Sosok Khariq Anhar Diduga Ajak Pelajar Demo di DPR RI, Dulu Dipolisikan Rektor Unri, Berprestasi

Sosok Khariq Anhar Diduga Ajak Pelajar Demo di DPR RI, Dulu Dipolisikan Rektor Unri, Berprestasi

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Nama seorang mahasiswa Universitas Riau (Unri) bernama Khariq Anhar (KA) kini menjadi perhatian publik setelah dirinya resmi ditangkap oleh aparat kepolisian dari Polda Metro Jaya.

Penangkapan Khariq dilakukan oleh penyidik Subdit 2 Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya di kawasan Terminal 1A Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, tepat pada Jumat (29/8/2025) sekitar pukul 07.00 WIB.

Alasan penangkapan tersebut tidak lain karena Khariq diduga terlibat dalam penyebaran konten yang dianggap bisa memprovokasi masyarakat luas.

Selain itu, ia juga diduga aktif mengajak para pelajar untuk melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta, yang berlangsung pada tanggal 25 dan 28 Agustus 2025.

Fakta ini membuat publik kembali mengingat bahwa Khariq Anhar bukanlah sosok baru dalam lingkaran kontroversi.

Mahasiswa Fakultas Pertanian ini sebelumnya pernah dipolisikan oleh Rektor Unri, Prof Sri Indarti, setelah dirinya menyuarakan kritik tajam mengenai mahalnya biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT).

Dalam kasus tersebut, Khariq dilaporkan karena dituduh mencemarkan nama baik seseorang sekaligus menuduh sesuatu yang sensitif melalui sebuah video kampanye yang ia buat bersama rekan-rekannya.

Video itu sempat menuai pro dan kontra karena berisi pernyataan keras yang menyebut “Sri Indarti selaku Rektor sebagai broker pendidikan Universitas Riau” lengkap dengan penayangan foto sang rektor.

“Video itu kami buat berempat, namun hanya saya yang akhirnya dilaporkan ke Dirreskrimsus Polda Riau,” ungkap Khariq dalam keterangannya kala itu.

Baca juga: Sosok Khariq Anhar: Mahasiswa Berprestasi Unri yang Kini Ditahan Usai Diduga Provokasi Demo DPR

Ia menuturkan bahwa pada 25 April lalu dirinya sudah dipanggil pihak kepolisian untuk memberikan klarifikasi terkait isi video tersebut.

Namun Khariq menegaskan dengan lantang bahwa apa yang ia sampaikan sebenarnya hanyalah bentuk kritik terhadap kebijakan kampus yang dirasakannya memberatkan mahasiswa.

“Apa yang saya sampaikan itu merupakan kritik pada kebijakan kampus,” tegas Khariq kala itu.

Pertanyaannya kemudian, siapakah sebenarnya sosok Khariq Anhar hingga namanya berulang kali mencuat di ruang publik?

Khariq Anhar pertama kali viral justru ketika dirinya dilaporkan langsung oleh Rektor Unri, Prof Sri Indarti, akibat video yang memuat kritik tentang tingginya biaya UKT.

Dalam video tersebut, Khariq menyuarakan keresahan mahasiswa terkait kebijakan UKT yang menurutnya memberatkan banyak kalangan.

Ia mengaku terkejut saat mengetahui bahwa video kritik yang ia unggah justru berujung pada laporan hukum dari pihak rektorat.

Laporan itu ditujukan karena Khariq dianggap telah menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan menyebut tuduhan tertentu di dalam video kampanye.

Tak berhenti di sana, Khariq bersama kelompok mahasiswa yang menamakan diri Aliansi Mahasiswa Penggugat (AMP) juga sempat menggelar undangan terbuka.

Undangan itu ditujukan kepada Rektor Unri sekaligus mahasiswa untuk melakukan dialog terbuka pada tanggal 4 Maret 2024, sebuah inisiatif yang menunjukkan sikap kritis Khariq terhadap kebijakan kampus.

Sosok Khariq Anhar

Berdasarkan penelusuran dari akun Instagram pribadinya, Khariq Anhar ternyata juga merupakan pendiri komunitas mahasiswa yang bernama @kalistra.unri.

Komunitas ini diketahui aktif membahas isu-isu seputar kampus dan pendidikan, serta sering menjadi ruang bagi mahasiswa untuk bersuara.

Di kalangan mahasiswa Universitas Riau sendiri, Khariq cukup dikenal bukan hanya sebagai aktivis kampus yang vokal, melainkan juga sebagai seorang penulis.

Tulisan-tulisannya banyak menyoroti masalah pendidikan, kebijakan kampus, hingga isu sosial yang berkembang di tengah masyarakat.

Keterlibatannya dalam berbagai aktivitas organisasi membuat dirinya semakin lekat dengan predikat aktivis mahasiswa kritis.

Kini, dengan adanya kasus penangkapan terbaru oleh Polda Metro Jaya, nama Khariq Anhar kembali mencuat ke permukaan dan menimbulkan perdebatan hangat di kalangan mahasiswa maupun masyarakat umum.

Sebagian pihak menilai apa yang dilakukan Khariq adalah bentuk keberanian menyuarakan kebenaran, sementara sebagian lain menilai tindakannya melanggar aturan hukum yang berlaku.

Baca juga: Sosok Mercy Jasinta, Buat Petisi Tolak Pemecatan Kompol Cosmas yang Tabrak Affan Ojol, Dosen di NTT

Prestasi Akademik Khariq Anhar

1. Golden Award Talenta Entrepreneur WMK Aksi Pemuda UNRI 2022

2. Mahasiswa Berprestasi IP Tertinggi 2021 Faperta

 3. Juara 1 National essay Competition 2022 Nada dering

4. Juara 1 Debat FEB EXPO 2022

5. Juara 1 Lktin Gebyar Mahasiswa Bidikmisi 2020

6. Juara 1 Debat Sosiologi Expo 2022

7. Juara 1 Esai Agrifest 2022

Prestasi Non Akademik Khariq Anhar

1. Gubernur BEM FAPERTA UNRI 2023

2. Ketua Komunitas Literasi dan Sastra Universitas Riau

3. Sekretaris Umum LSI Nurul Fallah 2021

4. Protokoler BEM FAPERTA UNRI 2022

5. Staf kaderisasi HIMAGROTEK 2021

6. Staf Pengkajian URC 2022

7. Staff kaderisasi Formadiksi UNRI periode 2021-2022

Ditangkap Polda Metro Jaya

Polda Metro Jaya menangkap mahasiswa Universitas Riau (Unri), Khariq Anhar (KA), terkait dugaan penyebaran konten yang mengandung ujaran kebencian hingga hoaks.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi membenarkan, adanya penangkapan tersebut.

Ade Ary menuturkan, Khariq bahkan saat ini telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan.

“Benar, Saudara KA telah ditangkap,” ucapnya, saat dikonfirmasi, Kamis (4/9/2025).

Menurut Ade Ary, Khariq diduga menyebarkan konten bermuatan kebencian, hoaks, hingga ancaman keselamatan jiwa. 

Ia juga dituding mengedit dan menyebarkan konten seolah-olah asli untuk memprovokasi masyarakat.

Khariq turut disangka melibatkan anak dalam kerusuhan di depan gedung DPR/MPR RI, Jakarta pada 25 dan 28 Agustus 2025.

“(Diduga KA) melakukan tindak pidana perlindungan anak berupa pelibatan anak dalam kerusuhan sosial, peristiwa kekerasan, dan kegiatan politik berupa demonstrasi dengan kekerasan,” ujar Ade Ary.

Atas perbuatannya, Khariq dijerat Pasal 48 ayat (1) juncto Pasal 32 ayat (1) dan/atau Pasal 48 ayat (2) juncto Pasal 32 ayat (2) dan/atau Pasal 51 ayat (1) juncto Pasal 35 UU Nomor 1 Tahun 2024 tentang ITE, serta Pasal 160 KUHP.

“Tersangka KA telah dilakukan penahanan,” pungkas eks Kapolres Metro Jakarta Selatan tersebut.

(TribunNewsmaker.com/ TribunJakarta)