Perjalanan Karir Ahok, dari Kontraktor ke BUMN, Sempat Jadi Napi, Ini yang Buat Sosoknya Dicintai
Segera bergabung dengan salah satu BUMN, berikut rekam jejak Ahok yang dulunya seorang kontraktor dan sempat jadi narapidana.
Editor: ninda iswara
"Saya pun dulu sebelum jadi pejabat, saya muak dengan yang namanya oknum pejabat. Saya betul-betul muak dengan kemunafikan, meras, menekan, saya betul-betul muak," kata Ahok dengan nada tinggi pada 2016 silam.
Sontak, perusahaan tambang Ahok ditutup. Peristiwa inilah yang pada akhirnya membuat Ahok berniat menjadi pejabat.
Sebab, lanjut dia, pengusaha tidak bisa melawan kebijakan pemerintah.
Wakil Rakyat
Maka, pada 2004, Ahok bergabung ke politik. Ia bergabung dengan Partai Perhimpunan Indonesia Baru (PPIB) yang saat itu dipimpin Dr Sjahrir.
Kepada masyarakat, Ahok menyatakan tak memberikan uang politik. Cara itu ampuh dan mengantarkannya sebagai anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur periode 2004-2009.
Di DPRD, Ahok menolak terlibat praktik korupsi.
Ia menolak mengambil uang perjalanan dinas fiktif.
Ia dikenal masyarakat karena menjadi satu-satunya anggota dewan yang berani dan sering menemui warga.
Bupati
Setelah tujuh bulan menjadi anggota dewan, Ahok yang meraih banyak dukungan, didorong menjadi Bupati Belitung Timur pada 2005.
Ia maju dengan modal Rp 2 miliar, blusukan, dan memberi nomor ponsel pribadinya ke warga.
Ahok mengantongi 37,13 persen suara dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
Setelah 16 bulan menjadi bupati, Ahok membenahi sistem keuangan dan birokrasi di Belitung Timur.
Ia juga membangun jaminan sosial dan kesehatan di sana.