Kisah Endang Wasrinah yang Dipaksa Nikah di Usia 14 Tahun, Kerap Disuntik KB Sampai Demam!
Kisah menarik datang dari perempuan bernama Endang Wasrinah yang dipaksa menikah saat usia 14 tahun hingga suntuk KB.
Editor: Desi Kris
"Sedih mbak, saya pingin sekolah. Saya masih pingin kayak teman-teman sekolah. masih pingin dapat ijazah. Tapi saya malah disuruh kawin dapatnya buku nikah," ujar Endang Wasrinah.
Najwa Shihab tampak heran mengenai cara Endang Wasrinah mendapatkan buku nikah kala itu.
Pasalnya di usia 14 tahun yang belum memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) seharusnya tidak bisa memiliki buku nikah.
Endang Wasrinah, calon suaminya kala itu merupakan seorang perangkat desa.
Pria 37 tahun itu lantas membuatkan Endang Wasrinah KTP dengan menuakan usianya.
"Saya enggak tahu prosesnya karena calon suami, itu menurut desa saya kerjanya di desa jadi dia menuakan umur saya," ujar Endang Wasrinah.
Endang Wasrinah menguangkapkan pernikahannya tidak berlangsung lama dan hanya bertahan selama satu tahun.
Endang Wasrinah menjelaskan selama mengarungi rumah tangga, dirinya kerap mendapatkan kekerasan baik secara fisik maupun verbal.
"Enggak banyak. Saya kan harus mengurus anak tirikan ya. Sedangkan saya sendiri, adik saya umurnya sama seperti anaknya suami. Kalau saya enggak bisa ngurus anak, dia langsung marah, langsung lempar barang-barang rumah," ujar Endang Wasrinah.
"Terus bahasa yang dia lontarkan ke saya itu kasar, apa 'bodo lah kamu enggak bisa urus anak' gitu. Jadi yang saya rasakan itu takut, takut sama suami," tambahnya.
Tak tahan dengan perlakuan tak manusiawi, Endang Wasrinah mengaku hanya tinggal bersama sang suami selama enam bulan.
Ia pun juga lansung mengajukan permohonan cerai dari sang suami.
"Saya enam bulan minta pulang, selesai proses kan, harus proses dulu perceraian. Selesai saya dapat akta cerai satu tahun," ucap Endang.
Endang Wasrinah mengatakan selama satu tahu tahun menikah ia sakit-sakitan.
Saat diperiksa oleh bidan setempat, penyakit Endang Wasrinah ternyata bersumber dari suntikan KB yang kerap ia terima.