Berita Viral
Sosok Asli Hacker Bjorka Bukan Wahyu? Bikin Postingan Ngaku Masih Bebas, Ancam Bongkar Data Penting
Teka-teki sosok asli Hacker Bjorka, benarkah Wahyu? heboh bikin postingan ngaku masih bebas, ancam bongkar data penting soal MBG.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari pihak kepolisian terkait klaim terbaru akun @bjorkanism tersebut.
Namun, para warganet terus membanjiri kolom komentar unggahan itu dengan berbagai spekulasi. Ada yang menyebut akun itu hanyalah pengalih isu, namun tak sedikit pula yang meyakini bahwa Bjorka asli memang belum tertangkap.
Nama Bjorka sendiri telah menjadi momok tersendiri bagi pemerintah sejak tahun 2022, setelah beberapa kali meretas dan membocorkan data milik lembaga negara.
Kini, kemunculannya kembali lewat unggahan terbaru membuat publik bertanya-tanya, apakah penangkapan WFT benar-benar menandai akhir sepak terjang Bjorka, atau justru membuka babak baru perlawanan sang hacker misterius terhadap pemerintah Indonesia.

Baca juga: Siapa WFT yang Ditangkap? Akun bjorkanism Aktif, Bjorka Ngaku Masih Bebas, Ancam Bocorkan Data BGN
Sosok Bjorka yang ditangkap polisi
Kendati akun instagram Bjorkanism mengklaim dirinya masih berkeliaran, polisi sebelumnya telah mengurai sosok Hacker Bjorka.
Identitas WFT yang diyakini sebagai Bjorka pun sempat dijabarkan oleh pihak kepolisian.
Kata Kasubdit IV Ditres Siber AKBP Herman Edco Wijaya, Hacker Bjorka bukan ahli IT dan cuma pemuda yang putus sekolah.
"Yang bersangkutan (WFT) hanya orang yang tidak lulus SMK. Namun sehari-hari secara otodidak dia selalu mempelajari IT. Dia mempelajari IT melalui komunitas-komunitas media sosial," ungkap AKBP Herman Edco Wijaya dilansir dari Kompas.com.
Untuk kesehariannya, WFT disebut kerap belajar IT dari forum gelap di internet.
Hal itu dilakukan WFT untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
WFT adalah seorang yatim piatu yang harus menafkahi keluarga.
"Dia anak yatim piatu, anak tunggal yang menghidupi keluarganya," ujar Wakil Ditres Siber AKBP Fian Yunus.
Kabarnya sejak tahun 2020, WFT aktif di dunia laman gelap (dark web) lalu belajar peretasan.
“Pelaku juga diketahui memperjualbelikan data melalui Facebook, TikTok, dan Instagram, serta menerima pembayaran dalam bentuk mata uang kripto," pungkas AKBP Fian.
Bukan cuma itu, WFT juga disebut-sebut menjual berbagai data mulai dari perbankan, perusahaan swasta, sampai kesehatan.