Tak Hanya Edhy Prabowo, Donald Trump Ternyata Juga Pernah Kena Bully Soal Lobster, Simak Kisahnya
Ternyata Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga sempat terkena bully soal lobster, begini kisahnya.
Editor: Desi Kris
TRIBUNNEWSMAKER.COM - Lobster dalam beberapa hari terakhir ini jadi perdebatan di Indonesia.
Ini setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo merencanakan dibukanya kembali ekspor benih lobster.
Rupanya, ribut-ribut soal lobster tak hanya terjadi di Indonesia dalam beberapa waktu belakangan.
Lobster juga jadi isu panas bagi Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
• Kesal saat Dengar Kata Tenggelamkan, Edhy Prabowo: Come On, Maju, Move On!
Dilansir dari CNN, Selasa (17/12/2019), banyak kemarahan terjadi di AS karena masalah lobster.
Para petambak lobster di AS, khususnya Negara Bagian Maine, meradang karena pasar lobster mereka rusak akibat kebijakan Donald Trump.
Maine sendiri terkenal sebagai salah satu sentra budidaya lobster di dunia.
Maine sejak puluhan tahun bersaing dengan kompetitor mereka dari Kanada memperebutkan pasar lobster di AS dan pasar dunia.
Penyebab frustasinya petambak lobster di AS disebabkan imbas perang dagang dengan China yang dimulai Donald Trump.
China sendiri jadi negara tujuan ekspor bagi lobster yang banyak dibesarkan dari Maine.
Tetapi, akibat perang dagang, ekspor lobster yang sempat booming selama bertahun-tahun ke China, telah anjlok hingga 84 persen.
Jatuhnya nilai ekspor ini terjadi setelah Beijing memberlakukan tarif masuk yang terlampau tinggi sebagai balasan kebijakan Trump.
• Soroti soal Ekspor Benih Lobster, Susi Pudjiastuti Sampai Istighfar Tidak Boleh Kita Kufur
China, dengan pesatnya pertumbuhan kelas menengah, telah lama jadi deretan negara yang konsumsi lobsternya paling tinggi di dunia.
Lebih ironis lagi pagi petambak lobster Paman Sam, pasar yang kosong karena terganjal tarif masuk ini malah diisi pesaing mereka dari Kanada.
Maine Coast Company, salah satu perusahaan budidaya lobster AS, pada dua tahun lalu bisa mengirim lobster hidup ke sebesar 2 juta pon dengan nilai 12 juta dollar AS ke China.