Di ILC Tadi Malam, Haikal Hassan Lontarkan Kritikan Menohok Soal Karakter Asli Mahfud MD
Haikal Hassan melancarkan kritikannya kepada Menkopolhukam Mahfud MD saat membahas pelanggaran HAM di era Jokowi.
Editor: Desi Kris
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Acara talkshow ILC TV One tadi malam Selasa 17 Desember 2019 kembali mencuri perhatian publik.
Progam yang dipandu oleh Karni Ilyas ini tampak berlangsung seru.
Karni Ilyas mengangkat tema "Benarkah Tak Ada Pelanggaran HAM di era Jokowi?".
Tampak Menkopolhukam Mahfud MD yang hadir sebagai pemantik.
• Ditanya Soal Rencana Pilpres 2024, Mahfud MD Beri Jawaban Singkat & Mengejutkan
Selain itu juga hadir Ketua PA II 212 Ustaz Haikal Hassan.
Dalam acara tersebut, Haikal Hassan tampak melancarkan kritikan terbuka kepada Mahfud MD mengenai pelanggaran HAM di era Jokowi.

Diawali pertanyaan dari Karni Ilyas, Haikal Hassan langsung melontarkan jawaban yang cukup menohok.
"Lagi-lagi pejabat bikin gaduh, lagi-lagi diangkat di ILC dan semoga ini bisa mencerdaskan kehidupan bangsa.
Adalah cukup malu jika senioritas Pak Mahfud MD dikoreksi oleh juniornya dengan cara yang menohok.
Bahkan menurut pendapat kami, watak asli seseorang itu akan muncul ketika memegang kekuasaan," kata Haikal Hassan.
"Ada sebuah upaya sistematis sekali dalam wacana beliau dan wacana negara yang mengarahkan ini konflik horizontal ini bukan pelanggan HAM.
Seolah-olah negara mau cuci tangan dari kasus itu timbul lagi definisi baru terstrukturlah, sistematisla, meluasnya harus semua daerah," tambahnya.
"Kumpulkan semua pengusaha bus di sini dari Aceh sampai Papua yang dilarang. tTidak boleh angkut acara 212. kumpulkan, luas itu. Itu pelanggaran HAM nggak boleh angkut orang. Ukurannya apa? yang jelas masyarakat terframing dari kata-kata Pak Mahfud. Kalau tidak mau diliput, jangan ucapkan kata ambigu seperti itu," lanjutnya.
Dua contoh lain yang baru terjadi di era Jokowi juga diungkap.
:Tewasnya ratusan orang di pemilu kemarin, kita minta divisum. Kenapa mereka serentak meninggal jumlah lebih dari satu pesawat Boeing hampir 700. Visum, kita minta tolong divisum. Kita minta benar nggak tidak ada kejahatan HAM," lanjutnya dengan nada suara yang tinggi.