Kisah Dono Warkop DKI yang Idap Kanker, Buat Pertunjukan Dibayar Perangko, Rencana Umrah Kandas
Perjalanan hidup Dono Warkop yang meninggal dunia karena kanker. Sempat buat pertunjukan dibayar perangko. Keinginan Umrah tak terwujud.
Editor: ninda iswara
Sampai akhir hayatnya, Dono tetap konsisten sebagai seniman.
Namun sejak sebulan terakhir, "Ayah absen syuting karena harus keluar masuk rumah sakit akibat sesak napas," ujar Ario, anak sulungnya yang mahasiswa D3 Periklanan.
Sesak napas, lanjut Ario, sudah dirasakan sejak dua bulan terakhir.
"Tapi baru bulan lalu Ayah berobat serius. Saat itu, kondisinya sudah parah. Sejak itu pula Ayah keluar masuk rumah sakit," ujar Ario.
Dikatakan Ario, ayahnya sama sekali tidak merokok ataupun minum alkohol.
Karena itu, ia sempat heran ketika dokter mengatakan Dono kena kanker paru-paru.
Kendati begitu, Ario teringat, "Setahun lalu pinggul Bapak juga ada kankernya. Memang sudah diangkat. Tapi mungkin saja telanjur menyebar dan menyerang paru-paru."
Banyak kenangan manis melekat di benak Ario dan adik-adiknya.
"Beliau selalu ingin menyenangkan kami bertiga, anak-anaknya. Apalagi sejak kepergian Mama. Perhatian Ayah pada kami makin bertambah," ujar Ario yang mendapat amanat dari ayahnya untuk mengawasi kedua adiknya.
Ditambahkan Ario, sosok ayahnya yang terkenal sebagai pelawak, juga terbawa sampai ke rumah.
"Di rumah juga dia suka melawak. Ada saja sikap Ayah yang membuat kami tertawa riang. Namun ada kalanya dia serius. Misalnya memberi wejangan yang baik bagi kami. Atau saat dia menggarap sesuatu di rumah."
Selain meninggalkan kenangan manis, Dono juga mempunyai keinginan yang belum terkabul.
"Semula Ayah sangat optimis penyakitnya bisa hilang. Katanya, kalau sudah sembuh akan umroh bersama tante-tante saya. Rencananya Februari tahun 2002. Ternyata Tuhan berkehendak lain," lanjut Ario dengan mata masih memerah.
Bayar Pakai Perangko
Niat melakukan umroh ke Tanah Suci juga sudah disampaikan Dono kepada Rani, salah satu adiknya.