Pemilik Resto Legendaris Bebek Goreng Haji Slamet Meninggal Dunia, Ternyata Sosoknya Sederhana
H. Slamet Raharjo pendiri restoran Bebek Goreng Haji Slamet meninggal dunia, sang anak kenang sosok almarhum yang ternyata sederhana dan pembimbing
Editor: Talitha Desena
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Pemilik Bebek Goreng Haji Slamet meninggal dunia.
H. Slamet Raharjo adalah pendiri dan pemilik Bebek Goreng Haji Slamet yang berasal dari Solo.
Ternyata sosoknya menginspirasi dan sederhana!
H. Slamet Raharjo pendiri restoran Bebek Goreng Haji Slamet meninggal dunia, sang anak kenang sosok almarhum yang ternyata sederhana dan pembimbing
Siapa yang tidak mengenal Restoran Bebek Goreng Haji Slamet?
Bebek Goreng Haji Slamet adalah resto yang legendaris dan memiliki banyak cabang di Pulau Jawa.
Rasa bebek goreng yang nikmat dan merasuk membuat Bebek Goreng Haji Slamet disukai pelanggan.
Padahal awalnya, Bebek Goreng Haji Slamet adalah warung kecil pinggir jalan di Solo.
Bebek Goreng Haji Slamet didirikan oleh H. Slamet Raharjo.
Ternyata, H. Slamet Raharjo adalah sosok yang sangat menginspirasi.
Haji Slamet sosok yang sederhana dan membimbing anak-anaknya bagaikan teman.

Berita duka tentang meninggalnya H. Slamet Raharjo, pemilik warung bebek goreng legendaris di Kota Solo tersebar di media sosial Twitter.
Postingan tersebut dibagikan oleh akun twitter @Mysukmana .
"Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Owner dari Bebek H. SLAMET. "Slamet Raharjo" tutup usia tadi pagi waktu Subuh #kotasolo dan sekitarnya" tulisnya.
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas.com, Senin 30 September 2019, Slamet meninggal pada usia 70 tahun.
Warung bebek Pak Slamet sendiri merupakan warung bebek goreng yang cukup terkenal dan legendaris di Kota Solo
Diberitakan Kompas.com, 30 November 2008, warung bebek goreng Pak Slamet sudah ada sejak 1986. Hal itu diutarakan langsung oleh H. Slamet.
Warung pertama kali Pak Slamet, berdiri di pinggir jalan Solo-Yogya. Namun, tahun 1992, warungnya berpindah 100 meter lebih ke dalam akibat adanya pelebaran jalan.
Warung tersebut kini menempati halaman rumah pribadi tepatnya di Sedahmoro Lor Rt 1/7 Kartasuro Sukoharjo, Jawa Tengah.
Inspirasi Warung Bebek Kartosuro
Pak Slamet adalah inspirasi, bagi banyaknya warung-warung bebek di lingkungan Kecamatan Kartasuro.
Bahkan, Pak Slamet sampai harus mencantumkan kata “Asli” di kardus pembungkus serta papan petunjuknya.
"Berbagai warung bebek goreng mengaku dari sini. Padahal, tak ada hubungannya sama sekali. Karena itulah, saya terpaksa menyebutkan H Slamet (Asli),” tutur Slamet 2008 silam.
Melansir pemberitaan Kompas, 30 November 2008, bebek goreng Pak Slamet hanya memakai bebek jenis super yang sudah empat kali bertelur dalam rentang selama sekitar dua tahun.
Inilah yang membuat rasa bebeknya enak. Slamet mengaku menghindari bebek muda karena dagingnya mudah hancur saat direbus.
Adapun bahan baku disetor pemasok biasanya dari luar kota Solo.
Bebek goreng Pak Slamet sendiri khas dengan sambal korek diulek di atas cobek dan hanya terdiri dari cabai rawit, garam, bawang lalu disiram minyak bekas gorengan.
Saking terkenalnya, kini sudah ada warung bebek goreng Pak Slamet di berbagai daerah, yakni Jakarta, Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Gresik, dan Bogor.
Cabang-cabang Pak Slamet sendiri bukan bersistem franchise atau waralaba, melainkan “menunjang kerja sama”.
Dari tujuh orang anaknya, Slamet kala itu menyampaikan bahwa tiap anaknya memegang satu cabang, kecuali anak nomor lima yang memilih menjadi guru sekolah dasar dan anaknya yang bungsu.
Semasa hidupnya, Slamet membimbing pihak yang bekerja sama dengannya selama tiga bulan yang dapat diperpanjang bila pihak kedua merasa belum mampu mandiri.
(TribunNewsmaker/*)
Artikel Ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Slamet Raharjo Meninggal, Ini Sejarah Bebek Goreng Pak Slamet yang Legendaris
Sebelum Meninggal, Pemilik Warung Bebek Goreng Haji Slamet Berencana Ajak Anak Cucu Umrah
Haji Slamet atau dikenal H. Slamet Raharjo, pendiri juga sekaligus pemilik warung bebek goreng legendaris asli Kartasura meninggal karena serangan jantung, Senin 30 September 2019.
Menurut putra keempat Haji Slamet, Ardi Nur Prakoso sebelum meninggal ayahnya dibawa ke Rumah Sakit Kasih Ibu Jalan Slamet Riyadi, Sabtu 28 September 2019 malam karena mengalami sesak napas dan keluar keringat dingin.
"Dirawat satu hari satu malam."
"Tadi pagi jam 04.20 WIB beliau sudah dipanggil Gusti Allah."
"Karena serangan jantung," katanya kepada wartawan di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin.
Ardi mengatakan ayahnya selama ini tidak pernah memiliki riwayat penyakit jantung.
Bahkan, pada Sabtu pagi ayahnya masih sempat berenang.
"Dulu pernah kena (sakit) tulang belakang."
"Dokter menyarankan untuk renang," katanya.
Manasik umrah
Sebelum meninggal, jelas Ardi ayahnya berencana mengajak seluruh keluarga, baik anak dan cucu untuk melaksanakan ibadah umrah pada November mendatang.
Haji Slamet dan keluarga bahkan sudah melaksanakan manasik umrah.
"November itu mau umrah bersama anak cucu."
"Iya sudah manasik juga," ungkapnya.
Ardi menilai Haji Slamet merupakan sosok orangtua sekaligus teman dan guru yang selalu membimbing anak-anaknya.
Selain itu, Haji Slamet juga sebagai seorang pekerjaan keras.
Terbukti dengan kerja kerasnya itu berhasil merintis usaha rumah makan bebek goreng dan telah membuka banyak cabang di Indonesia.
"Dulu buka pertama tahun 1986 di sudut SMP Muhammadiyah 1 Kartasura," katanya.
Pesan terakhir Haji Slamet
Haji Slamet meninggal pada usia 70 tahun.
Meninggalkan seorang istri bernama Hj Bariyatin, tujuh anak dan menantu, serta 14 cucu.
Jenazah Haji Slamet dimakamkan di makam keluarga Hastana Kendal, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin siang.
"Bapak berpesan kepada anak-anaknya untuk selalu beribadah," ungkapnya.
(KOMPAS.com/LABIB ZAMANI)