UPDATE Kasus Novel Baswedan, Jokowi Ungkap Ada Temuan Baru & Sudah Menuju Kesimpulan
Jokowi memberikan penegasan dalam kasus penyiraman air panas Novel Baswedan, ungkap ada temuan baru & sudah menuju kesimpulan.
Editor: Desi Kris
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Presiden Joko Widodo menyebut sudah ada temuan baru dalam pengusutan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan.
Hal itu berdasarkan laporan yang disampaikan Kapolri Jenderal (pol) Idham Azis kepada Jokowi pada Senin (9/12/2019) kemarin.
"Sore kemarin sudah saya undang kapolri, saya tanyakan langsung ke Kapolri.
Saya juga ingin mendapat sebuah ketegasan ada progres atau tidak," kata Jokowi di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
• Kata Novel Baswedan Tanggapi Kasusnya yang Tak Kunjung Selesai, Masa Perintah Presiden Diabaikan?
"Dijawab (oleh Kapolri), ada temuan baru yang sudah menuju pada kesimpulan," ujarnya.

Oleh karena itu, Jokowi tidak memberi tenggat waktu lagi bagi Polri dalam mengungkap kasus penyerangan yang sudah terjadi 2,5 tahun lalu ini.
Jokowi ingin agar pengungkapan kasus ini dilakukan secepat-cepatnya.
"Saya bilang secepatnya segera diumumkan siapa," kata dia.
Seperti diketahui, sebelumnya, Presiden memberi dua kali tenggat waktu bagi Polri untuk mengungkap kasus Novel Baswedan.
Namun, hingga dua tenggat waktu itu habis, Polri masih belum bisa menuntaskan kasus tersebut.
Target pertama diberikan Jokowi pada 19 Juli 2019, 27 bulan setelah kasus penyiraman air keras terjadi.
Presiden Jokowi memberi target ini setelah tim gabungan pencari fakta yang dibentuk Kapolri saat itu Jenderal Pol Tito Karnavian gagal mengungkap kasus tersebut.
Polri gagal memenuhi target pertamma tersebut.
Namun, Presiden Jokowi justru mengangkat Tito menjadi Menteri Dalam Negeri di Kabinet Indonesia Maju.
Di era Kapolri Jenderal Pol Idham Azis, Presiden Jokowi memberi tenggat waktu sampai awal Desember 2019. Target ini tak juga terpenuhi.
Kapolri pun tak pernah berkomentar soal kasus Novel Baswedan.
Termasuk pada Senin kemarin, usai bertemu Presiden, Idham Azis memilih meninggalkan Istana lewat pintu samping dan menghindari media yang sudah menunggunya.
Menurut Kepala Divisi Humas Polri Irjen M Iqbal, Presiden tak lagi memberi target untuk mengungkap kasus Novel Baswedan.
Menurut Iqbal, Jokowi hanya berpesan agar Polri mengungkap kasus ini secepat mungkin. Namun tak ada waktu spesifik yang diberikan Jokowi.
• Kasus Penyiraman Air Keras Dituding Rekayasa, Novel Baswedan Diklaim Didukung Penuh Masyarakat
"(Pesan Presiden), Pak Kapolri segera ungkap kasus ini," kata dia.
Iqbal menyatakan, terungkapnya kasus tersebut tinggal menunggu waktu.
"Sore ini saya sampaikan.
Ini masalah waktu, dan waktu ini tidak akan berapa lama lagi.
Kami sangat optimistis untuk segera menyelesaikan kasus ini.
Tidak berapa lama lagi (terungkap)," kata Iqbal.
Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal pada 11 April 2017 lalu.
Saat itu, Novel baru saja menunaikan shalat subuh di Masjid Al Ihsan, dekat rumahnya di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Akibat penyiraman air keras ini, kedua mata Novel terluka parah. (Kompas.com/Ihsanuddin)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Jokowi: Ada Temuan Baru di Kasus Novel, Sudah Menuju Kesimpulan

Dokter Analisis Kerusakan Penglihatan yang Dialami Novel Baswedan, Terungkap Dugaan Mata Kiri Parah
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Dua tahun sudah kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan bergulir.
Namun sampai saat ini, kasus tersebut belum juga menemui titik terang.
Pelaku penyiraman air keras bahkan belum juga berhasil diungkap.
Penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan terjadi pada Selasa 11 April 2017 lalu.
Melansir dari Kompas.com, Saat itu Novel sedang berjalan menuju rumahnya setelah menjalankan shalat subuh di Masjid Jami Al Ihsan, Kelurahan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Cairan itu tepat mengenai wajah Novel. Kejadian itu berlangsung begitu cepat sehingga Novel tak sempat mengelak.

Tak ada seorang pun yang berada di lokasi saat peristiwa penyiraman itu terjadi.
Novel juga tak bisa melihat jelas pelaku penyerangannya.
Bahkan kasus penyiraman terhadap Novel Baswedan dituding hanya rekayasa.
Seorang dokter mencoba menganalisis kerusakan yang terjadi pada mata Novel Baswedan.
Terungkap pula mengapa mata kiri Novel Baswedan lebih kondisinya lebih parah.
Menilik dari kasus tersebut, salah satu dokter lulusan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Belva Prima Geniosa, MMR, menjelaskan bahwa gangguan mata yang diderita Novel dinamakan Corneal Opacity.
• Heboh Narasi Rekayasa Novel Baswedan, Analis Ungkap 3 Isu, Salah Satunya Pengalihan Isu Anggaran DKI
• Dewi Tanjung Merasa Janggal Luka Mata Novel Baswedan, Saor Siagian Geram & Singgung Rasa Kemanusiaan
• Beragam Reaksi atas Tuduhan Rekayasa Kasus Novel Baswedan, Dinilai Ngawur hingga Lemahkan Penuntasan
Ia pun menuliskan penjelasan mengenai Corneal Opacity dalam akun Twitter-nya, @BelvaGeniosa pada 28 Oktober 2019.
"Saya dokter umum, tapi saya berminat sekali pada bidang mata. Mungkin akan mendaftar spesialis mata.
Maka saya ingin menjelaskan terkait kornea ini kepada orang awam, dengan bahasa yang mudah, supaya tidak banyak informasi keliru yang bertebaran," ujar Belva saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/11/2019).
Menurutnya, Corneal Opacity merupakan warna keputihan yang terdapat pada kornea yang menyebabkan gangguan pada media refrakta (penglihatan).
"Mata itu memiliki media refrakta, dan non refrakta. Jika ada masalah di media refrakta, maka visus (tajam penglihatan) akan menurun," ujar dokter yang bekerja di Puskesmas Patuk 1," Kabupaten Gunungkidul ini.
Selain itu, warna putih tersebut terbagi menjadi tiga macam, yakni nebula yang sulit dilihat, makula yang sudah mulai nampak dan batasnya tegas, dan leukoma yang dari jauh sudah terlihat warna putihnya.
Dari macamnya, Belva mengategorikan warna putih yang ada pada kornea Novel termasuk jenis leukoma.
Mengenai cairan asam yang disiramkan ke bagian wajah Novel, Belva menjelaskan, cairan yang bersifat asam maupun basa berpotensi merusak kornea.
• Sebut Kasus Novel Baswedan Rekayasa, Ini 4 Kontroversi Dewi Tanjung, Pernah Laporkan Amien Rais
• Profil Dewi Tanjung, Politikus yang Laporkan Novel Baswedan & Tuding Rekayasa, Pernah Main Sinetron!
• Tanggapan Dewi Tanjung Dilaporkan Balik Novel Baswedan, Bersyukur: Segala Sesuatu Ada Resikonya
Untuk cairan asam, dapat menyebabkan nekrosis (kematian jaringan) dan penggumpalan massa yang mencegah cairan asam tersebut tembus ke kornea.
Sementara jika cairan basa, dapat mengakibatkan adanya reaksi saponifikasi, sehingga kornea mata mengalami likuefaksi (meleleh) dan masuk ke bola mata.
Dampak Air Keras pada Wajah Novel
Lalu, saat tersiram air keras, warganet mempertanyakan mengenai mengapa kerusakan hanya terjadi pada mata sebelah kiri Novel?
Belva menyampaikan, terlambatnya refleks berkedip yang dilakukan Novel, sehingga masuknya air keras lebih cepat ke mata.
"Sebenarnya mata itu kan jika ada benda yang masuk, akan ada refleks berkedip ya.
Namun, saat suatu kejadian terjadi secara tiba-tiba dan tidak diduga, kadang refleks berkedipnya terlambat," ujar Belva.
Hal inilah yang menyebabkan cairan yang disiramkan ke wajah Novel masuk terlebih dulu, daripada dia gerak melindungi diri dengan cara berkedip.
"Untuk mata kanan dan kirinya, bisa jadi saat penyiraman memang lebih mengarah ke kiri, dan derajat kerusakannya lebih parah yang sebelah kiri. Maka jaringan kornea kiri tidak bisa memperbaiki diri," ujar Belva.
Adapun derajat keparahannya dipengaruhi oleh beberapa hal, yakni pH zat kimia, kepekatan zatnya, lamanya waktu saat kejadian hingga dilakukan tindakan penyelamatan, dan jumlah cairannya.
Tak hanya itu, Belva mengatakan bahwa tindakan pertolongan pertama jika terkena air keras, yakni langsung mencari air mengalir untuk meminimalisir luka pada kulit.
Setelah dibasuh menggunakan air, ia menyarankan agar pasien langsung dibawa ke rumah sakit yang memiliki dokter spesialis mata.
• Tanggapan Dewi Tanjung Dilaporkan Balik Novel Baswedan, Bersyukur: Segala Sesuatu Ada Resikonya
• Heboh Tudingan Dewi Tanjung Soal Kasus Novel Baswedan Rekayasa, Alissa Wahid: Baiknya Menahan Diri
Di sisi lain, terkait kulit wajah Novel yang sembuh dari efek air keras, sementara kornea Novel tetap terluka, Belva menjelaskan bahwa hal ini dikarenakan kornea tidak memiliki pembuluh darah.
"Karena kulit kaya akan vaskularisasi (pembuluh darah), sedangkan kornea tidak.
Kornea tidak punya pembuluh darah, dia dapat nutrisi dari endotel saja," ujar Belva.
Atas penjelasan yang ia tulis dalam twitnya, Belva mengungkapkan jika beberapa penjelasan bersumber dari situs kesehatan, seperti ncbi.nlm.nih.gov, springer.com, dan journals.lww.com.
