Walk Out dari Sidang Vonis, Kuasa Hukum Razman Nasution Kritik Pengadilan Jakut: Mau Bunuh Orang?
Walk out dari sidang vonis, tim kuasa hukum Razman Nasution kritik pedas pengadilan Jakut, sebut mau bunuh orang.
Editor: Listusista Anggeng Rasmi
Walk Out dari Sidang Vonis, Kuasa Hukum Razman Nasution Kritik Pengadilan Jakut: Mau Bunuh Orang?
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Sidang putusan kasus pencemaran nama baik dengan terdakwa Razman Arif Nasution berlangsung panas.
Persidangan yang digelar di ruang Koesoemah Atmadja, Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Selasa (30/9/2025), diwarnai aksi walk out dari tim kuasa hukum.
Enam pengacara yang selama ini mendampingi Razman kompak meninggalkan ruang sidang.
Mereka menilai majelis hakim bersikap tidak adil karena tetap membacakan putusan meskipun klien mereka tidak hadir.
Padahal, Razman sedang menjalani perawatan medis di luar negeri akibat sakit serius yang dideritanya.
"Kita sama-sama mendengar bahwa majelis hakim tetap ngotot untuk melakukan, membacakan putusan hari ini. Jelas-jelas Pak Razman itu sakit dan suratnya lengkap semua. Maka saya katakan tadi, bahwa kita harus menghormati terdakwa," ujar kuasa hukum Razman, Iskandar Halim.
Iskandar menegaskan bahwa ketidakhadiran kliennya sama sekali bukan bentuk penghindaran hukum.
Menurutnya, surat resmi mengenai kondisi kesehatan Razman sudah lebih dulu diserahkan kepada majelis hakim.
Baca juga: Razman Nasution Unggah Rekaman Suara Iqlima Kim, Bongkar Sisi Kelam jadi Aspri Hotman Paris: Hina

"Tadi Jaksa Penuntut Umum juga sama-sama dengan tim kita melihat Pak Razman itu dirawat di Rumah Sakit Koja. Terus apa lagi minggu lalu? Kok sekarang ngotot untuk diputus? Kemarin waktu Pak Razman keadaan sehat walafiat tidak diputus, ditunda oleh majelis hakim. Jadi ada apa? Jadi ini kami terus terang keberatan dan menolak apa yang disampaikan, dibacakan majelis hakim," papar Iskandar panjang lebar.
Pernyataan senada juga datang dari anggota tim kuasa hukum lainnya, Rahmat Riyadi.
Rahmat menyebut sikap majelis hakim sebagai potret buram penegakan hukum di Indonesia.
Ia menuding hakim telah mengabaikan hati nurani dan memperlihatkan wajah bobrok peradilan di PN Jakarta Utara.
"Saya pikir inilah potret buram penegakan hukum kita. Saya hari ini, turut berdukacita atas matinya hati nurani hakim, atas bobroknya peradilan di Pengadilan Negeri
Jakarta Utara. Saya ingin menyatakan innalillahi wa innailahi rojiun," ucap Rahmat dengan lantang.