan anaknya," imbuh dia.

Rumah Haris di Jalan Mampang Prapatan IV tampak sepi. Tak terlihat aktivitas apapun di rumah dua lantai itu.

Satu sepeda motor terparkir di teras rumah tersebut.

Selain itu terdapat jemuran, dua buah bangku, dan sejumlah sepatu yang berjajar rapi di sebuah rak di teras rumah.

EMPAT PEMBAKAR HALTE TRANSJAKARTA - Polda Metro Jaya sudah mengamankan empat pemuda di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2025). Mereka ditangkap polisi setelah diduga membakar halte Transjakarta saat aksi demo yang berujung anarkis.
EMPAT PEMBAKAR HALTE TRANSJAKARTA - Polda Metro Jaya sudah mengamankan empat pemuda di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (1/9/2025). Mereka ditangkap polisi setelah diduga membakar halte Transjakarta saat aksi demo yang berujung anarkis. (Kolase TribunJakarta.com)

Terciduk Polisi\

Jumlah tersangka dalam kasus aksi anarkis saat demo di sejumlah wilayah di Jakarta terus bertambah.

Teranyar, Polda Metro Jaya menetapkan lima tersangka baru. Total tersangka kini berjumlah 43 orang.

"Sampai dengan hari ini, dalam 4 TKP tadi, setidaknya ada 43 tersangka yang sudah kami tetapkan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi, Kamis (4/9/2025).

Dari 42 tersangka tersebut, satu di antaranya merupakan anak di bawah umur.

"42 di antaranya adalah dewasa dan satu adalah anak-anak ya, anak berusia sebelum 18 tahun," ungkap Kabid Humas.

Ia menjelaskan, sebanyak 38 tersangka telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan. Sementara itu, ada dua tersangka yang dikenakan wajib lapor.

"Dua tersangka diminta untuk wajib lapor, kemudian satu anak itu tidak dilakukan penahanan. Kemudian satu statusnya DPO," ujar Ade Ary.

Adapun enam dari 38 tersangka ditangkap karena diduga menghasut massa untuk melakukan aksi anarkis.

Mereka adalah Direktur Lokataru Delpedro Marhaen, staf Lokataru Muzaffar Salim alias MS, Syahdan Husein alias SH, KA, Figha alias FL, dan Reyhan alias RAP.

"Beberapa akun di media sosial yang menyiarkan ajakan aksi anarkis dan ada yang melakukan live melalui akun media sosial dengan inisial T, sehingga memancing masyarakat khususnya pelajar dan atau anak-anak sekolah untuk datang ke gedung DPR-MPR RI," kata Ade Ary.

Tersangka Delpedro diduga melakukan penghasutan dengan mengajak para pelajar berdemo di akun Instagram @Lokataru.Foundation.

Muzaffar diduga melakukan penghasutan dengan mengajak para pelajar berdemo di akun Instagram @blokpolitikpelajar.

Tersangka Syahdan menghasut melalui akun Instagram @gejayanmemanggil. Sedangkan tersangka KA merupakan admin akun Instagram @AliansiMahasiswaPenggugat.

Kemudian, tersangka Figha melakukan siaran live di akun media sosial TikTok @fighaaaaa.

Sementara itu, tersangka Reyhan diduga mengunggah konten tutorial membuat bom molotov di akun Instagram pribadinya dan menyebarkannya di WhatsApp Group.

(Tribunnewsmaker.com/ TribunJakarta)

Tags:
demoJakartatersangkabom molotov
Berita Terkait
AA

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved