Kepsek SMAN 1 Cimarga Lebak Pukul Siswa Gegara Merokok, Ternyata Emosian, Ini Kesaksian Guru: Sering

Kepsek SMAN 1 Cimarga Lebak Pukul Siswa Gegara Merokok, Ternyata Emosian, Ini Kesaksian Guru: Sering

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus dugaan kekerasan yang dilakukan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, Dini Fitria, terhadap seorang siswa kelas XII berinisial ILP (17), kini tengah menjadi sorotan publik.

Akibat kejadian tersebut, sebanyak 630 siswa memutuskan mogok sekolah selama dua hari berturut-turut sebagai bentuk protes terhadap tindakan sang kepala sekolah.

"Memang kita akui, karakter Kepsek itu agak sering marah, emosinya sering meluap-luap," ujar seorang guru SMAN 1 Cimarga kepada TribunBanten.com, Selasa (14/10/2025).

Guru tersebut mengungkapkan bahwa sifat emosional Dini Fitria bukan hanya ditujukan kepada para siswa, tetapi juga kerap dirasakan oleh rekan-rekan guru di lingkungan sekolah.

"Ke anak sama dewan guru emosinya suka meluap kepada anak-anak ataupun dewan guru," katanya menambahkan.

"Jadi mungkin itu sudah karakternya. Jangankan anak-anak, kita juga kaget dengernya," sambungnya lagi dengan nada prihatin.

Menurutnya, aksi mogok sekolah ini merupakan buntut dari peristiwa yang terjadi pada Jumat, 10 Oktober 2025 lalu.

"Kejadian itu akumulatif dari kejadian kemarin ketika anak-anak ditegur di depan siswa yang lain," ujarnya menjelaskan.

Guru tersebut menuturkan, saat itu para siswa tengah melakukan kegiatan bersih-bersih di area sekolah.

"Emang pada jam itu kita lagi bersih-bersih. Sebentar lagi memang mau beres, biasa anak laki-laki suka duluan ke warung, mungkin Kepsek keliling kebetulan mungkin menemukan siswa yang merokok," tuturnya.

Baca juga: Tampang Guru YN Pukul Murid SD di NTT Pakai Batu hingga Tewas, Nunduk Memelas Terancam 15 Tahun Bui

Ia mengatakan bahwa situasi sempat menjadi tegang ketika kepala sekolah memergoki siswa yang diduga merokok di area sekolah.

"Disitu jangankan anak ketemu Kepsek, apalagi ketemu guru juga panik kalau lagi merokok terus dibuang roko pada lari," sambungnya menggambarkan suasana panik kala itu.

Insiden kecil tersebut diduga menjadi pemicu ledakan emosi dari sang kepala sekolah hingga berujung pada dugaan kekerasan terhadap ILP.

Peristiwa itu kini tengah diselidiki oleh pihak Dinas Pendidikan dan aparat kepolisian setempat untuk memastikan kebenaran laporan serta mengambil langkah tegas jika terbukti ada pelanggaran.