Selebrita
Anak Pandji Pragiwaksono Diserang Temannya di Sekolah, Pelaku Problematik: Gurunya Ditimpuk Botol
Cerita Pandji Pragiwaksono soal putrinya yang diserang temannya disekolah, pelaku problematik hingga suka mengancam, pernah nimpuk guru.
Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
Tidak hanya itu, ia juga menahan diri untuk tidak mengekspos wajah maupun identitas pelaku.
Keputusan ini, menurut Pandji, diambil demi kebaikan semua pihak yang terlibat, termasuk pelaku dan keluarganya.
Meski begitu, Pandji tak menutupi kronologi kejadian serta latar belakang pelaku, yang ia samarkan dengan sebutan "si A".
Dalam penjelasannya, Pandji mengungkapkan bahwa si A merupakan teman sekelas Shira, seseorang yang memang dikenal bermasalah di lingkungan sekolah.
Si A, kata Pandji, bukan hanya kerap menimbulkan konflik dengan teman-temannya, tapi juga memiliki relasi yang sulit dengan para guru dan bahkan menunjukkan perilaku yang merusak terhadap dirinya sendiri.
Masalah utama yang disorot Pandji adalah ketidakmampuan si A dalam mengontrol emosinya, yang kemudian memicu tindak kekerasan terhadap orang-orang di sekitarnya.

“Ada seorang anak, sebutlah bernama A, si A ini adalah anak yang sangat bermasalah, ngamuk mulu, ujung-ujungnya jadi ngebully, meski intensinya ini anak bukan untuk ngebully siapa-siapa, tapi anaknya itu bermasalah,” ujar Pandji.
Jauh sebelum insiden penyerangan tersebut terjadi, Pandji mengaku bahwa ia sudah sering mendengar cerita tentang si A dari Shira.
Dari cerita-cerita itu, tergambar bahwa si A tidak memiliki banyak teman karena sikap dan perilakunya yang cenderung kasar serta tidak stabil secara emosional.
Namun, Shira justru menunjukkan empati yang luar biasa.
Di saat teman-teman sekelas lainnya memilih menjauh, Shira berusaha mendekati si A dengan ketulusan hati.
Ia melihat lebih dalam kepribadian si A, bukan sebagai anak yang jahat, melainkan sebagai seseorang yang sedang berjuang dalam kondisi yang tidak mudah.
“Gak ada yang mau berteman sama si A, karena anaknya bener-bener bermasalah sekali, kecuali Shira yang mau berteman dengan si A. Cuman Shira yang mau ngobrol sama si A cuman Shira yang baik,” kata Pandji.
“Dia sering cerita soal si A ini, bagaimana si A ini problematik. Tapi Shira ngerasa bagaimana si A ini bermasalah itu bukan salah dia, tapi lebih kepada orangtuanya, dia justru kasihan sama anak ini, dia ngerasa yang dia butuhkan sama anak ini adalah cinta, dia butuh ada yang sayang dan perhatiin dan Shira menyediakan itu dan mereka jadi dekat menurut Shira.”
Namun, hubungan yang diawali dengan niat baik tersebut tak berjalan sesuai harapan. Seiring waktu, sikap si A justru semakin meresahkan.
Ia mulai menunjukkan perilaku yang semakin mengkhawatirkan, bukan hanya terhadap lingkungan sekolah, tetapi juga langsung kepada Shira.
Pandji menceritakan salah satu momen yang membuat Shira merasa ketakutan.
Saat itu, di tengah sesi ujian, si A duduk di samping Shira.
Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, si A merobek kertas ujian miliknya sendiri, melemparkannya ke lantai, dan menyiramnya dengan air dari botol minum.
Tak berhenti di situ, si A bahkan melontarkan makian kepada guru.
“Seminggu sebelum (pertunjukan teater) lagi ujian si A duduk di samping Shira, tiba-tiba Shira dengar ini anak nyobek-nyobek kertas ulangan, ditaruh di lantai dan disiram air dari botol minum dia. Shira kaget, tiba-tiba anak ini ngomong (ke guru) ‘shut the fk up, I’II fking ki** you!’ ke guru,” ujar Pandji.
“Gurunya ditimpuk pakai botol, dan Shira takut melihat itu.”
Kondisi semakin memburuk ketika sikap agresif si A mulai diarahkan langsung ke Shira.
Pandji menyebut bahwa anaknya sempat mengalami kecemasan berlebih (anxiety) setiap kali harus berinteraksi atau bahkan hanya melihat si A di sekolah.
“Ada satu momen Shira cemas juga dengan si A ini, anak ini ngomong sama Shira, dan Shira bilang, ‘nanti aja deh, gue lagi gak bisa ngomong sama lu, kasih gue waktu, karena gue masih gak bisa ngomong sama lu’, karena mungkin Shira takut, cemas sama kelakuan si A,” ungkap Pandji.
Shira yang awalnya bersabar, akhirnya merasa tidak sanggup lagi melanjutkan hubungan pertemanan tersebut.
Ia menyadari bahwa kebaikannya telah disalahpahami, bahkan dibalas dengan perilaku kasar dan intimidatif.
“Ada satu pelajaran, si A ngomong lagi ‘kok lu mau ngomong sama dia (guru) tapi gak mau ngomong sama gue?’ Shira bete, kesel, dan mikir kenapa sih lu harus kayak gini sama gue? Gue ini temen lu. Shira jadi takut sama ini orang, karena dia mulai (anarkis) ketika amarah diarahkan ke Shira, dia takut juga sih, karena sebelum ini kan gak pernah begitu. Shira jadi anxiety setiap kali lihat si A ini lewat,” tambah Pandji.
Puncaknya, Shira akhirnya mengutarakan perasaannya dengan jujur kepada si A, menyatakan bahwa ia sudah tidak sanggup untuk tetap berteman.
Keputusan inilah yang diduga menjadi pemicu tindakan kekerasan dari si A.
“Beberapa hari setelahnya, Shira memberanikan diri ngomong sama si A, ‘gue udah mau ngomong sama lu, gue udah oke sama lu, gue udah gak apa-apa, cuman gue gak bisa jadi teman lu, karena di sekolah ini teman lu cuman gue gitu, kok lu masih jahat sama gue’. Karena dia itu pernah bentak-bentak ‘why you have to be like this? I f**king hates you!’ segala macam,” kata Pandji.
Pandji menyebut bahwa setelah insiden penyerangan terjadi, pihak sekolah tidak tinggal diam.
Penanganan yang tegas telah dilakukan terhadap si A, sebagai bentuk perlindungan bagi siswa lain dan sebagai bagian dari upaya menyelesaikan masalah secara adil.
(TribunNewsmaker/Ninda)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Taqy Malik Kena Kasus Sengketa Tanah, Sunan Kalijaga Sindir Keras: Mau Beli Rumah Tak Punya Uang |
![]() |
---|
DJ Panda Cari Kesibukan Lain saat Erika Carlina Dilamar DJ Bravy, Bagaimana dengan Baby Andrew? |
![]() |
---|
Kabar DJ Panda Saat Erika Carlina Dilamar Kekasih, Sempat Ngobrol Bareng DJ Bravy, Bahas Apa? |
![]() |
---|
Begini Unggahan Terbaru DJ Panda saat Bravy Vconk Resmi Lamar Erika Carlina |
![]() |
---|
Reaksi Rachel Vennya dan Fuji Saat DJ Bravy Lamar Erika Carlina di Atas Panggung, Ikut Heboh |
![]() |
---|