Selebrita
Anak Pandji Pragiwaksono Diserang Temannya di Sekolah, Pelaku Problematik: Gurunya Ditimpuk Botol
Cerita Pandji Pragiwaksono soal putrinya yang diserang temannya disekolah, pelaku problematik hingga suka mengancam, pernah nimpuk guru.
Penulis: ninda iswara
Editor: ninda iswara
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kejadian tak menyenangkan dialami oleh putri Pandji Pragiwaksono.
Sang anak, Ourania Almashira Wongsoyudo alias Shira, mengalami penyerangan yang dilakukan oleh teman sekolahnya.
Shira yang kini sekolah di Amerika Serikat itu berawal ketika para murid sedang tampil dalam pentas teater.
Pentas seni sekolah memang menjadi salah satu momen yang paling dinanti oleh para orang tua.
Ini adalah ajang tahunan yang biasanya digelar dengan meriah, penuh tawa, dan kebanggaan.
Saat itulah para murid menampilkan kemampuan seni mereka, dan para orang tua mendapat kesempatan langka untuk melihat langsung perkembangan serta bakat anak-anak mereka.
Salah satu pertunjukan tahun itu menjadi pengalaman yang tak akan pernah dilupakan oleh komika dan presenter ternama, Pandji Pragiwaksono.
Baca juga: Pandji Pragiwaksono Kritik Ucapan Purbaya Yudhi yang Baru Dilantik Menteri: Yang Gini Bikin Demo
Ia datang bersama istri dan anak sulungnya, Mila dan Dipo, untuk menyaksikan Shira, yang turut tampil dalam sebuah sketsa komedi bertema "Romeo and Juliet".
Namun, alih-alih pulang dengan perasaan bangga, Pandji justru harus menghadapi kejadian tak terduga yang membuatnya terhenyak.
Shira, yang memerankan sosok Juliet dalam versi yang lebih segar dan nyeleneh, terlihat percaya diri di atas panggung.
Semua berjalan normal pada awalnya.
Tidak ada tanda-tanda aneh, dan suasana auditorium pun penuh tawa serta antusiasme dari para penonton yang sebagian besar adalah orang tua murid.
Namun, di tengah jalannya sketsa, sesuatu yang tak lazim terjadi.
Pandji sempat merasakan firasat ganjil sejak melihat seorang anak perempuan melintas di panggung dengan ekspresi wajah yang marah dan tatapan tajam.
Meski merasa sedikit terganggu, Pandji memilih untuk tak terlalu memikirkannya dan fokus menikmati penampilan anak-anak di atas panggung.
“Saat itu gue pikir, ah biasa aja lah, mungkin bagian dari pertunjukan,” ujar Pandji di kanal YouTube Pandji Pragiwaksono.
Namun, momen mengejutkan terjadi. Di tengah sketsa komedi yang sedang berlangsung, terdengar suara teriakan dari balik panggung, sebuah teriakan yang menyebut-nyebut nama putrinya.
Meskipun tidak bisa menangkap kata-kata secara jelas, Pandji mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres.
“Ketika pertunjukan dimulai, di tengah sketsa tiba-tiba gue dengar ada yang teriak sesuatu, gue gak begitu nangkep persisnya (teriak) apa, tapi dari pinggir, gue ngeliat ada yang lempar gelas plastik kosong ke tengah panggung,” jelasnya.
Awalnya, Pandji sempat mengira bahwa semua itu adalah bagian dari sketsa komedi yang memang dirancang dengan bumbu-bumbu humor absurd.
Tapi instingnya berkata lain. Suasana berubah aneh, terutama ketika ia melihat reaksi para pemain di atas panggung yang terlihat terkejut dan kebingungan.
“Ini kan pertunjukkan komedi, jadi gue gakngehnih, mana yang serius, mana yang komedi. Tiba-tiba gue dengar ‘bla bla Shira!’ jadi gue cuma dengar nama Shira doang,” lanjutnya.
Situasi semakin mencurigakan ketika seorang anak berlari melintasi panggung menuju arah belakang, tepat ke area backstage tempat Shira berada.
Semua pemain yang sebelumnya fokus pada sketsa, tiba-tiba menoleh serempak ke arah Shira.
Tak lama, Shira keluar dari balik panggung dengan ekspresi kaget dan bingung.
Baca juga: Ingin Babat Alas Pandji Pragiwaksono Nekat Pindah ke New York, Amerika Serikat Mulai Karier dari 0

Sorot matanya menunjukkan keterkejutan luar biasa, seolah baru mengalami sesuatu yang membuatnya kehilangan fokus.
“Dari pinggir ada seorang anak, lari, nge-crossing panggung, terus masuk ke backstage, ke arah Shira yang ada di (bibir) backstage, tiba-tiba semua ekstras yang ada di panggung, nengok ke arah Shira, tiba-tiba Shira keluar (ke arah panggung) dan shock gitu, bingung, dan ada temannya datang,” ujar Pandji menceritakan kembali kronologinya.
Momen itulah yang membuat Pandji benar-benar sadar bahwa ini bukan bagian dari naskah atau gimmick komedi yang sengaja diselipkan.
Apalagi saat seorang siswa laki-laki yang menjadi teman Shira berlari mendekatinya dengan wajah panik.
“Temannya cowok, lari ke arah Shira dan teriak ke arah pinggir ‘get the f**k away from her!’ terus Shira dirangkul dan Shira ditanya ‘are you okay’ terus dibawa pergi,” kata Pandji dalam vlog yang diunggahnya.
Pandji mengaku sempat kebingungan dan kesulitan memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Penonton lain pun terlihat cemas, namun tak sepenuhnya paham mengenai insiden yang baru saja terjadi di depan mata mereka. Ketegangan mulai terasa di seluruh ruangan.
Tak berselang lama, seorang guru teater naik ke atas panggung.
Ia berusaha menenangkan suasana dan memberikan klarifikasi singkat mengenai insiden yang terjadi.
“Setelah itu guru dramanya berdiri di atas panggung dan bilang ‘sorry banget itu tadi ceritanya harusnya gak seperti itu, ada sesuatu yang terjadi dan kami minta maaf, tapi tolong tepuk tangan untuk anak-anak yang sudah mencoba ngasih pertunjukan ini, mereka sudah sangat berusaha’,” kata Pandji, menirukan ucapan sang guru.
Satu per satu para pemain kembali naik ke atas panggung untuk menerima tepuk tangan dari para penonton. Namun ada dua sosok yang tidak muncul: Shira, dan anak perempuan yang tadi menyerang.
“Dan, semua anak-anak tadi keluar lagi, kecuali Shira dan si anak perempuan yang tadi lari (menyerang),” ungkap Pandji.
Detik itu juga, Pandji merasa ada yang sangat tidak beres.
Ia segera menoleh ke istrinya dan berkata, “Aku ke backstage ya!” Lalu berlari menuju belakang panggung untuk mencari tahu langsung apa yang sebenarnya terjadi.
“Gue langsung lari ke backstage, ternyata, Shira diserang sama itu anak. Ternyata yang gue dengar adalah ‘I f**king hates you, Shira!’ Dia lari dan nyerang Shira,” ujarnya, menahan emosi.
Kejadian tersebut berlangsung di depan ratusan pasang mata, para orang tua murid, guru-guru, dan puluhan anak yang berada di atas panggung. Bahkan, menurut Pandji, banyak yang sempat merekam momen itu, termasuk dirinya sendiri.
“Kejadian ini, dilihat oleh ratusan orangtua di dalam ruangan, direkam oleh mungkin puluhan orangtua yang anaknya lagi manggung juga, ada sekitar 20-25 anak di atas panggung, sehingga yang punya rekamannya ada banyak tentang momen itu, semua orang ngeliat, semua guru ngeliat, semua murid ngeliat dan banyak yang punya rekamannya, termasuk gue," kata Pandji.
Sosok pelaku penyerangan
Meskipun peristiwa ini mengundang emosi banyak orang, Pandji memilih untuk menjaga privasi dan etika dalam menyampaikan kisah tersebut.
Ia dengan tegas memutuskan untuk tidak menampilkan rekaman video penyerangan tersebut.
Tidak hanya itu, ia juga menahan diri untuk tidak mengekspos wajah maupun identitas pelaku.
Keputusan ini, menurut Pandji, diambil demi kebaikan semua pihak yang terlibat, termasuk pelaku dan keluarganya.
Meski begitu, Pandji tak menutupi kronologi kejadian serta latar belakang pelaku, yang ia samarkan dengan sebutan "si A".
Dalam penjelasannya, Pandji mengungkapkan bahwa si A merupakan teman sekelas Shira, seseorang yang memang dikenal bermasalah di lingkungan sekolah.
Si A, kata Pandji, bukan hanya kerap menimbulkan konflik dengan teman-temannya, tapi juga memiliki relasi yang sulit dengan para guru dan bahkan menunjukkan perilaku yang merusak terhadap dirinya sendiri.
Masalah utama yang disorot Pandji adalah ketidakmampuan si A dalam mengontrol emosinya, yang kemudian memicu tindak kekerasan terhadap orang-orang di sekitarnya.

“Ada seorang anak, sebutlah bernama A, si A ini adalah anak yang sangat bermasalah, ngamuk mulu, ujung-ujungnya jadi ngebully, meski intensinya ini anak bukan untuk ngebully siapa-siapa, tapi anaknya itu bermasalah,” ujar Pandji.
Jauh sebelum insiden penyerangan tersebut terjadi, Pandji mengaku bahwa ia sudah sering mendengar cerita tentang si A dari Shira.
Dari cerita-cerita itu, tergambar bahwa si A tidak memiliki banyak teman karena sikap dan perilakunya yang cenderung kasar serta tidak stabil secara emosional.
Namun, Shira justru menunjukkan empati yang luar biasa.
Di saat teman-teman sekelas lainnya memilih menjauh, Shira berusaha mendekati si A dengan ketulusan hati.
Ia melihat lebih dalam kepribadian si A, bukan sebagai anak yang jahat, melainkan sebagai seseorang yang sedang berjuang dalam kondisi yang tidak mudah.
“Gak ada yang mau berteman sama si A, karena anaknya bener-bener bermasalah sekali, kecuali Shira yang mau berteman dengan si A. Cuman Shira yang mau ngobrol sama si A cuman Shira yang baik,” kata Pandji.
“Dia sering cerita soal si A ini, bagaimana si A ini problematik. Tapi Shira ngerasa bagaimana si A ini bermasalah itu bukan salah dia, tapi lebih kepada orangtuanya, dia justru kasihan sama anak ini, dia ngerasa yang dia butuhkan sama anak ini adalah cinta, dia butuh ada yang sayang dan perhatiin dan Shira menyediakan itu dan mereka jadi dekat menurut Shira.”
Namun, hubungan yang diawali dengan niat baik tersebut tak berjalan sesuai harapan. Seiring waktu, sikap si A justru semakin meresahkan.
Ia mulai menunjukkan perilaku yang semakin mengkhawatirkan, bukan hanya terhadap lingkungan sekolah, tetapi juga langsung kepada Shira.
Pandji menceritakan salah satu momen yang membuat Shira merasa ketakutan.
Saat itu, di tengah sesi ujian, si A duduk di samping Shira.
Tiba-tiba, tanpa alasan yang jelas, si A merobek kertas ujian miliknya sendiri, melemparkannya ke lantai, dan menyiramnya dengan air dari botol minum.
Tak berhenti di situ, si A bahkan melontarkan makian kepada guru.
“Seminggu sebelum (pertunjukan teater) lagi ujian si A duduk di samping Shira, tiba-tiba Shira dengar ini anak nyobek-nyobek kertas ulangan, ditaruh di lantai dan disiram air dari botol minum dia. Shira kaget, tiba-tiba anak ini ngomong (ke guru) ‘shut the fk up, I’II fking ki** you!’ ke guru,” ujar Pandji.
“Gurunya ditimpuk pakai botol, dan Shira takut melihat itu.”
Kondisi semakin memburuk ketika sikap agresif si A mulai diarahkan langsung ke Shira.
Pandji menyebut bahwa anaknya sempat mengalami kecemasan berlebih (anxiety) setiap kali harus berinteraksi atau bahkan hanya melihat si A di sekolah.
“Ada satu momen Shira cemas juga dengan si A ini, anak ini ngomong sama Shira, dan Shira bilang, ‘nanti aja deh, gue lagi gak bisa ngomong sama lu, kasih gue waktu, karena gue masih gak bisa ngomong sama lu’, karena mungkin Shira takut, cemas sama kelakuan si A,” ungkap Pandji.
Shira yang awalnya bersabar, akhirnya merasa tidak sanggup lagi melanjutkan hubungan pertemanan tersebut.
Ia menyadari bahwa kebaikannya telah disalahpahami, bahkan dibalas dengan perilaku kasar dan intimidatif.
“Ada satu pelajaran, si A ngomong lagi ‘kok lu mau ngomong sama dia (guru) tapi gak mau ngomong sama gue?’ Shira bete, kesel, dan mikir kenapa sih lu harus kayak gini sama gue? Gue ini temen lu. Shira jadi takut sama ini orang, karena dia mulai (anarkis) ketika amarah diarahkan ke Shira, dia takut juga sih, karena sebelum ini kan gak pernah begitu. Shira jadi anxiety setiap kali lihat si A ini lewat,” tambah Pandji.
Puncaknya, Shira akhirnya mengutarakan perasaannya dengan jujur kepada si A, menyatakan bahwa ia sudah tidak sanggup untuk tetap berteman.
Keputusan inilah yang diduga menjadi pemicu tindakan kekerasan dari si A.
“Beberapa hari setelahnya, Shira memberanikan diri ngomong sama si A, ‘gue udah mau ngomong sama lu, gue udah oke sama lu, gue udah gak apa-apa, cuman gue gak bisa jadi teman lu, karena di sekolah ini teman lu cuman gue gitu, kok lu masih jahat sama gue’. Karena dia itu pernah bentak-bentak ‘why you have to be like this? I f**king hates you!’ segala macam,” kata Pandji.
Pandji menyebut bahwa setelah insiden penyerangan terjadi, pihak sekolah tidak tinggal diam.
Penanganan yang tegas telah dilakukan terhadap si A, sebagai bentuk perlindungan bagi siswa lain dan sebagai bagian dari upaya menyelesaikan masalah secara adil.
(TribunNewsmaker/Ninda)
Sumber: Tribunnewsmaker.com
Taqy Malik Kena Kasus Sengketa Tanah, Sunan Kalijaga Sindir Keras: Mau Beli Rumah Tak Punya Uang |
![]() |
---|
DJ Panda Cari Kesibukan Lain saat Erika Carlina Dilamar DJ Bravy, Bagaimana dengan Baby Andrew? |
![]() |
---|
Kabar DJ Panda Saat Erika Carlina Dilamar Kekasih, Sempat Ngobrol Bareng DJ Bravy, Bahas Apa? |
![]() |
---|
Begini Unggahan Terbaru DJ Panda saat Bravy Vconk Resmi Lamar Erika Carlina |
![]() |
---|
Reaksi Rachel Vennya dan Fuji Saat DJ Bravy Lamar Erika Carlina di Atas Panggung, Ikut Heboh |
![]() |
---|