Pemilik Resto Legendaris Bebek Goreng Haji Slamet Meninggal Dunia, Ternyata Sosoknya Sederhana
H. Slamet Raharjo pendiri restoran Bebek Goreng Haji Slamet meninggal dunia, sang anak kenang sosok almarhum yang ternyata sederhana dan pembimbing
Editor: Talitha Desena
Warung bebek Pak Slamet sendiri merupakan warung bebek goreng yang cukup terkenal dan legendaris di Kota Solo
Diberitakan Kompas.com, 30 November 2008, warung bebek goreng Pak Slamet sudah ada sejak 1986. Hal itu diutarakan langsung oleh H. Slamet.
Warung pertama kali Pak Slamet, berdiri di pinggir jalan Solo-Yogya. Namun, tahun 1992, warungnya berpindah 100 meter lebih ke dalam akibat adanya pelebaran jalan.
Warung tersebut kini menempati halaman rumah pribadi tepatnya di Sedahmoro Lor Rt 1/7 Kartasuro Sukoharjo, Jawa Tengah.
Inspirasi Warung Bebek Kartosuro
Pak Slamet adalah inspirasi, bagi banyaknya warung-warung bebek di lingkungan Kecamatan Kartasuro.
Bahkan, Pak Slamet sampai harus mencantumkan kata “Asli” di kardus pembungkus serta papan petunjuknya.
"Berbagai warung bebek goreng mengaku dari sini. Padahal, tak ada hubungannya sama sekali. Karena itulah, saya terpaksa menyebutkan H Slamet (Asli),” tutur Slamet 2008 silam.
Melansir pemberitaan Kompas, 30 November 2008, bebek goreng Pak Slamet hanya memakai bebek jenis super yang sudah empat kali bertelur dalam rentang selama sekitar dua tahun.
Inilah yang membuat rasa bebeknya enak. Slamet mengaku menghindari bebek muda karena dagingnya mudah hancur saat direbus.
Adapun bahan baku disetor pemasok biasanya dari luar kota Solo.
Bebek goreng Pak Slamet sendiri khas dengan sambal korek diulek di atas cobek dan hanya terdiri dari cabai rawit, garam, bawang lalu disiram minyak bekas gorengan.
Saking terkenalnya, kini sudah ada warung bebek goreng Pak Slamet di berbagai daerah, yakni Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Gresik, dan Bogor.
Cabang-cabang Pak Slamet sendiri bukan bersistem franchise atau waralaba, melainkan “menunjang kerja sama”.
Dari tujuh orang anaknya, Slamet kala itu menyampaikan bahwa tiap anaknya memegang satu cabang, kecuali anak nomor lima yang memilih menjadi guru sekolah dasar dan anaknya yang bungsu.