Berita Viral
Fakta Mobil Pengantar MBG Berlogo SPPG di Nias Selatan Dipakai Angkut Babi, BGN Desak Lapor Polisi
Inilah fakta mobil berlogo SPPG di Nias Selatan yang dipakai angkut babi, BGN angkat bicara, minta Korwil lapor polisi.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Ringkasan Berita:
- Mobil berstiker pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Nias Selatan Viral.
- Pasalnya mobil tersebut malah dipakai untuk mengangkut babi.
- Terkait hal itu, pihak BGN pun buka suara.
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sebuah mobil berstiker pengantar Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, mendadak menjadi sorotan publik setelah videonya viral di media sosial.
Kendaraan yang seharusnya digunakan untuk mendistribusikan makanan sehat bagi masyarakat itu justru terlihat sedang mengangkut beberapa ekor babi, sehingga menimbulkan kehebohan di dunia maya.
Mobil tersebut tampak jelas berlogo Badan Gizi Nasional (BGN) dan bertuliskan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di bagian bodinya, membuat banyak warganet mempertanyakan keaslian dan fungsi kendaraan itu.
Dalam video berdurasi singkat yang beredar luas, terlihat mobil MBG itu tengah berusaha memarkirkan diri di tepi jalan sebelum seseorang membuka bagian bak belakangnya.
Begitu pintu belakang dibuka, beberapa ekor babi tampak berada di dalam bak mobil, membuat warga sekitar langsung terkejut dan berkerumun untuk melihatnya.
"Ayo kita lihat apa di dalamnya (mobil). Ini kawan seperjuangan tinggal di jalan kami tidak tahu apa yang terjadi ternyata bawa babi balek," ucap seorang pria dalam video yang viral itu.
Unggahan tersebut sontak memicu beragam komentar, mulai dari yang menyayangkan penggunaan mobil berlogo pemerintah hingga yang menyoroti potensi penyalahgunaan fasilitas publik.
Menanggapi viralnya peristiwa itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Sumut, Agung Kurniawan, akhirnya buka suara dan membenarkan bahwa kejadian tersebut memang benar terjadi di wilayah Nias.
"Kejadiannya betul di Nias dan itu terjadi pada tanggal 24 lalu. Sejauh ini kami sedang berkoordinasi karena mereka belum mendapatkan izin," katanya, Kamis (30/10/2025).
Baca juga: Di Balik Kasus Keracunan MBG, Prabowo Klaim Sisi Positif Lain MBG, Gerakkan Ekonomi: Ini Prestasi
Agung menjelaskan bahwa pihak yang menggunakan mobil tersebut ternyata masih dalam proses pengurusan izin resmi untuk menjalankan kegiatan di bawah nama Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
"Sejauh ini kami sedang berkoordinasi karena mereka (belum dapat izin) menggunakan apapun statusnya belum operasional dan nama (SPPG) masih atas nama yayasan. Masih proses," jelasnya.
Ia menegaskan bahwa hingga kini status operasional lembaga tersebut belum diakui secara resmi karena belum memperoleh izin dari pihak berwenang.
Akibat dari kejadian ini, BGN Sumut berencana mengambil langkah tegas dengan meminta klarifikasi serta pertanggungjawaban dari pihak yayasan yang terlibat.
"Kami akan minta pertanggungjawaban. Belum diberi izin mobil itu dan nama instansi sebagai mitra karena sudah mencorong dan membangun stigma gak baik," katanya.
Agung juga menambahkan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh agar insiden serupa tidak kembali terjadi dan kepercayaan publik terhadap program gizi nasional tetap terjaga.
Baca juga: Heboh Menu MBG Berbelatung & Berjamur di Kuningan, Bupati Murka, Ancam Tutup SPPG: Tindak Segera
Minta Korwil Lapor Polisi
Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan adanya pemilik mobil berlabel Badan Gizi Nasional yang dipakai untuk mengangkut hewan ternak, seperti ayam dan babi.
“Saya sudah minta Korwil (Koordinator Wilayah) untuk lapor ke polisi, karena penyalahgunaan nama dan merek BGN,” kata Wakil Kepala BGN Nanik Sudaryati Deyang dalam keterangan resmi, Kamis (30/10/2025).
Ini dilakukan Nanik setelah menemukan konten viral di media massa yang menampilkan sebuah mobil dengan label Badan Gizi Nasional untuk membawa ayam dan babi.
“Kami memastikan bahwa mobil itu bukan milik BGN, dan juga bukan milik salah satu dapur BGN,” kata Nanik.
Adapun pemilik kendaraan adalah pemilik Yayasan Fahasara Dodo Jamejawa Lasori.
Hingga saat ini yayasan tersebut masih belum menjadi mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Sebagai informasi, Yayasan Fahasara Dodo Jamejawa Lasori merupakan sebuah yayasan lokal yang baru mengajukan diri sebagai calon mitra SPPG.
Namun, sampai saat ini yayasan itu masih belum terverifikasi.
“Mereka masih dalam proses pengajuan. Artinya, mereka belum memiliki ikatan kerjasama dengan BGN,” tegas Nanik.
Kasus Lain: Menu MBG Berbelatung & Berjamur di Kuningan, Bupati Murka
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Kuningan kembali menjadi sorotan publik setelah muncul laporan mengenai sejumlah menu yang bermasalah.
Beberapa menu dari mitra Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilaporkan mengalami kerusakan parah, mulai dari kue brownies berjamur, lauk yang basi, hingga sajian yang ditemukan mengandung belatung.
Kasus ini menimbulkan keresahan di masyarakat dan memicu reaksi cepat dari Bupati Kuningan, Dian Rachmat Yanuar.
Menanggapi hal tersebut, Bupati mengancam akan menindak tegas mitra SPPG yang terbukti lalai dalam menjaga kualitas makanan.
“Sajian menu MBG sudah kami terima laporannya, seperti kue brownies berjamur. Kemudian, kemarin ada belatung dan sajian menu MBG basi.
Saya minta Kasatgas MBG melakukan langkah penindakan segera,” tegas Bupati Dian saat ditemui Tribun Jabar, Jumat (10/10/2025).
Ia menegaskan bahwa program MBG merupakan program strategis nasional yang seharusnya mendapat pengawasan ketat agar tidak mencoreng tujuan mulianya.
Menurutnya, setiap penyedia makanan harus memiliki tanggung jawab moral dan profesional dalam memastikan makanan yang disajikan aman dikonsumsi penerima manfaat.
“Kepada pengusaha MBG, silakan mencari profit untuk penghidupan. Tapi usaha itu harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan,” ujar Bupati Dian dengan tegas.
Ia juga menambahkan, mitra SPPG yang terbukti lalai dalam pelaksanaan program akan segera ditutup dan diganti dengan penyedia baru.
Ancaman tersebut menjadi peringatan keras bagi seluruh pelaku usaha yang terlibat agar tidak main-main dalam menjalankan amanah pemerintah.
Sementara itu, Ketua Satgas MBG Kuningan, Pj Sekda Wahyu Hidayah, turut memberikan klarifikasi terkait temuan menu bermasalah tersebut.
Ia menjelaskan bahwa kasus adanya belatung dalam makanan hanya terjadi pada satu ompreng saja, bukan secara menyeluruh.
Meski demikian, pemerintah daerah tetap berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
DPRD Soroti Lemahnya Pengawasan
Polemik ini juga mendapat perhatian serius dari Komisi IV DPRD Kabupaten Kuningan.
Usai menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP), Komisi IV memberikan rekomendasi tegas untuk perbaikan sistemik dalam pengawasan dan pelaksanaan program.
Politisi Fraksi PKS Kuningan, Yaya, menyoroti lemahnya struktur pengawasan di lapangan.
Baca juga: Sebulan Jabat Menteri Keuangan, 10 Kinerja Purbaya, Bakal Tarik Dana MBG, Tunda Pajak Belanja Online
"Ada yang kami sedang menyoroti bagaimana sekitar 83 dapur yang sudah beroperasi hanya diawasi oleh dua orang Koordinator Wilayah. Saya yakin beliau keteteran," ujar Yaya.
Oleh karena itu, Komisi IV merekomendasikan:
- Pembentukan Koordinator Kecamatan (Korcam): Untuk memperkuat struktur pengawasan di tingkat bawah.
- Kewajiban Master Menu: Setiap dapur MBG didesak untuk membuat master menu untuk 10 hingga 20 hari ke depan, yang harus dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan Puskesmas terdekat untuk memastikan kandungan gizi dan stok pangan (buffer stock).
Komisi IV juga mendesak kedisiplinan waktu distribusi agar makanan tiba tepat waktu, yakni pukul 09.00 WIB untuk PAUD dan SD kelas 1-3, serta pukul 10.00 WIB untuk siswa kelas 4 SD ke atas.
Tahu Basi di Menu MBG
Sajian makan bergizi gratis (MBG) di Kuningan menjadi sorotan.
Hal itu menyusul adanya kemunculan hewan mirip belatung yang terdapat pada sajian MBG.
MBG yang mengeluarkan belatung itu berlangsung saat pembagian paket makan di SDN 1 Peusing di Kecamatan Jalaksana.
Salah seorang wali murid SDN 1 Peusing, mengeluhkan sajian MBG.
Terlebih penyajian itu alakadarnya dan jauh dari pemenuhan gizi untuk anak.
Baca juga: 10.842 Anak Keracunan, Mahfud Gertak Prabowo, JPPI Minta Dapur MBG Ditutup: Sebelum Korban Bertambah
Terlebih kini muncul belatung di dalam MBG.
Keluhan tersebut ditanggapi Kepala SDN 1 Peusing, Maman Surahman.
"Untuk keluhan itu memang ada, namun tadi saya sedang keluar mengikuti rapat olahraga tradisional,"
"Dengan keluhan sajian MBG, kami besok bergerak dan melakukan pembahasan terlebih dahulu," kata Maman.
Soal jumlah paket MBG, Maman hanya menyebut sekolahnya hanya menerima sekitar 83 murid.
Adapun paket MBG yang disajikan Rabu (8/10/2025) adalah ayam katsu, tahu dengan kondisi kadaluarsa alias basi dan sayur wortel.
Kemudian labu dan buah kelengkeng sebanyak 3 butir.
Terpisah, Ketua Satgas MBG Kuningan yang juga Pj Sekda Kuningan, Wahyu Hidayah, mengatakan masih mengonfirmasi pihak SPPG.
"Untuk keluhan hingga muncul belatung dalam sajian MBG, kami masih menunggu konfirmasi dari pihak SPPG," kata Wahyu.
(TribunNewsmaker.com/ Tribunnews/ TribunJabar)