Sosok Ribka Tjiptaning, Kader PDIP yang Dipolisikan karena Sebut Soeharto Pembunuh Jutaan Rakyat

Ringkasan Berita:

• Berikut profil Ribka Tjiptaning, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dilaporkan ke polisi.
• Ribka Tjiptaning menjadi bahan perbincangan usai menyebut mantan Presiden Soeharto sebagai sosok 'pembunuh jutaan rakyat'.
• Pernyataan tersebut, buntut ditetapkannya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 November 2025 lalu.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Darah aktivis mengalir deras di tubuh Ribka Tjiptaning, perempuan yang lahir dari ayah eks-PKI dan ibu keturunan bangsawan Yogya.

Kini di usia 66 tahun, kader PDIP itu kembali jadi sorotan karena menolak penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional.

Ucapannya soal ‘pembunuh jutaan rakyat’ membuatnya dilaporkan ke polisi, tapi Ribka tak gentar sedikit pun.

Baca juga: Pengakuan Dokter Kamelia, Ammar Zoni Ngebet Meminangnya, Ternyata Sudah Direstui Keluarga Sang Aktor

Berikut profil Ribka Tjiptaning, kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dilaporkan ke polisi.

Ribka Tjiptaning menjadi bahan perbincangan usai menyebut mantan Presiden Soeharto sebagai sosok 'pembunuh jutaan rakyat'.

Pernyataan tersebut, buntut ditetapkannya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada 10 November 2025 lalu.

"Kalau pribadi oh saya menolak keras (jadi Pahlawan Nasional)."

"Sudah lah, pelanggar HAM, membunuh jutaan rakyat. Belum ada pelurusan sejarah, sudah lah enggak ada pantasnya dijadikan pahlawan nasional," ucap Ribka Tjiptaning kepada Tribunnews.com.

Akibat pernyataan tersebut, ia dilaporkan Aliansi Rakyat Anti-Hoaks (ARAH) ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Rabu (12/11/2025).

Pelaporan ini terkait dugaan pelanggaran Pasal 28 juncto Pasal 45 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Siapa Ribka Tjiptaning?

Dikutip dari data KPU dam wikipedia.org, ia merupakan wanita kelahiran Yogyakarta, 1 Juli 1959 silam.

Ribka Tjiptaning kini telah berusia 66 tahun.

Ia lahir dari pasangan suami istri Raden Mas Soeripto Tjondro Saputro dan Bandoro Raden Ayu Lastri Suyati.

Ayahnya dikenal sebagai aktivis Partai Komunis Indonesia (PKI).

Sedangkan sang ibu, keturunan Keraton Kasultanan Yogyakarta.

Dikutip dari dpr.go.id, Ribka Tjiptaning mengawali pendidikan dasarnya di SD Kuningan Timur Pagi II (1965-1971).

Dia lanjut di SMP Dharma Satria (1971-1974) dan SMAN XIV Jakarta (1974-1977)

Ribka Tjiptaning kemudian lulus S1 Kedokteran Universitas Kristen Indonesia (UKI) Jakarta pada 1990.

Lalu, ia mengambil S2 Ahli Asuransi Kesehatan di kampus yang sama dan lulus di 2012.

Perempuan 6 orang anak tersebut, lantas bertugas di sejumlah rumah sakit.

Pertama kali ia praktik menjadi dokter di RS Tugu Ibu Cimanggis.

Kemudian di tahun 1991, ia kembali menjadi dokter praktik di Karya Bakti Kalibata, Klinik Partuha Ciledug, serta, Klinik Waluya Sejati Abadi Ciledug.

Selanjutnya di tahun 1992 hingga 2000, ia menjadi dokter praktik di perusahaan Puan Maharani.

Terjun ke Dunia Politik

Di tahun 2005, ia pun beralih profesi dan mulai terjun ke dunia perpolitikan.

Ia menjabat sebagai anggota DPR RI sebagai Ketua Komisi IX DPR RI pada tahun 2005 - 2009.

Ribka Tjiptaning kembali menjadi wakil rakyat untuk periode 2019 - 2024.

Sayangnya, di Pileg 2024, ia gagal duduk di Senayan usai kalah.

Ia maju di Daerah Pemilihan (Dapil) Jawa Barat IV.

Ribka Tjiptaning yang kala itu nomor urut 1 mendapat 39.229 suara.

Meski sudah tidak menjabat sebagai anggota DPRD, ia tetap aktif di PDIP.

Dia ditunjuk sebagai Ketua Bidang Kesehatan dalam kepengurusan DPP PDI Perjuangan periode 2025-2030.

Berikut riwayat organisasi Ribka Tjiptaning selengkapnya:

Ketua DPP PDI Perjuangan  Bidang Kesehatan (2025-2030)

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Penanggulangan Bencana (2019 - 2024)

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Sosial dan Penanggulangan Bencana (2015 - 2019)

Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Kesehatan dan Tenaga Kerja (2010 - 2015)

Pemuda Demokrat Indonesia, Sebagai: Sekretaris Jenderal (2002)

Pemuda Demokrat Jawa Barat, Sebagai: Wakil Ketua Dewan Pimpinan (2002)

Ketua Lembaga Penelitian Korban Peristiwa 65 (LPKP 65) (2002)

Ketua Paguyuban Korban ORBA (Pakorba), Sebagai (2001)

Wakil Ketua DPD PDIP Prov. Jawa Barat, Sebagai (2000 - 2005)

Wakil Ketua Dewan Perhimpunan Daerah Pemuda Demokrat (1996 - 2002)

Ketua DPC PDIP Kota Tangerang (1996 - 2000)

Ketua Yayasan Waluya Sejati Abadi (1992 - sekarang)

Wakil Ketua Dewan Dewan Perhimpunan Daerah Pemuda Demokrat (1991 - 1996)

Wakil Ketua DPD PDIP Prov. Banten, Sebagai (2007)

(TribunNewsmaker.com/Tribunnews.com)