Orang-orang Dekat Megawati Ini Diduga Dominasi Calon Menteri Baru Dibanding Orang Dekat Jokowi
Sesaat Lagi Pelantikan Presiden, Coba Lihat, Orang Dekatnya Megawati atau Jokowi yang Jadi Menteri?
Editor: Agung Budi Santoso
Siapa saja orang-orang dari PDI Perjuangan yang akan lolos sebagai menteri di Kabinet Jokowi periode ke-2? Inilah orang-orang dekat Megawati yang diduga kuat bakal jadi menteri, dibanding orang-orang dekatnya Jokowi. Setidaknya menurut pengamat politik M Qodary.
TRIBUNNEWSMAKER.COM, JAKARTA - Pelantikan presiden terpilih Jokowi sebentar lagi.
Pada 20 Oktober 2019, Jokowi akan dilantik sebagai presiden dan KH Ma'ruf Amin wakil presiden RI untuk periode 2019-2024.
Namun hingga kini siapa bakal calon menteri yang akan mendampingi Jokowi 5 tahun ke depan belum juga muncul.
PDI Perjuangan sebagai partai yang memberikan porsi dukungan terbesar kepada Jokowi disebut-sebut akan mendapatkan jatah menteri yang lebih banyak dibandingkan partai pendukung Jokowi lainnya di Pilpres 2019.
• 9 Nama yang Dikabarkan Jadi Calon Menteri Jokowi - Maruf Amin, Ada Pengusaha Kondang & Muda
Apalagi PDIP merupakan partai pemenang Pemilu 2019.
Pada Kongres V PDIP yang diselenggarakan di Bali Juli 2019 lalu, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Jokowi sudah memberi sinyal PDIP akan mendapatkan jatah kursi menteri terbanyak.
Bahkan pada kesempatan itu, Eks Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan partainya mengajukan 10 nama calon menteri ke Jokowi.
Nama-nama calon menteri dari PDIP sudah ada di kantong Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Yang jelas sudah ada di kantong ketua umum. Kita juga sudah bahas tertutup, terbatas," kata Puan.
• Dihujani Kritik Terlalu Membenci Jokowi, Lantas Ini Sikap Rocky Gerung Andai Anak SBY yang Berkuasa
Minimal 4 jatah PDIP
Dikonfirmasi hal tersebut, Pengamat Politik M Qodari menduga PDIP akan mendapatkan minimal 4 kursi menteri dari Jokowi.
Di luar itu, menurut Qodari, bisa saja PDIP mendapatkan kursi menteri yang lebih dari 4 jika muncul kalangan profesional yang didorong PDIP.
"Mungkin ada calon menteri dari profesional tapi di-endorse PDIP," ujar Qodari, Selasa (8/10/2019).

Menurut Qodari, jika mengacu pada pernyataan Jokowi maka jatah kursi menteri dari parpol di kabinet mendatang terbilang sedikit.
Dari 34 kursi menteri sebanyak 45 persen diantaranya jatah untuk parpol.
"Dengan demikian kursi dari partai cuma 15 orang," ujar Qodari.
Sementara parpol pendukung Jokowi di Pilpres 2019 terbilang banyak yakni PDIP, Golkar, Nasdem, PPP, PKB, Hanura, PBB, PKPI, PSI, dan Perindo.
Lalu siapa calon menteri dari PDIP?
Qodari memperkirakan nama-nama calon menteri dari PDIP tentu yang 'dekat' dan dipercaya oleh Megawati.
Menteri yang memiliki track record bagus dan memiliki kemampuan kepemimpinan serta loyalitas terhadap partai.
Apalagi karena ketua umum partai diberikan kewenangan mengusulkan nama-nama calon menteri meskipun keputusan tetap berada di tangan Jokowi.
"Saya pikir untuk nama-nama calon menteri dari PDIP harus dari kantong dan dekat Bu Mega.
Bukan dekat Jokowi," ujar Qodari dengan nada bercanda.
• Mengapa Rocky Gerung Berani Dungu-dungukan Ruhut Sitompul Bahkan Jokowi? Orang Ini Membeberkan
Menurut Qodari, publik bisa menebak nama-nama seperti Ryamizard Ryacudu dan Budi Gunawan sebagai orang-orang dekat Megawati diperkirakan kembali akan menjadi menteri Jokowi pada periode mendatang.
Saat ini Ryamizard masih menjabat menteri pertahanan RI dan Budi Gunawan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Selain itu, Qodari menyebut orang kepercayaan Megawati seperti Eriko Sotarduga bisa jadi masuk kandidat kuat calon menteri.
"Atau nama-nama lain yang dekat dan Puan Maharani dan Prananda Prabowo," kata Qodari.

Dua orang penting di dekat Megawati seperti Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan putra Megawati yakni Prananda Paloh diprediksi tidak diajukan sebagai menteri Jokowi.
Menurut Qodari, Hasto dipercaya Megawati untuk mengurus PDIP Perjuangan apalagi jabatannya sebagai Sekjen PDIP sangat penting dan strategis.
"Prananda Prabowo juga bertugas urus partai. Juga bukan tipe eksekutor.
Prananda itu itu tipe pemikir, ideolog," ujar Qodari.


3 Anak Mantan Presiden Diprediksi Jadi Menteri Jokowi, Kecuali Putra Megawati
TRIBUNNNEWS.COM,JAKARTA - Teka teki siapa yang bakal masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf masih misteri.
Namun, beberapa nama diyakini akan masuk dalam komposisi kabinet pemerintahan mendatang, pasca Jokowi Kiai Ma'ruf akan dilantik tanggal 20 Oktober.
"Pak Jokowi memang menarik dan misterius," ujar pengamat politik M Qodari mengawali perberbincangan dengan Tribunnews.com, Selasa (8/10/2019).
Ia memaklumi, banyak yang bertanya-tanya siapa kelak yang akan dipercaya Jokowi untuk membantu di kabinet.
Namun, satu nama yang kemungkinan sudah hampir pasti masuk kabinet adalah Bahil Lahadalia, Ketua Umum HIPMI.

Minggu (26/5/2019) lalu, Presiden Jokowi merasa Bahlil Lahadalia cocok jika menjadi menteri.
Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan pidato pada acara Silaturahim Nasional dan Buka Puasa Bersama HIPMI di Ritz-Carlton, Kuningan Jakarta.
"Saya melihat-lihat adinda Bahlil ini kelihatannya cocok jadi menteri. Saya lihat dari samping, saya lihat dari bawah ke atas, cocok ini kelihatannya," kata Jokowi disambut sorakan dan tepuk tangan para peserta acara HIPMI ketika itu.
Qodari mengungkap 55 persen kabinet akan diisi oleh kalangan profesional dan 45 persen diisi dari kalangan partai politik.
Dari unsur partai politik, menurut Qodari, mudah ditebak siapa yang akan dipercaya Jokowi.
"Misalnya dari PDI Perjuangan pak Budi Gunawan, Eriko Satorduga dan yang lain. Diluar itu, nama-nama yang mungkin mewakili kelompok atau ormas besar. Atau, dari keluarga politisi atau anak Presiden. Misalnya, Yenny Wahid, putri Presiden Keempat, Gusdur," kata Qodari.

"Dugaan saya Yenny masuk kabinet, berpeluang. Kemudian, Ilham Habibie anaknya pak Habibie. Ilham yang notabene punya perhatian kepada masalah sosial poltik, di ICMI. Kemudian yang pasti ingin masuk juga dan sinyalnya jelas dari Demokrat adalah AHY, putra pak SBY," ia menjelaskan.
Ia berbeda pandangan jika ada anggapan putra Presiden Ketiga Megawati Soekarnoputri, Prananda Prabowo (Nanan) akan masuk di kabinet pemerintahan Jokowi-Kiai Maruf mendatang.
Menurutnya, ada semacam pembagian tugas antara Puan Maharani dan Nanan.
"Puan di politik praktis. Sementara Nanan menjaga gawang, jaga partai. Dan saya lihat mas Nanan, tipenya bukan eksekutor. Tapi pemikir atau idiolog. Jadi, kemungkinan ada tiga anak presiden yang berpeluang masuk kabinet," kata dia.
"Dan ini bisa menjadi, paling tidak proses generasi politik ke depan. Karena tahun 2024 akan menjadi generasi baru," lanjutnya.
Sementara tiga srikandi di kabinet saat ini, Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi masih memiliki peluang.
Pengamat politik Yasin Mohammad mengatakan, sejumlah menteri berlatang belakang profesional berpeluang dapat dilantik kembali menjadi pembantu presiden.
Yasin yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Survei Independen Nusantara (LSIN) itu melihat, kebijakan Menteri Susi yang melawan ilegal fishing dengan penenggelaman kapal perlu diapresiasi.
Kemudian, Sri Mulyani dinilai telah mampu membuat kebijakan yang dapat menyeimbangkan neraca keuangan negara.
"Pola yang dimainkan adalah kebijakan ekonomi liberal, membuka akses investasi dari luar. Investasi ini dibuka dalam rangka menyeimbangkan neraca keuangan," katanya.
Yasin menilai Retno selama menjadi Menteri Luar Negeri sudah membuahkan hasil yang nyata dalam berkomunikasi ke luar negeri.
Bahkan, telah membawa Indonesia sebagai Dewan Kehormatan di PBB.
Sementara menteri yang berpotensi tidak terpilih kembali masuk jajaran Kabinet Kerja jilid dua, berasal dari menteri dari kalangan partai politik.
Ia mencontohkan, Airlangga Hartarto yang menjabat Menteri Perindustrian belum menorehkan prestasi yang signifikan.
"Memperin belum ada terobosan baru, tidak ada perkembangan signifikan. Saya kira kinerjanya belum
"Lalu Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, banyak melakukan kebijakan-kebijakan impor yang menimbulkan polemik," sambung Yasin.

Selanjutnya, Kinerja Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri, kata Yasin, tidak mampu melindungi buruh atau para pekerja.
"Dia tidak bisa menjembatani antara pihak buruh dan perusahaan. Ada 4 ribu buruh yang di PHK masal, mereka datang ke Manaker tapi menterinya manggil Direktur Krakatau Steel saja tidak bisa," kata Yasin. (Tribunnews.com)