Reshuffle Kabinet Prabowo
Nasihat Dokter Tirta Minta Pejabat Baru Punya Tim PR: Tolong, Tolong Banget Nih
Respons Dokter Tirta soal pernyataan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa. Ia turut memberi contoh pernyataan yang lebih enak didengar.
Penulis: Febriana Nur
Editor: Febriana
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang menggantikan Sri Mulyani kini ramai menjadi sorotan.
Bukan terkait kinerja maupun kebijakan melainkan perihal ucapannya.
Purbaya Yudhi Sadewa digunjing karena gaya komunikasinya yang dinilai buruk.
Hal itu menyusul pernyataanya saat disinggung mengenai 17+8 Tuntutan Rakyat.
"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita, kenapa? mungkin sebagian merasa keganggu hidupnya, masih kurang ya.
Once saya ciptakan pertumbuhan 6 persen, 7 persen, itu akan hilang dengan otomatis, mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak, dibandingkan mendemo," ujar Purbaya.
Banyak pihak menyayangkan ucapan Purbaya yang dinilai kurang berempati.
Apalagi dirinya baru saja dilantik menjadi Menteri Keuangan pada Senin (8/9/2025).
Influencer Tirta Mandira Hudhi atau Dokter Tirta pun ikut memberikan pendapatnya mengenai hal tersebut.
Ia meminta kepada pejabat publik yang baru dilantik agar lebih bijaksana sebelum mengeluarkan pernyataan yang bisa membuat kegaduhan.
"Tolong, tolong banget nih kalau memang belum memiliki tim PR atau tim media khusus, kalau ditanya orang-orang, daripada menimbulkan opini yang bisa membuat kegaduhan, mending diam saja," kata Dokter Tirta dikutip melalui video di Instagramnya, Rabu (10/9/2025).
Dokter Tirta kemudian memberi contoh pernyataan lebih enak didengar.
Baca juga: Yudo Sadewa, Anak Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa Sempat Pamer ATM Prioritas & Singgung Orang Miskin

"Contoh nih saya ajari 'Ya, terima kasih bapak-bapak dan ibu-ibu semua, saya belum bisa memberikan jawaban apapun ya.
Yang jelas jika diberikan amanah insyaAllah saya akan menjaga amanah ini dengan baik.
Dalam waktu dekat kita akan mengeluarkan press release resmi" simple," jelas Dokter Tirta.
Pada kesempatan tersebut, Dokter Tirta kembali mengingatkan mengenai status pejabat publik.
Ia turut memberi masukan agar pejabat publik memiliki tim public relation agar lebih maksimal dan proper ketika menyampaikan sesuatu.
"Anda itu pejabat publik, namanya pejabat publik, setiap tindak tanduknya dan tindakannya akan di-follow oleh publik.
Tapi ketika anda menjadi non pejabat publik atau warga biasa, ya pendapat anda tidak akan diperhatikan juga, kecuali anda punya follower banyak, jadi content creator atau influencer.
Ketika anda pejabat publik, hati-hati dalam mengeluarkan statement," lanjutnya.
"Tolong hire tim yang proper di bidang public relation atau strategic decision making, jadi anda bisa memutuskan kapan harus ngomong a, kapan harus ngomong b, dan SOP-nya banyak," pungkas Dokter Tirta.
Baca juga: Pandji Pragiwaksono Kritik Ucapan Purbaya Yudhi yang Baru Dilantik Menteri: Yang Gini Bikin Demo

Klarifikasi Menkeu Purbaya Soal 17+8 Tuntutan Rakyat: Kalau Kemarin Salah Ngomong, Saya Minta Maaf
Purbaya Yudhi Sadewa langsung menjadi perbincangan hangat setelah dilantik menjadi Menteri Keuangan (Menkeu) pada Senin (8/9/2025).
Pria yang menggantikan posisi Sri Mulyani tersebut menjadi gunjingan terkait pernyataannya menanggapi 17+8 Tuntutan Rakyat.
Sadar dirinya menuai sorotan, Purbaya Yudhi Sadewa langsung menyampaikan permohonan maaf.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa meminta maaf atas pernyataannya yang dinilai tidak empati saat menjawab poin 17+8 tuntutan rakyat hanya berasal dari sebagian kecil masyarakat.
Pernyataan yang menuai kritik itu dia sampaikan setelah dilantik menjadi Menkeu, Senin (8/9/2025) kemarin.
"Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf," kata Purbaya, usai rapat bersama Presiden Prabowo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (9/9/2025).
Purbaya menuturkan, pernyataannya bukan untuk mengerdilkan aspirasi rakyat.
Ia hanya berupaya menjelaskan bahwa ekonomi saat ini tengah tertekan.
Oleh karenanya, Purbaya bakal berupaya memulihkan ekonomi dengan sejumlah langkah yang sudah dia persiapkan.
"Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, kebanyakan masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil, ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan. Jadi kuncinya di situ," ucap dia.
"Berapa cepat kita bisa memulihkan ekonomi, sehingga lapangan kerja ada banyak. Itu yang kita kejar nanti ke depan. Jadi, itu maksudnya saya kemarin," imbuh Purbaya.
Baca juga: Gaya Bicara Menteri Keuangan yang Baru Purbaya Yudhi Sadewa Disorot: Komunikasinya Kurang Empati

Purbaya mengaku kaget pernyataan yang ia lontarkan kemarin banyak dipotong-potong.
Kendati demikian, ia mengaku tidak masalah. Hal ini menurut dia menjadi salah satu bentuk dari edukasi publik.
"Ini proses edukasi ke publik. Ya enggak apa-apa. Saya juga sama. Kalau saya salah, saya perbaiki. Tapi, yang jelas maksud saya seperti itu. Bukan bilang, 'oh biar saja rakyat' atau 'itu yang susah saja.' Enggak," beber dia.
Purbaya menyatakan, ekonomi harus diperbaiki agar masyarakat lebih mudah mencari pekerjaan.
"Semuanya, masyarakat, bisa sejahtera bersama. Itu tujuannya utamanya sebetulnya," ujar Purbaya.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menilai gerakan 17+8 Tuntutan Rakyat yang digaungkan dalam sejumlah aksi demonstrasi pada akhir Agustus 2025 bukanlah representasi keseluruhan masyarakat.
Menurut dia, aspirasi tersebut hanya datang dari sebagian kecil warga yang merasa belum puas dengan kondisi ekonomi saat ini.
"Itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Kenapa? Mungkin sebagian ngerasa keganggu, hidupnya masih kurang," ujar Purbaya, saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (8/9/2025).
Purbaya optimistis gelombang protes masyarakat akan mereda seiring dengan perbaikan perekonomian nasional.
Untuk itu, dirinya berkomitmen bekerja keras sebagai Menkeu baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi agar lebih cepat.
Meski begitu, ia menegaskan target pertumbuhan tinggi sebesar 8 persen seperti dicanangkan Presiden Prabowo tidak bisa tercapai seketika.
"Once saya ciptakan pertumbuhan ekonomi 6 persen, 7 persen itu akan hilang dengan otomatis. Mereka akan sibuk cari kerja dan makan enak dibandingkan mendemo," tambah dia.
(TribunNewsmaker.com/Febriana)(Kompas.com)