Fakta Menteri Kesehatan dr. Terawan, Akan Serahkan Gaji Pertamanya Untuk BPJS, Ini Maksud Aksinya
Dokter Terawan ingin serahkan gaji pertamanya sebagai Menteri Kesehatan untuk BPJS, ternyata ada maksud tertentu di balik aksinya tersebut.
Penulis: ninda iswara
Editor: Agung Budi Santoso
Sementara Pasal 6 Kode Etik Kedokteran Indonesia berbunyi, “Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.”
Pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) pun angkat bicara terkait metode cuci otak dr Terawan tersebut.
"Harus dibuktikan kembali bahwa dengan cara itu saja apakah bisa menggantikan terapi konservatif yang ada? Belum tentu, dia harus membuktikan," kata Ketua Umum PB IDI Prof dr Ilham Oetama Marsis, SpOG kepada wartawan, Senin (9/4/2018).
2. Dikenal sederhana semasa SMA

Dokter Terawan merupakan alumni SMA Bopkri 1 Yogyakarta.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala SMA Bopkri 1 Yogyakarta, Andar Rujito.
"Iya betul, memang Pak Terawan alumnus Bopkri 1," ujar Kepala Sekolah Bopkri 1 Yogyakarta Andar Rujito saat ditemui, Rabu.
Andar Rujito pun mengungkap seperti apa sosok dokter Terawan yang dikenalnya.
Menurut penuturan Andar Rujito, Terawan merupakan sosok yang religius dan sederhana.
"Yang tidak kalah penting, beliau religius. Selalu mengaitkan kehidupan ini dengan kepasrahan, bahwa rencana Tuhan itu selalu yang terbaik," ujar Andar.
Bahkan ketika reuni, Terawan tetap rendah hati dan tak menonjolkan jabatannya sebagai direktur rumah sakit kala itu.
"Orangnya sangat sederhana dan rendah hati, jadi tidak pernah menonjolkan. Bahkan, dalam event-event kegiatan reuni, beliau biasa saja, tidak menunjukkan dirinya sebagai direktur rumah sakit," katanya.
Andar Rujito juga menunjukkan data buku induk murid lama yang memperlihatkan nama Terawan sebagai siswa di sana.
3. Akan berikan gaji pertama untuk BPJS Kesehatan

Baru beberapa hari dilantik, Terawan sudah membuat gebrakan yang mencuri perhatian.