Berita Viral
Waspada Ada Kandungan Beracun di Sirup Obat Batuk Merek Ini, 20 Anak Keracunan hingga Tewas
Kematian pertama kasus sirup obat batuk dilaporkan pada 2 September 2025 dan menjalar hingga puluhan korban di India.
Editor: Delta Lidina
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Waspada kandungan berbahaya dan beracun di dalam komposisi sirup obat batuk.
Kandungan berbahaya ini ditemukan dalam sirup obat batuk di India.
Korban berjatuhan hingga berjumlah puluhan yang mayoritas anak-anak.
Kejadian nahas ini bermula di negara bagian Madhya Pradesh pada awal September 2025.
Korban yang masih anak-anak itu berusia 1-6 tahun.
Mereka tewas setelah beberapa minggu meminum obat batuk tersebut.
Di awal korban berjatuhan, pemerintah belum menyadari bila anak-anak itu tewas karena sirup obat batuk.
Para orangtua juga kebingungan anak mereka justru menjadi korban dari merek obat batuk yang sudah beredar bebas di India.
Kematian tersebut dikonfirmasi oleh Wakil Kepala Menteri Rajendra Shukla pada Selasa (7/10/2025) setelah beliau mengunjungi rumah sakit yang merawat anak-anak tersebut.
"Dua di antaranya meninggal dalam 24 jam terakhir," ujarnya, dikutip dari The Independent, Rabu (8/10/2025).
Kematian pertama kasus sirup obat batuk dilaporkan pada 2 September 2025.
Korban terbaru dilaporkan menderita demam dan pilek sebelum mengonsumsi obat batuk yang kemudian menyebabkan muntah dan kesulitan buang air kecil.
Awalnya, pejabat kesehatan India meneliti segala kemungkinan penyebab serangkaian kematian anak-anak, mulai dari air minum hingga nyamuk, sebelum akhirnya menemukan penyebabnya yakni gagal ginjal.
Beberapa minggu kemudian, laboratorium negara di Chennai, India selatan mengonfirmasi kandungan sirup tersebut.
Sirup yang dikonsumsi anak-anak diketahui mengandung 48,6 persen dietilen glikol.
Dietilen, pelarut industri yang beracun dan seharusnya tidak ada dalam obat.
Dietilen glikol merupakan senyawa kimia yang digunakan dalam produk industri seperti antibeku, cat, minyak rem, dan plastik.
Diketahui, batas pengotor yang diizinkan untuk dietilen glikol adalah 0,1 persen.
Baca juga: Viral Resep TikTok Memasak Ayam Dicampur Obat Batuk Agar Makin Sedap, Ini Bahayanya Bagi Tubuh!
Namun, para ahli farmasi menyatakan zat ini tidak aman, bahkan dalam jumlah sedikit, dan tidak boleh ada dalam obat-obatan yang ditujukan untuk konsumsi manusia.
Sirup obat batuk tersebut, yang diketahui bernama Coldrif, diproduksi oleh Sresan Pharmaceuticals yang berkantor pusat di distrik Kancheepuram, Tamil Nadu, India selatan.
Dua sirup lainnya, Relife dan Respifresh TR, juga ditemukan terkontaminasi kandungan zat yang sama.
WHO merespons peristiwa tersebut dan mengatakan pihaknya sedang mencari klarifikasi dari pemerintah India mengenai ekspor sirup obat batuk.

Badan kesehatan PBB sebelumnya memberikan saran agar anak-anak tidak menggunakan seluruh obat sirup untuk anak kecil.
Mereka juga menyatakan pihaknya dapat mengeluarkan peringatan global mengenai Coldrif, tergantung pada respons pemerintah India.
Shukla mengatakan, pemerintah negara bagian telah mengambill tindakan terhadap produsen. Sekitar 600 botol sirup berhasil dilacak ke distrik Chhindwara, dan 443 di antaranya telah disita.
Para penyedia layanan kesehatan setempat telah diinstruksikan untuk melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah untuk menemukan botol-botol yang tersisa.
Sementara itu di Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi obat di Indonesia.
Semua produk obat sirup untuk anak maupun orang dewasa yang beredar di Indonesia tidak diperbolehkan menggunakan etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).
Kendati demikian, kontaminasi etilen glikol dan dietilen glikol kemungkinan bisa terjadi pada obat yang menggunakan propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, dan gliserin atau gliserol sebagai zat pelarut.
Keempat bahan tambahan tersebut bukan merupakan bahan berbahaya atau bahan yang dilarang digunakan dalam pembuatan obat sirup.
Sesuai standar baku di Indonesia, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran etilen glikol dan dietilen glikol adalah sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
Konsumsi melebihi TDI dapat berakibat fatal jika tidak segera tertangani, seperti dilansir dari laman alodokter.com.
Keracunan etilen glikol dan dietilen glikol dapat terjadi jika menelan, menghirup, atau bersentuhan dengan zat kimia tersebut.
Meski demikian, efek keracunan berat, termasuk gagal ginjal akut progresif atipikal, dapat terjadi jika zat kimia tersebut tertelan dalam jumlah banyak.
Setelah tertelan, etilen glikol hanya membutuhkan waktu sekitar 1–4 jam untuk diserap oleh tubuh dan kemudian diubah menjadi senyawa beracun. Gejala keracunan etilen glikol akan muncul secara bertahap dalam 72 jam setelah zat tertelan.
Berikut ini adalah tahapan keracunan etilen glikol:
Tahap I
Dalam 30 menit hingga 12 jam setelah etilen glikol tertelan, terjadi penurunan fungsi sistem saraf pusat dan gangguan pencernaan.
Gejala keracunan etilen glikol tahap ini adalah:
- Pusing
- Sakit kepala
- Gangguan bicara
- Linglung
- Gangguan koordinasi gerakan lengan dan tungkai (ataksia)
- Pergerakan bola mata secara tidak sadar yang cepat dan berulang (nistagmus)
- Rewel, terutama pada anak-anak
- Mual dan muntah
Tahap II
Dalam 12–48 jam setelah etilen glikol tertelan, pasien keracunan mulai menunjukkan gejala asidosis metabolik akibat terjadi penumpukan zat beracun hasil metabolisme etilen glikol dan dietilen glikol.
Kristal kalsium oksalat yang juga merupakan hasil metabolisme etilen glikol dapat terakumulasi dalam otak, paru-paru, jantung, dan ginjal, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi pada organ-organ tersebut.
Pada tahap ini, penderita akan mengalami sesak napas, peningkatan detak jantung, hipertensi atau hipotensi, edema paru, kejang, hingga gagal jantung. Berkurangnya frekuensi buang air kecil (oliguria) dapat menjadi tanda awal gagal ginjal akut.
Tahap III
Dalam 1–3 hari setelah etilen glikol tertelan, pasien keracunan etilen glikol dapat menunjukkan gejala gagal ginjal akut. Kondisi ini ditandai dengan jarang atau bahkan sama sekali tidak kencing (anuria).
Dampak keracunan dietilen glikol tidak jauh berbeda dengan yang telah dijelaskan di atas. Keracunan dietilen glikol juga dapat menyebabkan gangguan pencernaan, asidosis metabolik, gangguan saraf, serta kerusakan ginjal dan hati.
Jika tidak segera ditangani, gagal ginjal akut progresif atipikal akibat keracunan etilen glikol dan dietilen glikol dapat berujung pada kematian.
Oleh karena itu, penanganan keracunan ini harus dilakukan di rumah sakit dengan tujuan membersihkan racun dari tubuh. (TribunNewsmaker/TribunJatim)
Mahar Cek Rp3 Miliar dari Mbah Tarman Diragukan, Ibu Sheila Tak Khawatir Ditipu Mantu: Percaya Anak |
![]() |
---|
Tidak Kabur! Mbah Tarman Sedang Senang-senang Bulan Madu dengan Sheila Arika, Cek Rp 3 M Segera Cair |
![]() |
---|
Awal Mula Pengantin Baru di Sumbar Tewas Saat Bulan Madu di Penginapan, Korban Sempat Dibawa ke RS |
![]() |
---|
Penyebab Kematian Pengantin Baru Saat Bulan Madu di Sumbar, Jasad Terbujur Kaku di Kamar Mandi |
![]() |
---|
Kesaksian Karyawan Hotel Saat Temukan Pengantin Baru Tewas, Suami Tak Sadarkan Diri di Kamar Mandi |
![]() |
---|