Breaking News:

Nasib AKBP Basuki, Saksi Kunci Kematian Dosen Untag, Terancam Kena Sanksi Berat PTDH, Karier Tamat

Nasib AKBP Basuki, saksi kunci kematian Dosen Untag, terancam kena sanksi berat PTDH, karier tamat.

TribunNewsmaker.com | TribunNewsBogor
KASUS KEMATIAN DOSEN - Mahasiswa heran saat dosen Hukum Pidana Untag Semarang, Dwinanda Levi, ditemukan tewas tak wajar. Di balik kematiannya, muncul pengakuan soal hubungan Levi dengan AKBP Basuki. Kini karier AKBP Basuki terancam. 
Ringkasan Berita:
  • Kerier AKBP Basuki kini berada di ujung tanduk setelah hubungan asmara yang ia jalani dengan dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang berinisial DLL.
  • AKBP Basuki akan menjalani sidang kode etik profesi Polri sebelum masa penahanannya selama 20 hari berakhir.
  • Pelanggaran tersebut terkait tindakan Basuki yang tinggal dengan seorang wanita tanpa ikatan pernikahan resmi.

TRIBUNNEWSMAKER.COM - Karier Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki kini berada di ujung tanduk setelah hubungan asmara yang ia jalani dengan dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang berinisial DLL (35) terbongkar usai sang dosen ditemukan tewas.

Pihak kepolisian memastikan bahwa AKBP Basuki akan menjalani sidang kode etik profesi Polri sebelum masa penahanannya selama 20 hari berakhir.

Informasi itu disampaikan langsung oleh Kepala Bidang Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, sebagaimana dilaporkan Tribunjateng.com pada Jumat (21/11/2025).

Kombes Pol Artanto menyatakan bahwa sanksi terberat yang mengancam Basuki adalah Pemberhentian Tidak Dengan Hormat (PTDH).

Ia menegaskan kembali, "Karena ini merupakan pelanggaran etik maka sanksi terberat adalah di PTDH (Pemberhentian Dengan Tidak Hormat/dipecat)," ujarnya.

Sebelumnya, Artanto membeberkan hasil pemeriksaan internal yang menunjukkan adanya hubungan pribadi antara AKBP Basuki dan DLL, termasuk fakta bahwa keduanya pernah tinggal satu rumah.

Keterangan tersebut didapat dari pengakuan langsung AKBP Basuki ketika diperiksa Propam.

Artanto menjelaskan, "Iya, mereka ada hubungan itu (asmara) dan mereka tinggal satu rumah. Ini dibuktikan dari keterangan AKBP B saat dilakukan penyelidikan oleh Propam," ungkapnya.

Setelah pemeriksaan dilakukan, Bidpropam kemudian menjatuhkan sanksi penahanan selama 20 hari, terhitung sejak 19 November hingga 8 Desember 2025.

Baca juga: Bohong Besar! AKBP Basuki Ternyata Tahu Semua soal Kematian Dosen Untag, Akui 5 Tahun Kumpul Kebo

DOSEN UNTAG TEWAS - Penampilan Dwinanda Linchia Levi setelah mengenakan hijab. Foto diambil dari Facebook DwiNanda Linchia Levi Kusumawardhani
DOSEN UNTAG TEWAS - Penampilan Dwinanda Linchia Levi setelah mengenakan hijab. Foto diambil dari Facebook DwiNanda Linchia Levi Kusumawardhani (Facebook DwiNanda Linchia Levi Kusumawardhani)

Penahanan itu dijatuhkan karena Basuki yang menjabat sebagai Kasubdit Pengendalian Massa (Dalmas) terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

Menurut Artanto, pelanggaran tersebut terkait tindakan Basuki yang tinggal dengan seorang wanita tanpa ikatan pernikahan resmi, sedangkan ia masih memiliki keluarga sah.

Ia menilai tindakan tersebut jelas bertentangan dengan nilai kesusilaan yang wajib dijaga oleh setiap anggota kepolisian.

Artanto kembali menegaskan, "Pelanggarannya adalah yang bersangkutan tinggal dengan wanita tanpa ikatan perkawinan yang sah. Perbuatan AKBPB ini adalah 

merupakan pelanggaran kode etik yang berat karena menyangkut masalah kesusilaan dan perilaku di masyarakat," katanya.

Lebih jauh, Artanto menyebutkan bahwa hubungan asmara antara keduanya diduga sudah berlangsung sejak tahun 2020.

Namun, ia menegaskan bahwa keterangan tersebut masih berasal satu pihak, yaitu Basuki sendiri.

Karena itu, pihak penyidik masih membutuhkan bukti-bukti tambahan untuk memperkuat dan memastikan kronologinya.

Ia menjelaskan, "Untuk membuktikan keterangan itu, kami melakukan pemeriksaan kembali dan harus dilengkapi dengan bukti-bukti pendukung. Sehingga kronologis ini benar-benar betul dapat kita runtut pasalan maupun kronologis awal komunikasi maupun hubungan asmara ini," tuturnya.

Selain itu, Artanto mengatakan bahwa selama hubungan tersebut berlangsung, AKBP Basuki dan DLL sempat tinggal dalam satu atap.

Pada hari tewasnya DLL, Basuki bahkan berada di dalam kamar yang sama dengan korban.

Baca juga: Unggahan Dosen Untag Dwinanda Linchia di Hari Ultah, Pamer Buket Bunga Berisi Doa, dari AKBP Basuki?

Artanto menegaskan, "Iya tahu (detik-detik kematian). Jadi AKBP B ini adalah saksi kunci dari penyelidikan peristiwa pidana maupun kode etik ini," jelasnya.

Basuki pun dipastikan akan menjalani sidang etik dalam waktu dekat sebagai bagian dari proses penegakan disiplin.

Polda Jateng menyatakan bahwa proses sidang etik dipercepat karena menyangkut pelanggaran berat yang harus segera diberikan keputusan.

Selain pelanggaran etik, kasus ini juga ditangani dalam ranah pidana karena adanya dugaan unsur kriminal dalam kematian DLL.

Penyidik kini sedang mengumpulkan barang bukti dan saksi untuk memastikan apakah ada tindak pidana yang menyertai hubungan tersebut.

POLISI - Korban DLL (35), dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tewas oleh AKBP Basuki di sebuah kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
POLISI - Korban DLL (35), dosen muda Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, ditemukan tewas oleh AKBP Basuki di sebuah kamar hotel di Jalan Telaga Bodas Raya Nomor 11, Karangrejo, Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025) sekitar pukul 05.30 WIB. (Kolase Istimewa)

Sempat Ngaku Tak Ada Hubungan

Setelah menjadi saksi kunci terkait kasus kematian dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang,  DLL (35) yang tubuhnya ditemukan di sebuah kamar hotel di kawasan Gajahmungkur, Kota Semarang, Jawa Tengah, pada Senin (17/11/2025) lalu, AKBP Basuki (56) akhirnya buka suara.

Menjadi orang pertama yang melaporkan kematian Levi ke kepolisian, AKBP Basuki.

Pada Minggu (16/11/2025), pengakuan pertama yang disampaikan oleh Basuki yaitu bersama dengan DLL sejak sehari sebelum korban tewas.

Dia menyebut bahwa korban memiliki masalah kesehatan berupa tekanan darah dan kadar gula yang tinggi.

Bahkan, AKBP Basuki menyebut DLL sempat muntah-muntah sehari sebelum tewas dan membuat dirinya membawanya ke rumah sakit.

“Saya antar ke rumah sakit dulu. Terakhir saya lihat, dia masih pakai kaus biru-kuning dan celana training,” ujar Basuki kepada wartawan setelah diperiksa Propam Polda Jateng, Rabu (19/11/2025), dikutip dari Tribun Jateng.

Lalu, pengakuan selanjutnya yakni Basuki mengaku terkejut ketika mendapati DLL tergeletak tanpa busana keesokan harinya dengan kondisi mengeluarkan darah dari hidung dan mulutnya.

Dia menyimpulkan kondisi DLL itu dipcu reaksi tubuhnya menjelang tewas.

Kemudian, pengakuan ketiga yakni dirinya membantah adanya hubungan asmara dan hanya mengaku simpati kepada DLLkarena kedua orang tuanya telah meninggal dunia.

Terakhir, simpati Basuki kepada DLL membuat dirinya membiayai kuliah S3 korban.

“Saya sudah tua. Tidak ada hubungan seperti yang orang pikirkan,” ujarnya.

KEMATIAN DOSEN UNTAG - Gelagat AKBP Basuki yang menjadi saksi kunci kematian Dwinanda dosen Untag Semarang disorot. Pihak keluarga korban sebut AKBP Basuki sempat kirim foto jenazah Dwinanda tapi ditarik kembali.
KEMATIAN DOSEN UNTAG - Gelagat AKBP Basuki yang menjadi saksi kunci kematian Dwinanda dosen Untag Semarang disorot. Pihak keluarga korban sebut AKBP Basuki sempat kirim foto jenazah Dwinanda tapi ditarik kembali. (Facebook Dwi via TribunnewsBogor.com)

Senior Sempat Peringatkan Dosen Untag

Ternyata telah cukup lama dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Semarang, Dwinanda Linchia Levi (35) menjalin hubungan dengan Ajun komisaris Besar Polisi (AKBP) Basuki.

Keduanya bahkan telah 5 tahun tinggal bersama.

Beberapa dosen di kampus Untag sudah mengetahui hubungan tersebut.

Levi pun sempat diingatkan oleh sesama dosen agar tidak menjalin hubungan dengan seorang polisi.

Bahkan, seorang dosen Kastubi mengungkap telah mengingatkan tiga hari sebelum korban meninggal dunia agar berhati-hati dengan polisi.

"Saya secara tidak sengaja keceplosan pada Jumat (14/11/2025) saat di kantin kampus bilang ke Levi agar hati-hati dengan pacarnya yang seorang polisi. Saya mengingatkan secara spontan karena banyak informasi polisi melakukan tindakan kekerasan kepada orang terdekatnya," ujar Kastubi kepada Tribunjateng, di Kampus Untag, Kota Semarang, Jumat (21/11/2025).

Kastubi sejak awal tahun 2024 sudah mengetahui hubungan dekat antara Levi dan AKBP Basuki.

Ia mengetahui awal hubungan mereka ketika melihat AKBP Basuki membantu menurunkan barang pribadi dosen Levi selepas pulang dari luar kota pada sebuah acara fakultas.

"Polisi ini membantu membawa barang Levi. Pakai sepatu pantofel dinas dan seragam dinas. Tidak hanya saya yang melihat tapi ada saksi lainnya," paparnya.

Tidak hanya sekali itu saja, AKBP Basuki menunjukkan batang hidungnya di kampus Untag untuk menjemput dosen Levi pada awal tahun 2025 selepas pulang tugas kampus dari Bali.

Kastubi lantas bertanya kepada Levi soal hubungan mereka. Ketika itu, Levi menegaskan AKBP Basuki merupakan kekasihnya.

"Levi bilang Polisi itu namanya Basuki pangkat AKBP, saya bilang kalau itu pacarnya kog wajahnya tua. Almarhumah hanya tertawa," paparnya.

Kastubi mulai dari saat itulah mengingatkan kepada Levi agar berhati-hati dalam menjalani hubungan asmara dengan seorang polisi.

Sebab, kata Kastubi, sudah banyak contoh polisi melakukan tindakan kekerasan terhadap orang terdekatnya. 

"Levi sudah saya anggap anak sendiri karena usianya sepantaran anak saya maka saya ingatkan hati-hati pacaran sama polisi. Banyak polisi yang sumbu pendek, emosional. Ketika pacarnya semisal jalan dengan laki-laki lain tiba-tiba mengamuk, emosian kan banyak," terangnya. 

Selain mengingatkan terkait hal itu, Kastubi mengingatkan pula AKBP Basuki telah berkeluarga.

Sebagai seorang polisi,  Basuki tidak memiliki istri saja sudah salah ketika tinggal satu atap dengan seorang perempuan tanpa hubungan yang sah apalagi ini sudah berkeluarga.

"Kata Levi AKBP Basuki sudah pisah sama istri sahnya, bukan cerai, tapi pisah (ranjang)," bebernya.

Namun, nasihat dari Kastubi hanya angin lalu saja bagi dosen Levi.

Menurut Kastubi, Levi dari dulu memang mengidamkan sosok polisi sebagai pasangan hidupnya. 

Sebelum menjalin asmara dengan AKBP Basuki, korban menjalin asmara pula dengan seorang polisi tetapi hubungan itu kandas.

"Levi senang dekat dengan anggota polisi. motifnya apa saya enggak tahu," terangnya.

Ia sengaja mengungkap fakta ini karena ingin mencari kebenaran material agar informasi yang tersebar tidak sepotong-sepotong.

"Jadi tidak ada maksud untuk menyudutkan atau memfitnah seseorang," ujarnya.

Ia mendesak kepada kepolisian agar segera membuat terang kasus kematian korban. 

"Ketika polisi nanti tidak menemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban nanti harus mencari bukti lainnya melalui digital forensik dari data di handphone korban dan AKBP Basuki serta barang bukti lainnya," paparnya.

Penyebab Kematian Dosen Untag

Penyebab kematian Dwinanda Linchia Levi (DLL) dosen Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) akhirnya terungkap sudah dari hasil autopsi medis.

RSUP Kariadi Semarang sudah memberikan penjelasan terhadap pihak keluarga terkait pemicu tewasnya DLL.

Tak ada tanda kekerasan, namun dokter menemukan indikasi aktivitas berlebihan yang menyebabkan jantung korban pecah. 

 “Hasilnya infonya tidak ada tindakan kekerasan, tapi ada indikasi kegiatan yang berlebihan dan jantungnya sobek. Kami tidak tahu aktivitas berlebihan seperti apa sampai kondisi tubuh korban telanjang dan jantung sobek, ini yang perlu polisi usut tuntas,” ujar Tiwi kerabat dari almarhumah, Rabu (19/11/2025) melansir dari Kompas.com

Mereka juga mempertanyakan bagaimana korban yang dinyatakan dokter memiliki tensi tinggi dan gula darah tinggi bisa melakukan aktivitas berat.

Sebelumnya, Kapolsek Gajahmungkur, AKP Nasoir sempat menguak rekam medis DLL.

Korban diketahui memiliki riwayat penyakit kronis yang mencolok dan berpotensi kematian:

Tensi Tinggi Ekstrem: Korban tercatat mengidap hipertensi dengan riwayat tensi sempat mencapai angka 190 milimeter air raksa 

Gula Darah Sangat Tinggi: Kondisi gula darah DLL juga menunjukkan tingkat yang tinggi, dilaporkan pernah mencapai angka 600 miligram per desiliter.

Hal itu berdasarkan catatan medis korban yang berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarang dua hari berturut-turut sebelum meninggal dunia.

"Penyebab kematian korban diduga karena sakit."

"Sebab, dua hari berturut  (15-16 November) korban berobat ke rumah sakit Tlogorejo Semarang," ucap AKP Nasoir.

Korban hanya menjalani rawat jalan selepas memeriksakan ke dokter.

(Tribunnewsmaker.com/ TribunSumsel)

Sumber: Tribun Sumsel
Tags:
AKBP BasukiDwinanda Linchia Levipolisimeninggal
Rekomendasi untuk Anda

BERITA TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved