Breaking News:

Berita Viral

Nuruddin jadi Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Paman Punya Firasat, Meninggal saat Salat Asar

Sedang Salat Asar, Nuruddin menjadi korban tewas ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, paman sempat rasakan firasat.

Editor: ninda iswara
TribunJatim/ Luhur Pambudi | Surya.co.id/ M Taufik
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Nuruddin, santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menjadi korban ambruknya bangunan mushola. Meninggal saat Salat Asar, paman sempat rasakan firasat. 

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Di balik duka mendalam akibat runtuhnya bangunan musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, terselip kisah memilukan tentang sosok Nuruddin (13), salah satu dari 10 santri yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya pada Minggu sore, 5 Oktober 2025.

Nuruddin dikenal sebagai pribadi yang pendiam, namun memiliki pembawaan yang ceria.

Kepergiannya meninggalkan luka yang dalam bagi keluarga besar, terutama sang paman, Ihya Ulumuddin.

Meski tidak sempat mendengar langsung kisah firasat dari sang keponakan sebelum musibah terjadi, Ihya sendiri mengaku mengalami perasaan ganjil beberapa hari sebelum insiden naas itu.

Sebuah kegelisahan yang datang tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

Menurut pengakuan Ihya, perasaan tersebut datang pada sore hari, tepatnya pada Senin, 29 September 2025.

Kala itu, suasana hatinya mendadak tidak menentu

Baca juga: Mobil Mercy Ringsek Tertimpa Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Siapa Sosok Pemiliknya? Diangkut ke TPA

 Ia merasa cemas dan bingung, padahal tidak ada peristiwa apa pun yang seharusnya membuatnya merasakan hal demikian.

"Tapi kalau saya, sore Senin kemarin itu saya merasakan kok bingung kok gini hawanya. Kejadian perkiraan jam setengah 3-4 sore, saat saya di rumah Surabaya Kalikedinding, saya dapat kabar ada kejadian musala roboh. Dan cek grup WA ternyata benar," ujar Ihya saat ditemui di RS Bhayangkara Surabaya, Minggu (5/10/2025).

Kabar tentang ambruknya bangunan musala di ponpes sontak membuat heboh grup WhatsApp alumni.

Ihya, yang merupakan alumni Pondok Pesantren Al Khoziny angkatan 2010, langsung merasa terpanggil untuk mencari tahu lebih lanjut.

Rasa cemas itu pun seolah menemukan jawabannya.

Tanpa menunggu lama, Ihya yang tinggal di kawasan Tanah Kalikedinding, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, langsung bergegas menuju lokasi pondok. Ia ingin melihat langsung situasi dan kondisi pasca runtuhnya bangunan.

Setibanya di sana, ia mendapati pemandangan yang memilukan: bangunan musala bertingkat yang sebelumnya berdiri megah kini telah rata dengan tanah.

Yang lebih mengejutkan, informasi yang ia kumpulkan dari kerabat dan sesama alumni mengungkapkan bahwa salah satu santri yang dinyatakan hilang dalam musibah itu adalah Nuruddin, keponakan yang selama ini ia kenal sebagai anak yang taat dan penuh semangat menimba ilmu agama.

"Saya di sana terus sejak kejadian, dan baru pulang ini, pakaian Saya belum ganti sama sekali. Nuruddin keponakan saya," katanya.

Nuruddin berperawakan kurus namun postur tinggi. Selama ini dikenal sebagai anak yang baik, tak neko-neko, dan periang. Ihya tak menyangka anak sekecil itu harus meninggal dunia dalam insiden nahas itu.

Namun, mengetahui bahwa Nuruddin meninggal dunia dalam keadaan menunaikan Ibadah Salat Asar berjamaah dan tepat pada rakaat kedua. Ihya benar-benar dibuat terharu dengan Takdir Allah SWT yang ditetapkan kepada nasib sang keponakan. 

"Orangnya enggak aneh aneh. Enggak terlalu banyak omong. Dia periang.  Meninggal dunia dalam keadaan salat, Ya Allah," ujar Ihya seraya mengelus-elus dada.

Belasan orang kerabat Nuruddin tangisan pecah tatkala melihat peti mati berwarna putih berisi jenazah Nuruddin dibawa keluar dari Ruang Rekonsiliasi Kompartemen Dokpol RS Bhayangkara Surabaya, untuk dipindahkan ke mobil ambulan yang akan membawanya ke rumah duka, pada Minggu malam.

Sebelum dibawa ke rumah duka di Kecamatan Blega, Kabupaten Bangkalan, jenazah Nuruddin disalatkan bersamaan dengan jenazah Ahmad Rijalul Haq (16) di Tenda Ruang Tunggu Keluarga Korban RS Bayangkara Surabaya.

Sementara itu, Nuruddin merupakan satu diantara dua jenazah yang berhasil diidentifikasi oleh Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya, pada Minggu (5/10/2025) sore, berdasarkan kecocokan teridentifikasi melalui gigi, medis, dan properti barang kepemilikan.

Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki mengatakan, sejauh ini Posko DVI RS Bhayangkara Polda Jatim telah menerima 45 kantung jenazah.

Rinciannya, 41 diantaranya berisi jenazah utuh, sedangkan empat lainnya berisi potongan bagian tubuh (body part) yang ditemukan Tim SAR gabungan dalam operasi pencarian.

Dari 41 jenazah tersebut, sepuluh jenazah berhasil diidentifikasi atau diketahui identitasnya. Bahkan, delapan jenazah tersebut sudah diserahkan dan dikebumikan oleh pihak keluarga.

Baca juga: Santri Agus Ubaidillah Meninggal Kondisi Sujud di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Ini Sosok Ayah

PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Nuruddin, santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menjadi korban ambruknya bangunan mushola. Meninggal saat Salat Asar, paman sempat rasakan firasat.
PONPES AL KHOZINY AMBRUK - Nuruddin, santri Ponpes Al Khoziny Sidoarjo menjadi korban ambruknya bangunan mushola. Meninggal saat Salat Asar, paman sempat rasakan firasat. (TribunJatim/ Luhur Pambudi | Surya.co.id/ M Taufik)

Rinciannya, lima jenazah berhasil teridentifikasi oleh Tim DVI Polda Jatim di RSI Siti Hajar Sidoarjo dan RSUD Sidoarjo, pada Senin (29/9/2025).

Kemudian, tiga jenazah, berhasil diidentifikasi pada Sabtu (4/10/2025). Dan, dua jenazah, berhasil diidentifikasi pada Minggu (5/10/2025).

"Dari 45 ini, yang 5 diidentifikasi di Sidoarjo, yang 3 kemarin sudah dikirim ke keluarga. berarti total 8. ditambah sekarang ada 2 yang sudah teridentifikasi. (Totalnya 10)," ujar Kabiddokkes Polda Jatim Kombes Pol dr M Khusnan Marzuki di depan Kamar Mayat RS Bhayangkara Surabaya.

Di lain sisi, memasuki hari ketujuh, Basarnas memutuskan memperpanjang operasi pencarian korban reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Minggu (5/10/2025)

Waktu pencarian ditambah dua hingga tiga hari ke depan. Salah satu pertimbangannya kemungkinan masih banyak korban yang diduga tertimbun di bawah puing.

Begitu keputusan diambil, tim langsung kembali bekerja. Ambulans dan dapur umum masih siaga. Di sisi lain, masih banyak wali santri yang bertahan menginap di sekitaran asrama putri. 

Direktur Operasi Basarnas Yudhi Bramantyo menyebut, pada pencarian hari Minggu, tim menemukan 19 korban.

Semuanya korban kondisinya telah meninggal dunia. Setelah dievakuasi jenazah langsung dibawa ke Posko DVI RS Bhayangkara Polda Surabaya. 

"Hari ketujuh ini kami lanjutkan. Artinya, operasi diperpanjang sampai semua korban benar-benar bisa kami temukan," ujar Yudhi.

Catatan Basarnas sampai Minggu (5/10/2025) sore, total korban sudah 149 orang. Dari jumlah itu, 45 meninggal dunia. Sedangkan dua di antara 45 itu kondisinya berupa potongan bagian organ tubuh (body part). 

"Kemudian yang selamat 104. Kami lanjutkan pencarian seperti hari-hari yang lalu," pungkasnya.

(TribunNewsmaker/TribunJatim)

Tags:
ponpesAl KhozinySidoarjo
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved