Bahaya Demokrasi, Jokowi Ajak Prabowo Jadi Menteri, LIPI: Buat Apa Pemilu Kalau Semua Dapat Piala?
Bahaya Demokrasi, Jokowi Ajak Prabowo Jadi Menteri, LIPI: Buat Apa Pemilu Kalau Semua Dapat Piala?
Editor: Agung Budi Santoso
"Mestinya Pak Jokowi tidak usah mengajak Gerindra ke kabinet.
Dan semestinya Pak Prabowo dan teman-teman menolak ajakan itu, tetapi ya mau bagaimana lagi, sudah kejadian," kata dia.
• Bakal Jadi Menteri, Masa Lalu Prabowo di Kopassus Diungkap Pengamat Politik, Dikenal Rising Star
Ia memandang ini bentuk pendangkalan dalam esensi berpolitik.
Seharusnya, kata dia, kegiatan berpolitik yang patut dijunjung tinggi adalah politik yang menghargai posisi masing-masing, pendukung pemerintah dan oposisi pemerintah.
"Atau politik yang menjunjung tinggi sportivitas, yang kalah mengakui yang menang dan yang menang mengangkat yang kalah," kata dia. (kompas.com/ Dylan Aprialdo)
Sumber, Kompas.com : Prabowo Calon Menteri, Peneliti LIPI: Buat Apa Pemilu kalau Ujungnya Kekuasaan Dibagi?

Gerindra: Prabowo Masuk Kabinet Jokowi, Isyarat Dia Berjiwa Besar, Sportif dan Negawaran
Ketua DPP Partai Gerindra Riza Patria optimistis Ketum Prabowo Subianto bakal mendapat simpati dari masyarakat dengan masuk ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
"Beliau menunjukkan jiwa besar, lapang dada, sportivitas, dan, kenegarawanan beliau semakin paripurna. Rakyat akan melihat bahwa Prabowo dalam sikap dan keputusannya selalu mendahulukan kepentingan negara, bangsa, dan rakyat," ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019)
Riza mengenal betul sosok Prabowo yang dinilainya selalu mengalah untuk kepentingan rakyat banyak. Prabowo mengedepankan kepentingannya yang lebih besar agar polarisasi tidak terus tajam, tidak terjadi perpecahan di antara akar rumput, di anak bangsa.
"Dulu 2014 seharusnya Gerindra jadi Ketua MPR, tapi untuk kepentingan yang lebih besar Gerindra mengalah.
Jadi Prabowo itu kepentingan partai selalu dikalahkan kepentingan bangsa. Sudah teruji kenegarawanannya," lanjutnya.
Riza mafhum sebagian pendukunh Prabowo dan juga Gerindra menginginkan eks-Danjen Kopassus itu berada di luar pemerintah. Riza menilaimitu sebagai hal yang waja.
"Itu dinamika yang kita biarkan tumbuh, tidak boleh dilarang hambatan-hambatan seperti itu, tantangan-tantangan seperti itu, kita amati dan kita atasi.
Bukan kita larang. Tapi biarlah itu bagian dari koreksi kita semua, supaya demokrasi kita semakin baik," pungkasnya.