Breaking News:

Berita Viral

Suku Anak Dalam Jambi Ngaku Diminta Rawat Balita yang Dijual Rp80 Juta, Ada Suratnya, Nama Diganti

Suku anak dalam Jambi ngaku diminta rawat balita yang dijual Rp80 juta, ada suratnya, nama korban diganti.

YouTube Tribunnews
PROSES PENYELAMATAN BILQIS - Bilqis berhasil ditemukan oleh polisi pada Sabtu (8/11/2025) setelah sempat diculik. Suku Anak Dalam ungkap momen saat Bilqis diserahkan. 

Ringkasan Berita:
  • Salah satu warga SAD bernama Begendang menjelaskan bagaimana Bilqis bisa berada di tengah komunitas mereka.
  • Saat diserahkan, identitas Bilqis telah diubah menjadi Kiky oleh perempuan misterius tersebut.
  • Wanita itu berdalih bahwa anak tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu dan berharap warga SAD bersedia merawatnya.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Kasus penculikan Bilqis Ramadhani alias BQ, balita berusia empat tahun asal Makassar, terus menjadi perhatian publik setelah terungkap bahwa ia sempat dijual hingga ke wilayah Suku Anak Dalam (SAD) Jambi seharga Rp 80 juta.

Kisah memilukan ini mendapat babak baru ketika salah satu warga SAD bernama Begendang akhirnya buka suara dan menjelaskan bagaimana anak kecil itu bisa berada di tengah komunitas mereka.

Menurut pengakuan Begendang, kejadian bermula ketika istrinya didatangi oleh seorang wanita dari luar kawasan hutan, yang datang membawa seorang anak perempuan mungil.

Anak tersebut disebut-sebut bernama Bilqis Ramadhani, namun saat diserahkan, identitasnya telah diubah menjadi Kiky oleh perempuan misterius tersebut.

Wanita itu berdalih bahwa anak tersebut berasal dari keluarga yang tidak mampu dan berharap warga SAD bersedia merawatnya dengan kasih sayang, karena sang ibu kandung diklaim tak sanggup lagi membiayai hidup putrinya.

“Penyerahan anak ini disertai selembar surat bermaterai Rp 10 ribu yang menyatakan bahwa anak ini diserahkan oleh ibu kandungnya, dan tidak akan ada tuntut menuntut di kemudian hari,” ujar Anggota Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang, dalam pernyataannya, Senin (10/11/2025) dikutip dari Tribunnews.com.

Surat bermaterai itu menjadi alat manipulasi yang membuat warga SAD percaya bahwa penyerahan anak tersebut sah secara hukum.

Namun, hanya berselang dua hari setelah Kiky tinggal bersama komunitas SAD, informasi tentang adanya kasus penculikan anak dari Makassar mulai tersebar luas di berbagai media dan kepolisian.

“Begendang pun menyerahkan anak tersebut ke pihak berwenang,” ujar Robert, menjelaskan bahwa tindakan cepat warga SAD itulah yang akhirnya membantu mengungkap rantai panjang kasus ini.

Baca juga: Balita Bilqis Dijual dari Rp 3 Juta jadi Rp 80 Juta, Ini Urutan Penculikannya dari Makassar ke Jambi

POLISI DIBERI HADIAH UMRAH - Polisi yang berhasil selamatkan BR, balita berusia 4 tahun asal Makassar hilang diculik di Taman Pakui Sayang, Jl AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, pada Minggu (2/11/2025), kini diberi hadiah umrah.
POLISI DIBERI HADIAH UMRAH - Polisi yang berhasil selamatkan BR, balita berusia 4 tahun asal Makassar hilang diculik di Taman Pakui Sayang, Jl AP Pettarani, Kecamatan Panakkukang, Makassar, pada Minggu (2/11/2025), kini diberi hadiah umrah. (Tangkapan layar Ig @fennyfransff). Iptu Nasrullah (kanan nomor dua))

Robert kemudian menegaskan bahwa dalam kasus ini, komunitas Suku Anak Dalam sejatinya adalah korban dari sistem sosial yang timpang dan kemiskinan struktural.

“Mereka kehilangan wilayah hidup dan mengalami ketidakadilan sosial yang membuat mereka rentan dimanfaatkan oleh pihak luar,” lanjutnya.

Ia menyoroti adanya pihak-pihak tertentu yang dengan sengaja mengeksploitasi kerentanan Orang Rimba, menggunakan janji palsu dan narasi manipulatif demi keuntungan pribadi.

“Ada pihak lain yang memanfaatkan kerentanan mereka. Melalui narasi palsu, janji ekonomi, atau bujukan emosional. Orang Rimba dijadikan alat dalam jejaring kejahatan yang mereka sendiri tidak pahami,” tegas Robert.

Melihat kondisi ini, KKI Warsi menyerukan agar penegakan hukum dan pemberitaan media dilakukan dengan lebih berhati-hati serta berperspektif perlindungan terhadap kelompok rentan.

Robert meminta agar publik dan aparat tidak gegabah menyalahkan masyarakat adat, karena mereka pun menjadi korban dari lingkaran kejahatan yang lebih besar.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 1/3
Tags:
JambiSuku Anak Dalambalitapenculikan
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved